Chereads / Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu!! / Chapter 34 - Bag 33 Perasaan Richard

Chapter 34 - Bag 33 Perasaan Richard

Richard baru saja menyelesaikan rapatnya bersama rekan bisnis di Jepang saat dia mendengar suara langkah kaki seseorang.

Richard langsung membuka laptop untuk memeriksa kamera cctv rumahnya dan melihat istrinya berjalan menuju ke belakang rumah. Apakah sudah pagi? Langit di luar memang mulai agak cerah jadi dugaannya sekarang masih sekitar jam empat pagi. Dia merasa heran kenapa istrinya bangun sepagi ini tanpa mengetahui jam tidur Anxia memang hanya sangat sedikit.

Seketika hati Richard merasa was-was memikirkan kemungkinan istrinya akan mencoba pergi dengan menggunakan kapal dibelakang.

Dia ingat akan peringatan ayahnya kemarin sore. Dia sama sekali tidak terkejut saat ayahnya langsung memarahinya serta menceramahinya karena menjadikan Anxia sebagai istrinya tanpa memberitahu siapa-siapa. Kalau seandainya Anxia hanyalah gadis biasa, mungkin Stanley tidak akan terlalu marah. Masalahnya, Anxia bukan gadis biasa, melainkan seorang pembunuh bayaran.

Terlebih lagi, Stanley memberitahu semua yang tidak diketahuinya mengenai istrinya. Informasi serta latar belakang keluarga gadis itu yang tidak bisa ia dapatkan, ayahnya bisa mendapatkan dengan mudah. Yah, bagi seorang hacker legenda, tentu saja Richard hanyalah semut dimata ayahnya.

Tapi apa yang membuatnya terkejut bukan karena ayahnya yang turut menyelidiki latar belakang istrinya, melainkan informasi mengenai istrinya sendiri.

Rupanya, ayahnya pernah terlibat dalam menghancurkan kakek istrinya yang terus berlanjut hingga ke generasi Anxia yang kini menjadi asasin. Mereka tidak tahu apakah Anxia mengetahui pelaku utama dibalik kebangkrutan kakeknya adalah Stanley atau tidak, tapi satu hal yang mereka tahu, sewaktu-waktu Anxia bisa menjerumuskan Richard atau membunuhnya jika Richard lengah.

Stanley memberitahunya dia bisa melihat bahwa Anxia sama sekali tidak menyukai Richard dan sedang memikirkan cara untuk pergi dari tempat ini. Karena itu Stanley melonggarkan keamanan rumah ini dan akan membiarkan perempuan itu pergi lebih mudah. Stanley memaksa Richard untuk berjanji padanya bahwa dia tidak boleh mengejar perempuan itu begitu Anxia pergi dari rumah ini.

Awalnya Richard menolak dan membantah perintah ayahnya. Dia bahkan berulang kali telah mengatakan bahwa dia telah menjadi suami Anxia dan dia tidak akan membiarkan istrinya pergi.

"Aku menghapus registrasi pernikahan kalian di catatan pemerintah. Kalian bukan lagi sepasang suami istri. Aku tidak akan menerima menantu asasin dikeluargaku."

Pernyataan ayahnya membuat Richard berguncang dan merasa kalah telak. Dia sama sekali tidak menyangka ayahnya akan kembali menggunakan kemampuannya hanya untuk menghilangkan namanya dengan istrinya dari registrasi pernikahan.

Ditambah lagi mereka belum mengadakan perayaan pernikahan dan melakukan pemberkatan di gereja, dilihat dari manapun, keduanya bukanlah pasangan yang sudah menikah.

Pada akhirnya, Richard menyetujuinya. Tapi Richard tidak ingin sang ayah ikut campur ataupun mencegahnya untuk mendekati istrinya. Dia tidak akan menyerah membuat Anxia berhenti dari pekerjaan dan hidup bersama-sama dengan putrinya seperti keluarga normal lainnya.

Stanley mengangguk menyetujuinya. Dia bahkan juga mengatakan akan memunculkan nama mereka kembali begitu mendapat kepastian bahwa Anxia telah keluar dari dunia gelap yang akan membahayakan keluarganya.

Karena itu saat Richard memikirkan kemungkinan Anxia akan melarikan diri diam-diam, Richard tidak bisa tidak khawatir. Namun dia juga tidak boleh mencegahnya ataupun mengejarnya karena dia telah berjanji pada ayahnya. Itu sebabnya dia hanya mengawasi istrinya dari belakang tanpa suara sambil berharap perempuan itu tidak melangkahkan kakinya melompat naik ke perahu milik ayahnya.

