Chereads / ENDLESS BLUE / Chapter 2 - Teman Chat

Chapter 2 - Teman Chat

Adit tidak membuka akun media sosialnya selama beberapa hari karena tengah camping bersama teman SMA-nya, Johan.

Mereka camping ke area pegunungan yang jaringan untuk menelpon saja tidak ada, apalagi internet-an.

Di tempat lain, Nura merasa aneh, seseorang yang menghubunginya lebih dulu, tapi menghilang setelah mendapat balasan darinya.

"Apa coba maunya?", keluh Nura pada dirinya sendiri.

"Awas aja kalau chat lagi, gak bakalan aku balas", lanjutnya yang masih bicara sendiri.

Tepat setelah ucapannya, pesan dari Adit masuk.

"Aku Ahsraff Aditya, angkatan 2010, satu leting sebelum Ruhul", tulisnya.

"Nura angkatan tahun berapa ?", ketiknya lagi.

"Maaf slow respond, baru pulang camping, baru dapat jaringan", lanjutnya karena belum mendapt balsan dari Nura.

"Gak apa deh, balas aja ya, kan belum 5 menit", batin Nura.

"Oh iya, gak apa. Nura leting 2011, sama kaya Ruhul, cuma kami beda kampus", balasnya.

"Oh ya, jadi sejak kapan kalian kenal ?", tanya Nura.

"Nura sama Ruhul itu kawan dari SMP, kami berempat, masih dekat sampai sekarang", balas Nura.

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ

Chat itu terus berlanjut, pembicaraan pembuka tentang Ruhul yang merupakan satu dari lima cewek yang memilih jurusan yang sama dengannya, Teknik Elektronika, untukย mengaitkan mereka juga tidak dibahas lagi.

Nama Ruhul juga sudah hilang dari pembahasan mereka. Hanya ada tentang mereka berdua.

Percakapan itu terus berlanjut, mengisi hari keduanya setelah aktivitas kampus mereka yang melelahkan.

Mereka terus berhubungan melalui chatting selama setahun tanpa pernah bertemu. Bertukar kabar, saling bertukar bercerita, tanpa pernah melihat wajah satu sama lain, selain foto-foto yang mereka bagikan melalui akun media sosial mereka masing-masing.

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ

Meskipun pembicaraan mereka melalui messenger masih berlangsung dan terus berlanjut selama setahun terakhir, tanpa sepengetahuan Nura, Aditya masih mengencani perempuan lain di kehidupan nyata. Tentu saja, ia merahasiakan fakta itu dari Nura.

Meskipun memiliki pacar, Adit tetap mengajak Nura untuk bertemu. Tapi, ajakan itu tidak pernah memperoleh jawaban yang sesuai harapannya.

Nura selalu menolak untuk bertemu. Meskipun sudah sangat nyaman berkomunikasi lewat chat, tapi Nura tidak berani untuk menatap langsung wajah laki-laki yang mengisi hari-harinya dengan pesan manis; yang menjadi moodbooster di antara rasa lelahnya menjalani berbagai praktikum di kampus, menulis laporan, dan mengerjakan berbagai tugas lain.

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