Minggu demi minggu telah terlewati kini ajang pencarian bakat yang jumlah pesertanya tersebut bahakn sudah mulai mengerucut. Kini tinggal tiga orang kontestam yaitu Nathan,Alea,dan juga Seina. Alea yang tak suka pada Seina sejak awal tentu saja berniat menyingkirkan saingan terberatnya dari ajang tersebut. Tentu saja ia ingin tinggal sebagai seorang pemenang. Papa dari Alea yang merupakan salah satu direktur Bank ternama tentu tak akan tinggal diam jika sampai putrinya kalah. Selain telah mengupayakan agar posisi putrinya aman tiap minggunya dengan membagi-bagikan voucer pulsa kini papa dari Alea yaitu Pak Tony telab merencanakan sesuatu yang di yakininya bisa membuat putrinya menang.
Kini pria itu sengaja mendatangi direktur pemilik program televisi ajang pencarian bakat tersebut. Ia sengaja ingin bertemu untuk memberikan sebuah penawaran. Pria itu menyerahkan sebuah amplop tebal, ia dengan jujur menyogok pak Hari selaku direktur utama program televisi tersebut. Tentu saja dengan tujuan agar putrinya bisa menjadi juara pertama.
Pertemuan antara pak Tony dan Pak Hari rupanya di ketahui oleh Devan, prja berkaca mata tersebut sempat mendengar pembicaraan diantara mereka berdua. Bahkan Devan sendiri juga melihat jika Pak Hary menerima amplop coklat yang cukup tebal tersebut.
Setelah Pak Tony pergi. Kini Devan memberanikan diri mendekati Pak Hari. "Maaf Pak,apakah benar bapak akan melakukan hal ini?"
"Maksud kamu apa?" Pak Hari pura-pura tidak mengerti. Ia berusaha mengembunyikan ekspresi gugupnya.
"Saya sudah lihat dan mendengar semuanya. Apa yang anda dan Pak Tony bicarakan. Maaf bukannya saya lancang, tapi tidakkah anda merasa jika anda melakukan hal ini itu berarti anda telah menodai nama besar acara music idol ini?" ucap Devan dengan berani. Ia tau berkata seperti ini apalagi kepada Pak Hari tentu saja bisa menjadi boomerang baginya sendiri dan juga karirnya. Namun ia tak ingin ketidak adilan terjadi hanya karna sebuah materi.
"Apa maksud kamu? jaga ucapanmu itu!" pak Hari mulai tampak emosi. Tenth saja ia tak terima di ceramahi oleh musisi muda seperti Devan yang menurutnya tak ada apa-apanya.
"Saya disini tidak ingin menggurui saya hanya ingin memberi masukan kepada anda. Coba anda bayangkan acara music idol ini bahkan sudah berjalan selama tujuh season. Itu artinya apa? Artinya masyarakat kita percaya bahwa ini memang benar-benar suatu ajang pencarian bakat yang murni melahirkan bibit-bibit unggul dan membunyai kualitas. Bukan karna sebuah prioritas yang didasari materi." pak Hari menatap Devan dengan serius.
"Ka.. kau..?" pak Hari sedikit terbata-bata tapi ia juga meresapi ucapan Devan.
"Sekarang coba anda bayangkan jika masyarakat kita tau tentang hal ini. Tau jika kemenangan ternyata bisa di beli. Mereka semua tak akan percaya lagi dengan ajang pencarian bakat ini. Dan bahkan kedepan tak akan pernah ada lagi ajang-ajang pencarian bakat seperti ini. Karna apa? karna sebagian besar dari mereka yang ikut serta dan yang menonton adalah orang dari kasta menengah kebawah bukan orang yang punya kedudukan tinggi dan uang yang banyak. Jika sudah seperti itu kita tak akan di percaya lagi. Dan semua akan mengira jika ajang pencarian bakat semacam ini hanyalah settingan belaka." kali ini Pak Hari terdiam ia bungkam seketika. Ucapan Devan memanglah benar dan ia menjadi merasa bersalah telah menerima uang yang di berikan oleh Pak Tony.