Tidak lama kemudian, Anxia berbalik dan berjalan kearahnya membuatnya terpana. Dia sama sekali tidak menyangka dia akan merasa luar biasa lega saat menyadari istrinya sama sekali tidak kabur dan malah kembali masuk kedalam rumah.

Apakah mungkin yang sebenarnya dia sudah jatuh cinta pada istrinya? Itukah sebabnya dia merasa was-was dan gelisah saat memikirkan istrinya akan kabur dan melarikan diri darinya?

Richard tertawa sarkas dalam hati menyadari kebodohannya. Seharusnya dia sudah menyadarinya sedari awal. Hatinya sudah terpikat akan gadis seksi bergaun merah yang ditemuinya di Hongkong empat tahun yang lalu.

Gadis yang penuh dengan aura misterius serta tindak-tanduk yang menggodanya bahkan menantangnya untuk mengungkapkan apa yang disembunyikan gadis itu. Awalnya dia tidak mau berurusan dengan gadis itu karena mengira gadis itu hanyalah wanita murahan yang sudah dipeluk banyak pria. Tapi ternyata, gadis seksi yang tampak berpengalaman itu adalah seorang perawan!

Saat tahu benda pusaka miliknya menabrak hingga merobek selaput kesucian gadis itu, hati Richard dipenuhi dengan warna indah dan segala akal sehat serta logikanya menghilang dan memuaskan hasratnya pada gadis itu. Tapi tidak pernah sekalipun dia berpikir untuk membuangnya. Dia bersedia untuk bertanggung jawab dan menjadikan gadis itu sebagai istrinya.

Waktu itu dia tidak tahu kalau dia sudah jatuh cinta sehingga dia merasa gengsi untuk mengejar dan membiarkan gadis itu yang mencarinya. Kalau seandainya dia menyadari perasaannya waktu itu, mungkin Richard tidak akan memikirkan rasa gengsinya dan akan mengejar gadis itu bahkan membawanya ke Eropa untuk menyembunyikannya dari cengkeraman master Yu.

Kalaupun dia merasa menyesal, dia tidak mau berlarut-larut dalam penyesalannya. Nasi sudah menjadi bubur, dan mereka kembali bertemu melalui putri hasil pembuahan mereka. Yang bisa dia lakukan adalah mencoba menerobos hati Anxia sekeras batu itu dengan mencurahkan seluruh cintanya yang sudah lama ia pendam.

Tapi untuk saat ini, dia tidak akan menunjukkan perasaannya sebelum gadis itu membuka hatinya.

"Sejak kapan kau ada disana?" suara tidak suka serta ekspresi kesal pada istrinya membuat Richard kembali memasang topengnya.

Saat ini dia berhadapan dengan Qiao Anxia, sang asasin terlatih. Dia tidak akan membiarkan perasaannya terlihat dan membiarkan gadis itu memanfaatkan perasaannya. Mungkin ke depannya dia akan mengutarakan perasaannya, tapi bukan sekarang.

Sekarang bukanlah waktu yang tepat.

"Baru saja. Apa yang kau lakukan disana? Apa kau sedang mencari cara untuk kabur?"

Anxia menggigit bibirnya tidak bisa membantahnya membuat Richard memicingkan matanya dengan curiga.

Ternyata memang benar! Istrinya sedang mencari cara untuk kabur darinya!

Richard menghembuskan desahan berat serta lelah sambil memijat pelipisnya.

"Xia Xia aku tahu hubungan kita dimulai dengan sangat buruk, tapi aku ingin mencoba memperbaikinya. Hubungan kita tidak akan berhasil jika kau tidak mau bekerja sama."

"Apa yang membuatmu berpikir aku ingin kerja sama denganmu?"

"Kau sudah menandatangi janji pernikahan kita. Kau bersedia memberikan keutuhan rumah tangga untuk Lorreine jadi kau harus mau bekerja sama denganku."

Lagi-lagi pria ini menggunakan putrinya! "Jangan bawa nama Lori kedalam hubungan kita! Kau tahu betul aku tidak ingin menikah denganmu, tapi kau yang menjebakku dan mengancamku dengan menggunakan Lori. Aku sudah mengikuti yang kau inginkan dan aku bersedia ikut bersamamu bertemu dengan keluargamu, jadi jangan mengharapkan aku akan bersikap sebagai istrimu jika tidak ada yang menyaksikan kita!"

Rahang Richard mengeras mendengarnya kemudian merilekskan otot wajahnya dan bersikap santai seperti.

"Baiklah. Kau sendiri yang bilang."

Kening Anxia mengernyit tidak suka mendengar kalimat terakhir pria itu. Kenapa perasaannya mengatakan dia telah jatuh ke jebakan kasat mata permainan kata pria itu?