"Ah..benar juga." Seina tak berpikir sejauh itu. "Apakah kak Devan ini juga memakai nama panggung?" . Satu pertanyaan yang membuat wajah sedingin es itu mengkerut.
"Devan itu nama asliku..tapi nama belakangku adalah rahasia." Seina sedikit kecewa dia pikir dirinya bisa tau nama asli Devan yang di kenal dengan Devan Armando. Nama belakang yang menurutnya seperti nama tokoh telenovela,Tidak cocok dengan wajahnya yang lebih ke oriental.
Setelah 2 jam berkutat dengan not balok dan not angka. Meski belum sepenuhnya menguasai setidaknya Seina kini sudah memahami bahwa membaca not kita harus paham betul tentang dasar nada yang tentu saja adalah tangga nada dari do re mi fa sol la si do. Helena dan Arsya yang melihat Devan dan Seina malah berbisik bisik sambil cekikikan.
"Lihatlah mereka sudah seperti adegan film Rhoma irama.Apa ya judul film nya..?" Helena bicara pada Arsya sambil menunjuk dengan kepalanya ke arah Devan dan Seina.
"Haaa haa benar juga yang lagunya Pak guru itu kan??.Ini perlu di dokumentasi ." Arsya merekam mereka diam diam dari arah samping.
***
Seina yang baru keluar dari ruang pelatihan menuju ke ruang makan karna memang sudah jam makan siang.Beberapa teman finalis lainnya bahkan sudah selesai makan tanpa menunggu temannya yang lain.
"Wah wah..lihat yang baru saja privat class sampai berjam jam. Kau tadi belajar atau menggoda kak Devan??" Ucap sesama finalis bernama Alea.
Finalis yang merasa dirinyalah yang paling baik dari semua temannya yang lain. Memang dari ke 12 finalis memang Alea lah yang paling menonjol dan kaya karna memang dirinya adalah seorang putri tunggal dari direktur salah satu bank swasta. Dalam bernyanyi Alea memang selalu bisa menampilkan yang terbaik dia selalu bisa membuat sebuah lagu itu menjadi lebih asik.
Meskipun bagi sebagian orang menilai bahwa suara Alea tak terlalu bagus hanya penampilannya di atas panggung yang bagus. Di dukung dengan paras cantik dan body yang aduhai, Karna perawatannya tiap bulannya saja bisa mencapai puluhan juta sudah seperti artis saja.
"Maksud kamu apa Alea? Aku tadi memang benar benar belajar kok" Ucap Seina polos yang malah mendapatkan tawa dari teman teman lainnya yang memilih untuk berteman dengan Alea.
"Ya ..kita kan gak tau apa aja yang kamu lakukan di dalam. Ya gak gaiss..??"
"Didalam gak cuma kita berdua ada Bunda Helena juga Kak Arsya." Seina masih membela diri dengan fakta yang ada.
"Udah yuk gais kita jangan lama lama disini ntar kita jadi ketularan katrok." Alea pun pergi dengan ke 4 temannya yang sekiranya satu level dengannya. Sementara peserta lain yang berasal dari kampung dan tak terlalu modis dan cantik tentu menjadi bulan bulannya mereka,Termasuk Seina tentunya.
"Udah Seina jangan di dengerin. Itu hanya akan buat semangat kamu drop dan kamu gak bisa fokus untuk berkompetisi." Ucapan Nina membuat Seina merasa tenang karna ternyata di asrama ini masih ada teman yang baik.
Nina peserta yang berasal dari Lampung namun keluarganya asli jawa tengah dan tentu saja bisa bahasa jawa. Karna itu Nina dan juga Seina bisa cepat akrap karna sama sama bisa berbahasa jawa. Nina menjadi sahabat Seina sejak dari babak penyisihan. Selain Seina Febri juga berasal dari Jawa tepatnya Jawa timur pria kelahiran kota Malang ini juga supel dan ramah.
