Chereads / Kompromi Cinta Sang Idola / Chapter 5 - Not Balok

Chapter 5 - Not Balok

Setelah lolos audisi Seina kini kian disibukkan dengan latihan latihan vokal.Dirinya di haruskan bersaing dengan orang orang yang juga telak lolos audisi untuk bisa lanjut ke babak berikutnya.Seina sadar bukan hanya dirinya yang memiliki suara yang bagus.Bahkan bisa dibilang semua pesaingnya sama bagusnya.

Seina hanya bisa berusaha sebaik mungkin karna baginya sebuah kesuksesan bisa di raih dengan kerja keras,Usaha,Takdir dan selebihnya adalah keberuntungan.Dirinya sudah sangat beruntung bisa masuk dalam ajang ini meski sebelumnya dirinya gagal audisi dan lewat kegagalan itulah justru yang membawanya sampai di sini.

Setelah lebih dari sebulan proses babak penyisihan berlangsung kini terpilihlah 12 finalis inti dari MUSIC IDOL INDONESIA.Ke dua belas kontestan yang terpilih terdiri dari tujuh finalis perempuan dan lima finalis pria mereka berasal dari beberapa kota yang salah satunya tentunya Seina,Mereka akan di bimbing dan di karantina dalam sebuah rumah khusus selama kurang lebih tiga bulan.

Ke 12 finalis ini dibagi menjadi tiga kelompok dan masing masing kelompok akan di mentori oleh masing masing juri.Excel,Putra,Lala,Dan Celine akan dimentori oleh Helena di kelompok A. Keysa,Nina,Nathan dan Febri akan dimentori oleh Arsya di kelompok B. Sedangkan di kelompok terakhir yaitu kelompok C ada Raffa,Alea,Khanza, Dan tentu saja Seina dan mentor yang tersisa tentulah Devan.Mentor yang paling tegas dan paling menuntut semua anak didiknya harus bisa dan harus bagus.

"Halooo semuanya. .Hari ini kita akan belajar olah vokal dan latihan pernapasan." Ucap Helena menyapa semua finalis yang sudah berkumpul di ruang latihan.

"Kalian akan kami beri masing masing 2 Lagu untuk penampilan minggu depan.Dan setiap lagu akan kami undi kalian masing masing harus mengambil dua kertas dari dalam bowl glass ini." Ini penjelasan dari Arsya yang tampil cool dengan kaca mata hitam dan jas hitam casual yang di tarik hingga hampir kesiku.

"Lagu yang sudah di dapat tidak bisa ditukar.Mau tidak mau suka tidak suka kalian harus menampilkan lagu tersebut dengan penampilan terbaik minggu depan." Devan hari ini yang terlihat paling keren meski pembawaannya tetaplah sedingin es balok.

****

Setelah mendapatkan lagu masing masing ,mereka semua memulai untuk latihan pernafasan terlebih dahulu.Hanya A Yang keluar dari mulut mereka namun nadanya mengalun seduai tangga nada.Semakin lama semakin cepat bahkan semakin tinggi membuat mereka yang belum terbiasa jadi merasa tercekik.Ini hanyalah latihan sederhana tapi cukup melelahkam karna membuat nafas ngos ngosan.

Selanjutnya semua finalis mendapatkan masing masing 2 kertas sesuai lagu yang mereka dapatkan.Dalam kertas itu tentu saja ada lirik lagu beserta notnya.Mereka diminta menguasai lagu tersebut dengan intonasi yang sedikit berbeda jadi tidak monoton seperti lagu aslinya.

Seina yang paling bingung ketika menerima lembaran kertasnya.Not angka dan not balok yang tersaji tak satupun dia mengerti.Dari kecil dirinya suka menyanyi tapi tak pernah mengerti cara membaca not angka apalagi not balok.Baginya menyanyi ya mengeluarkan suara bukan membaca rangkaian angka angka apa lagi rangkaian simbol nada berwarna hitam yang entah apa itu.

Seina mendapat giliran pertama latihan bersama mentornya yaitu Devan.gadis berlesung pipi ini sangat gugup tapi mencoba sebisa mungkin untuk tampak tenang.Dirinya mulai menyanyi dengan diiringi oleh suara piano yang Devan mainkan.Dimana sampai pada bait kedua Devan selalu meminta Seina mengulang dari awal bait kedua dimana notnya diganti oleh Devan agar intonasinya berbeda dengan penyanyi aslinya.Seina sudah mengulangnya lebih dari tiga kali hingga akhirnya.

