Darlie mengusap kepalanya, ia lalu mengangkat Megy dan membawanya duduk di atas kursi. "Jadi kau mau aku bagaimana?"
"Menikahlah denganku, ya?" Tutur Megy.
Darlie menghembuskan nafas. Ia tidak tahu harus berkata apa kepada Megy.
"Bagaimana aku bisa yakin bahwa anak yang kau kandung itu adalah anakku?" Lugas Darlie.
Mendengar Darlie berkata demikian, hatinya serasa hancur tersayat oleh pisau tajam. "Aku terakhir kali hanya berhubungan denganmu! Kenapa kau begitu tega berkata begitu." Isak Megy.
"Aku pikir waktu itu kau benar-benar tulus padaku. Tapi apa, kau malah berciuman dengan mantan pacarmu di depan mataku, tidak lama dari kita berbaikan! Hubungan kita berakhir hari itu. Aku tidak mau tertipu lagi dengan ucapan dan tangisanmu."
Darlie berbicara dengan terang-terangan. Jelas ia tidak tulus mengatakan hal itu. Namun sekarang perasaannya sangat membara mengingat Megy terus menyakiti hatinya. Tangannya bahkan gemetaran mengucapkan kata-kata yang begitu kasar tersebut.
