Chereads / ENDLESS BLUE / Chapter 9 - First Day

Chapter 9 - First Day

Nura masih mengawang, pikirannya tidak karuan.

Meskipun bayangan Adit sudah menghilang dari hadapannya, tapi jejaknya masih terasa sangat nyata.

Pipinya masih merah merona karena tindakan Adit yang tanpa canggung langsung mendaratkan ciuman di keningnya sebelum pamit pulang.

"Nura, I love you", ucap Adit setelah itu yang hanya direspon dengan dehem-an oleh Nura.

Kejadian itu terjadi di depan rumahnya saat Nura mengantar Adit sampai ke depan gerbang.

"Berarti ini hari pertama kita ya", ucap Adit setelahnya.

"Hah, hari pertama?", respon Nura yang masih kehilangan setengah jiwa dan kesadarannya.

Belum pernah ada laki-laki yang menciumnya, tapi bagi Adit hal itu terlalu biasa; hanya kecupan kening, itu bukan ciuman.

"Iya, hari pertama kita jadian", ucap Adit dengan nada percaya diri.

"Tapi kan Nura belum bilang iya", jawabnya polos dan jujur.

"Jadi, Abang ditolak?", tanya Adit serius.

"Seumur hidup abang belum pernah ditolak", lanjutnya.

"Gak gitu", jawab Nura.

"Narsis banget ni orang", batinnya.

"Berarti diterima dong", balas Adit.

"Gak gitu juga", jawab Nura.

"Jadi, Abang ditolak atau diterima ni? ", tanya Adit dengan nada yang lebih santai.

"Nura gak tau, semuanya terlalu cepat, Nura belum bisa ambil keputusan sekarang", jawab Nura sungguh-sungguh dari hati yang terdalam.

"Ya udah, dipikirin aja dulu, pertimbangin baik-baik", jawab Adit.

"Ya udah, Abang pamit ya", lanjutnya.

🍁🍁🍁

Begitulah momen pertemuan pertama mereka sekaligus menjadi hari pertama mereka sebagai pacar.

Menurut Adit mereka sudah cukup tahu satu sama lain, mereka bertukar banyak cerita, bahkan menyisipkan tentang keluarga masing-masing.

Di antara mereka, tahap penjajakan dalam hubungan tidak dibutuhkan lagi karena mereka sudah saling mengenal dengan baik.

Mereka juga menemukan chemistry satu sama lain.

Itu yang dikatakan Adit kepada Nura, itu yang menjadi alasannya untuk langsung merubah statusnya sebagai pacar Nura.

Meskipun tidak sepenuhnya setuju dengan Adit, Nura tidak benar-benar keberatan dengan semua yang Adit katakan.

Lebih tepatnya, bukan tidak keberatan, tapi hanya hati yang terlalu menginginkannya.

🍁🍁🍁