"Braaak." Devan menggebrak piano dihadapannya.Semua mata tentu tertuju padanya.

"Yang kamu pegang itu dibaca..!!". Seina yang sedari tadi memang memegang lembaran berisi rangkaian not itu kini sedikit gemetar.

"M-Mmm ..Maaf..Maaf.Sa...ya. ." kata kata Seina terpotong kallimat Devan.

"Yang lainnya juga menunggu giliran jadi kamu harus profesional mulai sekarang.Ini udah 12 besar.Kamu gak bisa main main lagi." Devan menunjuk nunjuk wajah Seina yang menghadap malu kepadanya.Mirip anak kecil yang dimarahi Ibunya."Kenapa begitu sulit..?Kamu sudah dikasih kertasnya tinggal baca trus dinyanyian.!!"

"Saya gak bisa baca not kak Devan." Ini ucapan polos Seina yang membuat sebagian finalis lainnya menjadi tertawa.

"Saya akui kamu memang berbakat.Tapi ini kompetisi.Disini kamu diharuskan patuh pada aturan.Bukan nyanyi seenaknya sendiri.12 besar gak bisa baca not.MALU MALU IN." ucap Devan tegas.

Seina hanya tertunduk malu mendengar beberapa cibiran teman temannya dan juga ejekan Devan.Sebisa mungkin dirinya menahan buliran air mata yang hampir terjun bebas dari pelupuk matanya.

"Selanjutnya Alea.." Devan memanggil peserta selanjutnya."Dan kamu..Nanti saya akan kasih kelas khusus buat kamu setelah yang lain selesai." Seina hanya mengangguk lalu bersiap pergi."Mau kemana kamu??Kalau gak bisa ya belajar bukan malah pergi.Duduk di sana dan perhatikan bagaimana teman temanmu bernyanyi." Seina lagi lagi hanya menurut tanpa menjawab,Mirip peliharaan yang menurut pada tuannya.

.

.

.

.

Tak terasa setelah dua jam sesi latihan pun selesai.Tapi bagi Seina ini malah baru akan di mulai.Setelah semua finalis lainnya meninggalkan ruang latihan kini hanya ada Dirinya dan tiga mentor yang lain.Namun tentu saja hanya Devan yang berhak melatihnya dan mentor yang lain sibuk sendiri dengan tugas mereka masing masing meski sesekali melirik Devan yang mengajar murid khususnya.Anehnya kali ini pembawaan Devan berbeda dengan sebelumnya.Kali ini Devan mengajari Seina cara membaca not dengan sabar.Walaupun masih terasa Devan yang dingin tapi setidaknya tidak ada nada ketus dalam perkataannya.Entah lah jika hanya berdua Devan menjadi sosok yang berbeda.

"Bukankah tujuanmu menjadi penyanyi agar Ayahmu yang katanya seorang musisi itu bangga padamu?" Seina mengangguk kecil. "Karna itu kau harus berusaha.Kau harus membuktikan kalau kau bisa!!".Devan memotivasi gadis dengan kisah masa lalu yang misterius ini. "Aku jadi penasaran siapa sebenarnya musisi indonesia yang adalah Ayahmu?".

"Apa kak Devan tau seorang musisi yang bernama asli Gunawan?" Tanya Seina memberanikan diri.Terlihat Devan juga berpikir keras mengingat musisi yang di kenalnya.

"Biasanya seseorang jika sudah terjun di dunia entertainment akan mengubah nama aslinya menjadi nama panggung atau nama yang membuat mereka menjadi tenar.Entah lah siapa itu gunawan.Apa hanya itu yang kau ketahui tentang Ayahmu??".

"Sebenarnya ada satu lagi.Kata Tanteku beliau punya bekas luka di punggung bagian kirinya.Semacam luka bakar."

"Jaman sekarang luka seperti itu bisa saja dihilangkan dengan oprasi plastik jika seseorang itu punya banyak uang."

"Ah..benar juga." Seina tak berpikir sejauh itu. "Apakah kak Devan ini juga memakai nama panggung?" .Satu pertanyaan yang membuat wajah sedingin es itu mengkerut.