Hubungan Adit dan Nura masih belum membaik.
Nura menjadi tidak karuan, mood-nya benar-benar berantakan.
Sejak pagi dia mengirim sebuah pesan untuk Adit, tapi tidak mendapat respon. Nura juga menelpon berkali-kali, tapi panggilan itu hanya berakhir sebagai miscall.
"Aku chat dia dari pagi, gak dibalas", keluh Nura pada Deena dan Aliyah saat mereka keluar untuk makan bakso di tempat langgganan mereka sore itu.
"Aku telpon 19 kali gak diangkat-angkat. Parah banget dia ngambeknya", lanjutnya.
"Kok bisa ngambek Ra? ", tanya Deena, sedangkan Aliyah hanya terus menikmati bakso di hadapannya.
Nura menceritakan semuanya, menjabarkan satu per satu masalahnya kepada mereka.
"Ya udah, minta maaf aja Ra. Biar masalah kalian selesai daripada makan hati", ucap Deena.
"Kalau aku sih gak mau minta maaf, salah dia yang gak pengertian", celetuk Aliyah sebelum kembali fokus pada makanannya.
"Coba pikirin dulu baik-baik, kira-kira siapa yang lebih bersalah di antara kalian. Kalau Ra yang lebeh banyak memberi andil untuk itu, ya minta maaf aja. Tapi, kalau dia lebih berat kesalahannya, ya lihat reaksi dia gimana. Mau minta maaf atau gak", jelas Deena.
"Aku sih yang lebih sering buat dia kesal", ucap Nura.
"Masalah kami sebenarnya satu, cuma susah kalau mau ketemuan. Aku kan gak terlalu suka kalau banyak kali keluar, jalan sama cowok, walaupun itu pacar sendiri. Sedangkan, dia gak bisa kalau gak jumpa", jelas Nura.
"Sebenarnya, itu-itu aja masalahnya. Kalau udah jumpa kami baik, walaupun sesekali berantem juga, tapi sejam kemudian pasti baik lagi", lanjutnya.
"Cuma kalau gak jumpa, dia ngambeknya selalu lama", ungkapnya.
🍁🍁🍁
Mereka kembali berbaikan setelah 2 minggu saling mendiamkan.
Masalah itu terselesaikan ketika mereka bertemu. Saat mereka bertemu, hubungan mereka benar-benar terlihat ideal dan baik-baik saja.
Saat mereka keluar bersama, Adit memperlakukannya dengan sangat baik. Memastikan kenyamanannya dan selalu menanyakan destinasi tempat makan yang ingin dikunjungi Nura.
Adit selalu mengikuti pilihan Nura.
Saat mereka makan bersama, Adit mendinginkan makanan Nura supaya Nura bisa menikmatinya dengan nyaman.
Jika mereka makan kepiting, Adit yang membuka cangkangnya dan Nura hanya perlu menikmatinya.
Saat mereka menikmati ikan bakar di salah satu restoran, Adit membiarkan Nura memilih ikan sesuai keinginannya.
Apapun itu, selama Nura benar-benar bahagia. Adit akan melakukan apapun untuk itu.
Tapi, di saat yang sama, saat Nura keberatan untuk bertemu, Adit akan berubah menjadi sangat dingin dan mengabaikannya.
Kejadian-kejadian itu terus berulang.
Hal itu juga yang menjadikan hubungan mereka renggang, kemudian kembali membaik, dan peristiwa-peristiwa itu terus berulang.
Mereka berkali-kali mengalami putus-nyambung.
Meski disangkal, sebenarnya ikatan mereka terlalu rapuh. Hubungan mereka langsung hancur, saat jarak tercipta di antara keduanya.
Entah karena Adit yang terlalu kekurangan kasih sayang, sehingga. menuntut banyak dari Nura.
Entah, mungkin saja cintanya untuk Nura yang terlalu dangkal.
Entah, mungkin saja hanya Nura yang jatuh terlalu dalam padanya.
Hanya waktu yang akan menjawabnya, dan semuanya benar-benar terjawab, terpampang nyata di depan mata.
🍁🍁🍁
Aditya juga menceritakan semua persoalannya termasuk masalahnya dengan Nura kepada satu-satunya teman terdekatnya, Johan.
Johan mengetahui semua cerita yang terjadi antara Nura dan Aditya.
Tentu saja, itu versi Aditya.
"Nura itu cewek baik, Bro. Lo jangan main-main", ucap Johan.
"Memang gak main-main. Udah tua juga Bro, udah saatnya lebih serius. Lo aja udah nikah, kan gue juga mau nikah", jawab Adit.
"Baguslah kalau gitu, gue dukung apapun keputusan Lo", ucap Johan.
Mereka mengakhiri pembicaraan panjang mereka dengan mulai bermain game bersama di sela-sela pekerjaan mereka.
Saat itu keduanya masih bekerja sebagai konsultan freelance untuk sebuah proyek yang tengah berlangsung dan tengah mempersiapkan perusahaan mereka sendiri.
🍁🍁🍁