Dari semua peserta laki laki. Yang paling tampan adalah Nathan peserta yang berasal dari aceh ini memang memiliki paras yang paling tampan dari pada yang lain. Selain tampan Nathan juga memiliki bentuk tubuh yang ideal dengan perut six pack nya. Nathan memiliki suara khas yang sedikit berat dia paling cocok jika menyanyikan lagu bergenre rock.
Setelah selesai makan Seina membantu Nina yang dapat giliran untuk mencuci piring. Mereka berdua mencuci piring sambil berlatih bernyanyi bersama. Seina mengelap piring dan mengembalikan kedalam rak. Nathan yang baru saja leluar dari kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur tak melihat keberadaan Seina tak tak sengaja menyenggolnya membuat tumpukan piring bergoyang dan mangkuk yang berada paling atas dari tumpukan itu pun jatuh dan pecah.
"Pyar..."
"Aduh maaf aku gak sengaja"
"Gak liat apa aku bawa piring begini??" Nina yang melihat kejadian ini mengambik alih piring yang di bawa Seina takut nanti jika jatuh lagi.
"Aku bantu bersihin deh.." Ucap Nathan.
"Ya emang seharusnya begitu.." Seina masih menggerutu kesal. Nathan langsung mengambil alat untuk menimpal pecahan kaca.
Seina yang melihat Nathan menyapu serpihan kaca menjadi gemas. Kelihatan banget kalau pria ini gak pernah pegang sapu. "Udah biar aku aja. Sampai bulan purnama juga kamu gak bakalan selesai." Seina mengambil alih sapu yang di pegang Nathan dengan sedikit kasar.
"Maaf akau gak pernah nyapu sebelumnya." Ucap Nathan sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.
" Udah tau..Udah kelihatan juga.." Sepecat kilat Seina sudah merapikan bekas kekacauan yang terjadi. Didapatinya wajah Nathan yang sedari tadi mengamati tiap gerakannya.
***
Seorang pria terlihat memasuki mobil mewahnya. Dirinya merebahkan tubuhnya di atas kursi empuk mobil seharga fantastis tersebut dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya. Sambil merilekskan tubuhnya pria paruh baya ini mengutak atik smartphone keluaran terbaru yang baru saja di belinya.
Matanya tertuju pada layar benda persegi panjang yang pipih tersebut. Sebuah aplikasi yang di bukanya menunjukkan sebuah vidio yang sempat viral beberapa waktu lalu Seorang gadis yang gagal Audisi dan bernyanyi untuk sang ibu sebagai permintaan maafnya. Mendengar suara itu hatinya bergetar matanya terpejam menikmati suara indah itu. Dalam penghayatannya menikmati suara gadis itu satu bayangan muncul di fikirannya. Sosok yang dulu pernah di sakitinya.
"Kenapa tiba tiba aku memikirkan santi??" Pria itu kemudian melihat vidio selanjutnya di mana gadis itu pada akhirnya lolos audisi dan kini menjadi salah satu finalis ajang pencarian bakat terpopuler tahun ini. Seutas senyum tersimpul dibibirnya entah kenapa ada sebuah perasaan bangga akhirnya gadis itu bisa menjadi finalis.
"Andai saja waktu itu anak ku masih hidup mungkin saja akan seusia gadis ini."
Flash back
"Untuk apa lagi kamu kesini mas..?"
"Aku dengar kau melahirkan dirumah sakit ini aku ingin melihat anakku dan memberikan nafkah untuknya."
"Dia meninggal setelah lahir. Lagi pula jika dia hidup aku yakin dia juga tak sudi punya ayah sepertimu." Santi yang matanya masih sembab karna menangis menahan emosi sebisa mungkin menghadapi kedatangan suami yang menyakiti hatinya. Berselingkuh di depan matanya dengan sahabatnya sendiri. "Bukankah kau sudah menikah dengan Vina ?? Dan kini tak ada alasan lagi status kita ini. Ceraikan aku mas..!!".
Flash Back End.