"Sepertinya kau benar Devan. Tapi bagaimana lagi sekarang? dan Lagi pak Tony adalah orang yang cukup berpengaruh." rupanya pak Hari sedikit takut.
"Kenapa anda harus takut? Anda bahkan jauh lebih berkuasa, anda punya stasiun tv dan juga menjadi direktur ajang pencarian bakat paling bergengsi di tahun ini. Dan ini belum terlambat. Tapi ini hanya saran saya. Semua keputudan tetao ada di tangan anda." Ucap Devan dengan gayanya yang cool lalu beranjak pergi meninggalkan Pak Hari yang kini termenung sendiri memikirkan ucapan Devan.
***
Di asrama kini hanya tinggal Alea, Seina dan juga Nathan. Kini mereka bertiga berlatih dengan sangat keras untuk bisa melalukan yang terbaik pada malam tiga besar besok. Dan seperti biasa Alea masih tak suka kepada Seina terlebih ia adalah satu-satunya saingan peremouan yang tersisa.
Kini mereka bertiga sedang latihan koreografi untuk penampilan besok malam. Seina tampak sangat serius latihan bergerak sesuai ketukan irama musik. "Mau kamu berusaha sekeras apapun kamu gak bakalan jadi pemenangnya.." Sindir Alea dengan tangan terlipat di depan dada sambil memandang sinis kearah Seina.
"Apapun hasilnya setidaknya aku sudah berusaha dengan menampipkan yang terbaik." jawab Seina sambil kembali berlatih tanpa memperdulikan kehadiran Alea.
"Ya.. setidaknya aku sudah mengingatkanmu. Aku harap kau tau diri, jadi nanti ketika aku menang kau tidak berkecil hati." Alea sungguh sudah merasa sangat yakin jika dirinyalah yang akan keluar sebagai pemenangnya, padahal acaranya masih besok malam.
Kini perempuan angkuh itu beranjak pergi. Ia lebih tertarik untuk mendekati Nathan yang juga sedang berlatih koreografi. Pemuda taman itu bergerak melangkah kedepan,kebelakang lalu berputar. Tepat saat Nathan berputar Alea sengaja berdiri dihadapan pemudan tampan asal aceh tersebut. "Hai Nathan? bagaimana persiapan kamu?"
"Sejauh ini baik sampai kau datang mengangguku." ucapan Nathan jelas menyindir Alea yang mengganggu latihannya.
"Bagaimana kalau kita latihan bersama?"
"Tapi besok kita kan tidak akan duet. Jadi untuk apa aku latihan denganmu?"
"Ya besok kau kan tetap menggunakan seorang model yang menjadi pasanganmu ketika menyanyi. Nah bagaimana kalau sekarang kau anggap aku sebagai pasangan kamu?" Alea menawarkan dirinya sebagai model. Karna ia tau besok Nathan akan menyanyi dengan seolah merayu perempuan.
"Kenapa kau malah memikirkanku? kenapa kau tak pikirkan latihanmu sendiri? bukankah besok kau juga harus tampil semaksimal mungkin?"
"Aku sudah latihan kok. Lagi pula aku latihan atau tidak, besok penampilanku sudah pasti akan jadi yang terbaik."
Alea begitu yakin dan percaya diri. Karna ia sudah tau rencana papanya yang sudah berjanji untuk menjadikannya sebagai juara pertama ajang pencarian bakat ini.
"Nathan besok kalau kita sudah selesai dalam ajang ini. Maukah kau membuat single duet bersamaku? kita berdua kan nantinya yang akan menjadi juara pertama dan yang kedua."
"Kenapa kau bisa seyakin itu? memangnya kau cenayan yang bisa meramal masa depan?" cibir Nathan kepada Alea.
"Aku hanya berbicara tentang fakta. Secara kita sekarang kan tinggal tiga orang dan aku yakin besok malam yang keluar adalah Seina. Sementara kau dan aku akan maju kebabak grand final."
"Jangan terlalu percaya diri. Apapun bisa terjadi. Karna tuhan telah mengatur segalanya. Siapa yang tau jika tuhan tidak meridhoi kamu menjadj juara." Nathan benar-benar menyindir Alea agar perempuan itu berhenti bersikap angkuh dan juga sombong.
Bersambung...