Betapa sangat mengerikan nya penyiksaan atas semuah dosa yang pernah kita buat, setiap sisi adalah penyiksaan. namun ketika mereka di siksa bekas siksaan yang mereka dapat akan kembali sembuh,dan terus berulang sampai dosa mereka habis. Aku, alfian, dan eman melihat setiap sisi siksaan yang berbeda beda, siksa bagi orang yang ghibah mulutnya akan di robek robek, siksa bagi orang yang korupsi maka perutnya akan terbakar oleh api yang bergejolak isi perut nya hancur karena kerikil yang sangat panas, otak mereka yang selalu berfikir tidak baik, kepalanya di congkel hingga otak nya keluar kemudian di rebus oleh air yang sangat mendidih, mata yang melihat sesuatu yang tidak baik akan di congkel kedua matanya dan mata nya di hancurkan. Begitu pedih dan sadis nya siksa atas dosa yang kita buat.
Aku, eman, dan alfian berlari mencari jalan keluar namun ketika masuk maka tak ada jalan keluar untuk kabur.
"Kita harus gimana? Gue mau keluar sekarang gue takut banget. Pliss tolongggggg gue gak mau di sini, walau gue bakal menghadapi siksaan ini nanti, tapi saat ini gue gak mau.."
aku pun menangis dengan histeris, eman menenangkan ku .
Aku, eman, dan alfian pikiran kita di selimuti ketakutan,dan kekacauan yang luar biasa.
Aku, alfian,dan eman Kami tidak bisa apa apa,Hanya pasrah. Namun seketika reifa menarik tangan aku, dan membuat alfian, dan eman terkejut. Reifa membawaku ke suatu tempat. Aku, alfian, dan eman terus berjalan, Hingga kami sampai di depan pintu gerbang. Aku,alfian, dan eman pun bergegas keluar, namun reifa melepaskan genggaman ku "maaf aku tidak bisa ikut bersama kalian, tempat aku di sini. Kalian balik lah ke dunia nyata. Terimakasih sudah mencari ku." seketika reifa di tarik dengan kasar oleh iblis. Aku, eman, dan alfian melihat di balik gerbang. Reifa di siksa, tangan kaki nya di putus, kepalanya di penggal tubuh nya di bakar dengan lahar yang sangat panas.
Aku, eman, dan alfian tak bisa melihat lebih lama. Kita pun langsung menuju jalan keluar dari dunia ini.
"Gila, apa yang gue liat itu sadis semuah. Manusia membuat dosa dengan mudah namun membalas dosa dengan sangat kepedihan. Gak bisa ngebayangin gue"
alfian berkata dengan panik
"Semuah manusia pasti mempunyai dosa. Jadi pasti kita semuah merasakan siksaan itu."Eman pun hanya diam.
Aku melanjutkan jalan ke arah pintu keluar alam neraka ini. Seketika kabut tebal melahap kita.
"kita di mana?" alfian melihat sekeliling.
Eman tersenyum
"kita udh kembali." aku pun tercengang mendengarnya
"masa si?"
eman menjelaskan "pintu keluar dari alam neraka melewati kabut yang sangat tebal, kabut tebal itu yang menandai alam nyata, dan alam neraka." aku dan alfian pun tersenyum lega.
"Kita pulang.Akhir nya gue bisa istirahat"
alfian berkata dengan senang. Aku,dan eman bergegas keluar dari bukit,dan segera pulang.
Perjalanan kita lancar sampai aku tiba di rumah aku. Aku beristirahat sejenak, "huuufttt ( menghela nafas) akhir nya selesai."
Aku memandang langit malam, dengan mata sendu, dan bibir bergumam.
"dreeet dreeett." Aku pun melihat ponsel ku. Kontak masuk dari eman, aku mengangkatnya.
"Halo. Ada apa? "(Eman berbicara)
"aku harap kamu lagi memandang langit malam ini. Karena ada satu bintang yang sangat terang Malam ini."
(aku pun tersenyum)
"aku kebetulan lagi memandang langit, ohh ya? Tapi di sini bintang nya tertutup awan."
(Eman menjawab ku dengan grogi)
"ehmmm. W-walau kamu tidak bisa melihat bintang cerah itu, coba kamu lihat di hati mu. Berapa banyak bintang bersinar di hati mu."
(Seketika aku pun tersenyum senang. Alunan detak jantung ku tak karuan.)
"nis. Besok ada yang ingin aku bicarakan. Jadi besok aku tunggu di lapangan."
(aku tersenyum)
"Oke.... Sampai bertemu besok."
"iya".
Aku meloncat girang, aku senang sekali.aku beranjak dari jendela untuk segera tidur, namun tak bisa.
"Aduuhhhh.Kira kira apa yang mau eman bicarakan yahhh.Apa jangan jangan? Ahhhhhh... aku tak bisa mengatur detak jantung aku sendiri"