Chereads / Kompromi Cinta Sang Idola / Chapter 7 - Hak veto

Chapter 7 - Hak veto

Kompetisi masih berlangsung. Bakat memanglah yang utama namun sisanya adalah keberuntungan. Beberapa finalis sudah tereliminasi. Mereka pulang bukan karna penampilannya buruk atau suaranya jelek namun voting terendeh memanglah harus pulang. Ajang ini masih menggunakan sistem voting dari penonton dengan mengirimkan sms dukungan untuk finalis favorit mereka. Sedangkan masing masing juri atau mentor memiliki satu hak veto untuk menyelamatkan satu peserta yang menurut nereka layak untuk di beri kesempatan.

Babak kali ini sudah sampai pada 8 Besar. Dimana 8 peserta kini harus berjuang dengan keras untuk menggapai impian mereka menjadi juara. Setiap minggunya Alea selalu mendapatkan posisi pertama dalam voting penonton. Selain karna penampilannya yang bagus tentu saja seseorang di belakangnya sudah mengatur segalanya agar putri satu satunya bisa memenangi kontes menyanyi yang akan bisa melambungkan namanya.

Alea yang di ketahui seorang putri tunggal direktur utama bank swasta tersebut tiap minggunya selalu memberikan dukungan penuh untuk putrinya. Tak tanggung tanggung puluhan juta rupiah rela dia gelontorkan. Tiap minggunya di hari di mana putrinya akan tampil ayahnya selalu bagi bagi dalam bentuk pulsa ataupun uang kepada masyarakatnya untuk memberikan vote dan dukungan untuk putrinya.

Pria yang rencananya akan mencalonkan diri menjadi wali kota salah satu kota di pulau Sumatra setelah dirinya pensiun nantinya. Jika putrinya berhasil memenangi ajang pencarian bakat ini dirinya akan memiliki nilai plus dan akan mudah diingat masyarakat. Dan tentu saja ayah dan anak ini akan saling mempengaruhi. Hanya saja hal itu tentulah sebuah harapan bagaimana pun takdir yang akan menentukan.

Sedangkan Seina , gadis ini hanya mengandalkan kemampuan dan keberuntungan saja. Beberapa kali gadis ini berada di urutan terendah dan hampir tereliminasi. Seperti malam ini,Semua perserta mendapatkan dua lagu berbeda dan salah satu lagu adalah lagu dengan bahasa inggris. Seina memang bisa menyanyikannya namun intonasinya terkesan kaku dan dipaksakan. Seina memang berasal dari kampung karna itu dirinya agak tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri menyanyikan lagu Listen milik Beyonce, Bahkan di tengah lagu dirinya sempat lupa lirik. Hingga berujung membuatnya berada di posisi 3 terbawah. Ada Putra,Khanza dan juga Seina.

"Bagaimana ini Devan?? dua anak didik kamu ternyata ada di urutan terbawah. Sedangkan kau juga sudah kehilangan Raffa di babak sebelumnya. Menurutmu bagaimana penampilan mereka malam ini." Ucap Daniel selaku host ikut penasaran

"Aku sudah melatih mereka dengan sebaik mungkin. Khanza sudah melakukan dengan maksimal sedangkan Seina kelemahannya memang bahasa inggris."

"Lalu jika salah satu dari kedua anak didikmu yang nantinya tereleminasi dan harus pulang malam ini apakah kau akan menggunakan hak veto atau merelakannya?"

"Aku hanya akan menggunakan hak vetoku untuk orang yang memang berhak dan mampu."

"Baiklah pemirsa siapakah dari ketiga peserta yang akan pulang malam hari ini..??" Daniel menunjuk ke kayar besar yang akan menampilkan hasil voting peserta.

Seina ,Khanza dan juga Putra sudah berdiri di ujung panggung menunggu hasil voting keluar. Seina menautkan kedua tangannya yang dingin. Dirinya sangat gugup sekali. Ini bukan pertama kalinya dirinya berada di posisi tiga terbawah. Kali ini Seina pasrah apapun keputusannya akan dia terima dengan ikhlas.

Devan dan Helena juga sama sama tegangnya karna salah satu dari anak didik mereka yang akan pulang. Hasil sudah muncul dalam layar Putra berada di urutan ke 6,Khanza di urutan ke 7 Dan Seina di urutan ke 8. Itu akhirnya Seina yang harus pulang.

"Baik pemirsa ternyata Seina yang berada di posisi terakhir. Dan malam hari ini harus ada satu lagi peserta yang pulang. Semua keputusan kini ada di tangan Devan. Melepas Seina atau mempertahankan Seina dengan menggunakan hak veto dan merelakan Khanza yang berarti ada di urutan terakhir jika Seina di selamatkan. Atau merelakan Seina dan masih menyimpan hak veto yang kamu miliki."

