Luna duduk di kursi tepat di samping ranjang Ethan. Dia terus memperhatikan wajah suaminya yang tadi pagi terlihat fresh, kini terlihat pucat. Apalagi kepalanya terpasang perban dan hidungnya masih memakai oksigen. Pria gagah itu tampak lemah tak berdaya.
"Jangan pernah seperti ini lagi, aku takut kehilangan dirimu. Cepatlah sadar, Sayang." Luna menatap sendu wajah Ethan sembari mengusap punggung tangannya, sesekali dia juga mencium tangan suaminya itu. Wanita hamil itu merindukan prianya yang ceria dan selalu menghiburnya.
Karena menunggu Ethan belum sadar juga, Luna ketiduran dengan posisi masih duduk dan kepalanya bertumpu pada ranjang Ethan. Tangannya pun masih setia menggenggam jemari suaminya.
Perlahan jemari Ethan bergerak, dia mencoba membuka matanya dan menoleh ke arah Luna yang masih tertidur. Pria itu tersenyum sembari menghusap rambut istrinya dengan tangan yang masih terpasang infus.
'Aku akan selalu bertahan dan berjuang hidup untukmu,' batin Ethan.