Taraaaa... dibawah 18 jangan baca!!!
Ethan menyuapi Luna dengan irisan-irisan pancake yang semakin manis dengan lelehan coklat.
"Seharusnya kamu tidak perlu menyuapiku Tan, aku bisa makan sendiri," ucap Luna dengan senyum merona. Ah, dia tampak berbunga-bunga atas perlakuan suaminya yang romantis itu.
"Aku ingin memanjakanmu. Melihatmu tersenyum tulus untukku, adalah hal paling damai. Aku lama menantikan saat-saat seperti ini," balas Ethan sembari menyuapi Luna dengan garpu.
Luna semakin merona, sembari menerima suapan demi suapan dari Ethan, dia semakin kenyang, padahal belum minum susu.
"Aku sudah kenyang, perutku akan sesak jika terus memaksa makan," ucap Luna dengan tatapan memohon. Memohon supaya Ethan tidak menyuapinya lagi.
Ethan menghela napasnya, dia tersenyum menatap istrinya yang mulai menunjukkan sikap manja,"Yasudah. biar aku yang habiskan."
Luna meraih pisau dan garpu dari tangan Ethan, "Sekarang aku yang akan menyuapimu," ucap Luna.
Ethan hanya mengangguk pasrah. Luna menyuapinya sedikit demi sedikit. Pria itu tak pernah berpaling, matanya tetap menatap wajah Luna yang semakin cantik natural. Pipinha chubby menggemaskan, mungkin efek hamil.
"Sudah habis," ucap Luna.
"Susunya belum dimimun," balas Ethan sembari mengambil segelas susu yang sudah dia siapkan untuk Luna.
Luna menatap malas susu itu, lagi-lagi minum susu. Makan pancake coklat sudah membuatnya eneg, sekarang harus minum susu juga,"Kapan sih kamu akan lupa membuatkan susu untukku." Luna merengut sembari mengambil susu itu dari tangan Ethan.
"Rutinitas tidak akan pernah kulupakan Luna. Kalau adik bayi sehat, kan kamu juga senang," balas Ethan sembari memperhatikan Luna yang meminum susu itu.
"Aku tidak sanggup menghabiskannya. sumpah, aku akan mual jika memaksa menghabiskan ini," ucap Luna sembari meletakkan gelas yang masih ada setengah susunya.
"Yasudah. Aku saja yang minum," balas Ethan sembari mengambil susu itu dan meminumnya. Sepertinya minum susu khusus ibu hamil akan menjadi kebiasaan Ethan juga selama Luna hamil.
Ethan beranjak dari duduknya menuju sound system. Dia memutar lagu yang berjudul LOVE ME LIKE YOU DO milik ELLIE GOULDING. Membuat suasana malam itu jadi lebih romantis.
"Ayo Kita dansa!" Ajak Ethan sembari tersenyum mengulurkan tangannya pada Luna.
"Yang benar saja, aku malu. orang hamil dansa," ucap Luna yang merona atas ajakan suaminya itu.
"Kita bersatu karena kehamilanmu, lalu apa salahnya jika melakukan hal yang romantis dan manis sekarang. Ayolah, Please!" pinta Ethan dengan tatapan memohon.
Luna menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Baiklah. Aku tidak ingin membuatmu terus kecewa karenaku," Ucap Luna sembari berdiri menerima uluran tangan Ethan.
Mereka mengambil posisi dansa. Ethan melingkarkan tangannya ke pinggang Luna, sedangkan Luna mengalungkan tangannya ke leher suaminya itu.
Jarak merek sangat dekat. Luna menunduk sembari bergerak mengikuti Ethan. Diiringi musik yang menggema, Dunia serasa milik mereka berdua.
"Look at me! Jangan menunduk begitu!" seru Ethan lirih.
Perlahan Luna mendongak, mentap intens mata suaminya yang seakan menusuk tajam kedalam hatinya. Dia merasakan debaran yang sama saat Edward pertama kali mengungkapkan perasaannya.
"Mungkin, aku memang sudah mencintaimu Ethan," Batin Luna sembari terus menatap suaminya itu.
"Aku menyayangimu Febiola Luna Ananta, Aku ingin kita selalu seperti ini," Ucap Ethan lirih, menatap sendu istrinya yang sekarang sudah 100 % menerimanya.
"Aku juga menyayangimu Ethan Darric Angelo. kita pasti akan selalu seperti ini, sampai kapanpun," Balas Luna dengan senyum meyakinkan.