"Ini keputusan yang sulit ya..dua duanya murid saya." Devan tampak berpikir dan sesekali merundingkan dengan Helena dan juga Arsya yang ada di sebelahnya.

Seina dan Khanza sangat gugup menantikan keputusan apa yang akan di ambil oleh mentornya. Keduanya kini saling bergandengan,Tangan mereka sama sama dinginnya. Wajah mereka juga pucat pasi karena tegang.

"Dua duanya menurut saya bagus. Kalian sejauh ini sudah belajar dengan sangat baik. Progres kalian selama beberapa minggu ini sangat luar biasa. Khanza kamu oke..tapi malam ini kamu seperti kurang menjiwai lagunya. Entah sepertinya fikiran kamu seperti melayang kesuatu tempat sehingga malam ini kamu kurang maksimal."

"Sedangkan Seina. Malam ini sebenarnya kamu tampil cukup baik namun sayang kamu sempat lupa lirik di tengah dan itu cukup fatal." Seina hanya mengangguk mengakui kesalahannya.

"Jadi bagaimana Devan apakah kamu akan menggunakan hak veto kamu atau masih akan menyimpannya??"

Suasana semakin tegang sedang sorak sorai penonton di studio tersebut membahana meneriakkan nama Khanza dan juga Seina.

"Saya memutuskan untuk menggunakan hak veto saya." Ucapan Devan barusan hampir membuat jantung Seina meledak.Tak menyangka Devan yang biasanya dingin dan sering memarahinya saat latihan ternyata memberi kesempatan padanya dan merelakan Khanza yang harus di eliminasi.

Mendengar jawaban Devan tentu saja membuat Khanza menangis. Mimpinya untuk jadi pemenang harus pupus dan berakhir sampai disini,Hanya sampai 8 besar.

"Dengan berat hati malam ini ternyata Khanza yang harus pulang. Dan seina terselamatkan dengan hak veto. Itu artinya Devan sudah kehilangan hak vetonya dan tidak bisa menyelamatkan anak didiknya lagi." Devan mengangguk mengerti.

"Kalau boleh tau kenapa Devan memutuskan menggunakan hak vetonya untuk Seina??" ucap Daniel sebelum menutup acara.

"Bagaimana pun malam ini aku tetap akan kehilangan salah satu dari mereka berdua.Tapi aku memberi kesempatan untuk Seina karna Seina memiliki warna suara yang unik dan masih harus diasah lagi. Aku memilih Seina karna aku yakin dia bisa menjadi bintang yang bersinar. Bukan berarti Khanza gak bagus ya. Semua finalis yang ada disini semuanya bagus, Semuanya adalah pilihan terbaik diantara ribuan peserta yang ada. Jadi buat Khanza jangan menyerah!! Perjuanganmu diluar sana masih panjang."

***

Sejak Devan memberikan hak veto untuk lebih menyelamatkan Seina dari pada Khanza. Banyak rumor yang beredar jika Seina telah menggoda Devan untuk tetap bertahan.

"Hei cewek murahan..Kamu pakai susuk apa buat menggoda kak Devan??"

"Jaga mulutmu Alea. Aku gak pernah menggoda Kak Devan" Seina terpancing emosi.

"Heleh. Cewek kampung kayak kamu mana mungkin bisa bertahan di ajang sebesar ini kalau gak ada udang di balik batu."

"Aku memang dari kampung tapi aku ikut ajang ini sportif gak kayak kamu." Seina dengan berani mendorong bahu Alea.

"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu..??" Alea juga mendorong Seina.Terjadi pergulatan sengit diantara mereka.

"Kamu sendiri yang koar-koar kalau kamu gak akan kalah karnah ayah kamu punya kuasa. Punya jabatan dan juga uang yang banyak. Aku yakin kamu lolos juga karna kamu nyogok kan?" Seina dengan berani mengibarkan bendera perang dengan rival segaligus tema satu timnya.

Alea yang tak terima mulai menampar pipi Seina. "Kamu pikir kamu lebih hebat? Bukankah kabarnya kau mencari ayahmu yang katanya musisi yang gak jelas itu?Artinya kau ini anak haram kan..Dasar anak haram sialan". Seina sendiri yang sedang emosi meraih rambut Alea dan menariknya. Keduanya kini saling menarik rambut masing masing mencoba saling meraih apapun yang mereka bisa untuk ditarik dan di cakar. Keduanya berkelahi sampai bergulung-gulung di lantai.

"Aku bukan anak haram." Seina masih berusaha menyerang Alea. Sedangkan Nina dan juga Celine yang mencoba memisahkan mereka malah ikut terpelanting ke arah lain.

"BERHENTIII...!!!" Semua mata menuju kearah suara.