Ethan menunduk mendekatkan bibirnya ke bibir Luna, ia mencium istrinya dengan lembut. Luna membalas ciuman itu dengan mata terpejam. Merasakan damainya berdua tanpa ada bayang-bayang Edward lagi.
"Apa kamu setuju, menaruh nama Angelo di belakang nama anak-anak kita nanti?" Tanya Ethan setelah melepas ciumannya.
"Tentu saja, Kamu ayahnya. Sudah wajar jika anak memakai nama belakang dengan nama ayah mereka," jawab Luna sembari menyandarkan kepalanya ke dada pria itu. Mereka masih berdansa dengan diiringi alunan musik. Kali jni sudah berganti menjadi lagu berjudul A THOUSAND YEARS milik CHRISTINA PERRY. Lagu itu menambah kesan romansa mereka berdua.
"Apa kamu takut menghadapi proses kelahiran?" Tanya Ethan. Diam-diam dia cemas jika Luna melahirkan secara normal, apalagi melahirkan dua bayi. Dia takut bisa membahayakan nyawa istrinya itu.
"Selagi kamu menemaniku. Mungkin aku tidak akan takut," Jawab Luna spontan sembari mendongak menatap Ethan.
Ethan mengusap lembut pipi Luna dengan jari-jemarinya, "Aku akan selalu menemanimu." Ethan mencium kembali bibir Luna, begitu pula Luna membalas ciuman itu.
Dua sejoli itu berciuman penuh cinta, hingga sang pria membopong istrinya masuk ke kamar. Merebahkan tubuhnya diranjang yang sudah di taburi bunga mawar.
Luna terkejut saat Ethan menyalakan lampu kamar. Kamar itu sudah tampak sangat berbeda. Dengan taburan bunga mawar dan nuansa romansa lampu-lampu candelight, Ada tulisa I Love You di tembok. Karena saat baru masuk kamar tadi, masih dalam keadaan gelap.
"Kamu menyiapkan semua ini?" tanya Luna yang sudah rebahan, Dia menatap suaminya sendu. Ethan berhasil membuatnya sangat terkesan.
"Iya," jawab Ethan lirih. Ah dia tidak bilang kalau dibantu David dan Vira. Mungkin biar Luna tidak malu pada sahabatnya itu.
"Kamu ..." ucapan Luna terhenti. Dia tidak bisa mengungkapkan rasa bahagianya. Wanita hamil itu langsung menarik suaminya dan menciumnya, Memeluknya.
"Aku menyayangimu. Aku ingin membuat malam pertama kita yang tertunda selama berbulan-bulan jadi berkesan. Suatu hari nanti, aku akan mengajakmu honeymoon, ketika anak-anak sudah lahir." Balas Ethan setelah melepas ciuman Luna.
"Inรฌ lebih dari cukup. Sangat berkesan. Kamu sangat manis. Maaf sudah membuatmรน menunggu. Aku juga menyayangimu," ucap Luna lirih dengan mata berkaca-kaca.
Luna merasa bersalah, karena membuat pria sebaik dan semanis Ethan menunggunya terlalu lama. Menahan diri setiap hari meski mungkin Ethan menginginkannya saat tidur bersama. Padahal seorang suami berhak mendapat haknya setelah sah menikahi seorang gadis.
Ethan kembali menciumi Luna. Melepas semua yang menempel di tubuhnya.
Mencium perutnya, bahkan setiap inci dari tubuh Luna.
Luna merasa sedikit gugup dan gemetar menerima sentuhan Ethan. Namun dia juga merasa senang dan menikmatinya. Hingga Ethan juga sudah tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya.
"You can do it!! I'm yours!" bisik Luna dengan nafas yang sudah tidak beraturan.
"Ya. You are mine. I love you so much," balas Ethan lirih sembari melanjutkan aktifitasnya.
Mereka berdua bercinta dalam nuansa romantis, dengan posisi senyaman mungkin supaya tidak mengganggu keberadaan si kembar didalam perut itu. Yah. Meski itu masih tetap membuat perut buncit Luna menegang.
#Mikir kerasssss
buat yang suka baca karya aku, aku punya karya di fizzo. bisa dibaca sampai tamat gratis. judulnya the replacement bride love after marriage atas nama pena dellunaxray.
ada juga yang masih on going di akun baby Moonjuice judul : Obsesi gila tuan CEO.
bantu dukung di sana ya, karena saya nggak nulis lagi di sini. di sana semua karya bahasa Indonesia kok. dan gratis.