Chereads / My Boss , My Husband / Chapter 2 - Dijaga Telah Hilang

Chapter 2 - Dijaga Telah Hilang

"Kalian ini ya, kalian minta jam tambahan untuk ngejar materi yang ketinggalan, ini semua materi yang kalian lewatkan" ucap Pak Raga.

"Istirahat sebentar ya pak, nanti lembur tidak pa-pa pak" mohon Rani.

"kalian minta lembur? saya tidak pulang berarti, begitu" kesal pak Raga.

"Sebentar saja pak" sekarang Kanara yang memohon.

"Oke ,kalian bisa istirahat, 15 menit tidak lebih, pulang pukul 21.00" jelas pak Raga.

"baik pak, terimakasih pak" ucap mereka lalu keluar meninggalakn pak Raga diruangannya.

"eh Ran, tapi jam 9 tu malem banget, lo kan tau arah rumah gue sepi" Nara baru ingat kalau rumahnya cukup jauh dari kampus dan melewati jalanan sepi , Rani rumahnya cukup dekat dengan kampus.

" lo nginep aja dirumah gue Ra" ucap Rani.

"ya enggak bisa lah, ya udah deh enggak pa-pa, baru jam segitu juga, biasanya kakak gue pulang larut aman- aman aja" ucap Kanara sok berani. Padahal dalam hatinya sangat takut

" kakak lo gak kekampus?" tanya Rani.

"hari ini libur, harus keluar kota" jelas Kanara.

Mereka sudah sampai dikantin, tidak terlalu ramai ,karena ini sudah sore. Pukul 17.00 kampus sudah mulai sepi , Selesai makan mereka langsung menuju ruangan pak Raga untuk menyelesaikan tugas mereka .

4 jam kemudian, Kanara dan Rani masih asik dengan kegiatan baru yang diberikan pask Raga pada mereka. Tidak terasa sudah waktunya pulang .

" Sudah jam 9, kalian boleh pulang" ucap Pak Gara membereskan mejanya. begitu pulang Kanara dan Rani.

"Kalian bawa kendaraan masing - masing ?" tanya pak Raga memperhatikan mereka.

"iya pak" jawab mereka.

"Kanara ,jalan arah kerumahmu cukup sepi, apa kau yakin akan pulang kerumahmu?" tanya pak Raga memastikan, ia takut mahasiswanya kenapa - kenapa nanti.

"iya pak, saya pulang kerumah" jawab Nara sedikit tidak yakin.

"maaf bapak tidak bisa mengantarkan mu, harus kerumah mertua" jelas pak Raga.

"iya pak tidak pa-pa" jawab Kanara.

"ki pulang duluan pak, terimakasih pak" ucap Rani dan Kanara meninggalkan pak Raga.

"ya, hati -hati "

Kanara dan Rani berjalan menuju tangga , Kamar masih berfikir apakah dia berani untuk pulang sendiri.

"lo yakin Ra?" tanya Rani khawatir.

"iya gue yakin, aman kok nanti gue telvon kalo ada apa-apa" ucap Kanara menenangkan sahabatnya.

"oke, hati-hati ya Ra" ucap Rani sambil membuka pintu mobilnya.

"lo juga ya Ran, bye" Kanara melambaikan tangannya lalu masuk kedalam mobil.

Kanara melajukan mobilnya melewati jalan menuju rumahnya. Ia sangat takut ,mobil terus melaju melewati pepohonan pepohonan rindang, tidak ada kendaraan yang melewati jalan tersebut kecuali Mobil Kanara. saat kurang 10 kilometer dari rumah tiba-tiba mobilnya berhenti ,hanya ada beberapa rumah disana, ia tidak tahu tentang daerah itu. Kanara mencoba menghubungi papa atau mamanya namun tidak ada jawaban, saat akan menghubungi kakaknya tiba- tiba telepon Nara mati.

"haduh, kok lobet sih ,ini juga kenapa harus mogok sih mobilnya" Nara memperhatikan jalanan sekitar, hanya ada beberapa rumah, pohon rindang dan kebun teh disamping kanannya.

"ini gimana, masak gue pulang jalan sih" Nara hampir menangis, Nara keluar dari mobilnya ,hanya membawa tas berisika telepon, uang dan kunci mobilnya saja.

Berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi, 2 kilometer didepan ada sebuah cahaya sangat terang, Nara tau itu tempat apa, semacam Bar atau Club. Club itu sengaja dibangun ditempat yang jarang penduduk agar tidak ada masyarakat yang terganggu dengan suara bising dari tempat tersebut, dan juga untuk menjaga privasi pengunjung. Club itu biasa didatangi orang dari luar kota, orang-orang berduit yang ingin privasinya tidak diketahuin orang luar.

Nara berjalan perlahan melewati depan Club, banyak pasang mata yang menatap Nara lapar, mereka ada yang mabuk, ada juga yang masih sadar. Nara berjalan lebih cepat srjujurnya kakinya sudah sangat sakit sekarang, ketika sudah lumayan jauh dari tempat itu , Nara berhenti sejenak untuk mengistirahatkan kakinya. Ia sesekali menengok kanan dan kirinya, sangat sepi, itulah yang Nara lihat, tidak ada siapa pun.

Setelah dirasa cukup, Nara segera melanjutkan perjalanannya. Angin berhembus kencang , sepertinya akan turun hujan, Nara sedikit berlari . tidak lama setelah itu hujan turun sangat deras.

"yah ,hujan gimana aku bisa cepet sampe rumah" Kanara berteduh disalah satu gubuk disana, tempat pedagang kaki lima berjualan kala siang hari.

sudah 15 menit Nara berteduh tapi hujan tidak kunjung reda, tidak lama kemudian ada mobil putih berhenti didepannya, Nara memperhatikan sang pemilik mobil.

"Enggak mungkin itu papa yang jemput" batin Nara. Pengemudi mobil membuka kaca mobilnya.

Nara menghiraukan orang itu, ia menjauh dari tempat mobil itu terparkir. ia melihat Kebelakang , pengemudi mobil ituturun dan mengikutinya. Nara semakin kencang berlari. Orang itu terus mengejar Nara.

Nara menangis dalam larinya. "Mama tolong Nara" Nara berlari tak lihat jalan.

bugh, "aduh" Nara tersandung batu. Ia semakin menangis kala orang itu mendekatinya.

"dia mabuk" ucap Nara ketika melihat laki-laki itu berjalan sempoyongan.

"hai ,kenapa kamu ninggalin aku" ucap laki-laki itu semakin mendekati Nara.

"menjauh, jangan dekat - dekat dengan" usir nara sambil terisak.

"ayolah beby jangan menangis, aku hanya akan mengajakmu bersenang - senang" laki-laki itu sudah berdiri didepan Nara, Nara semakin ketakutan saat laki-laki itu menyentuh pipinya.

"singkirkan tanganmu, jangan sentuh aku" Nara berusaha menghindar dari laki-laki itu.

"diamlah sayang" laki-laki itu menyentuh Nara ,ia membawa Nara ke tepi. Nara terus memberontak .

"tolong lepaskan aku ,hiks,hiks, lepaskan" berontak Nara saat laki-laki itu menariknya menuju kebun teh didekat mereka.

Nara memberontak tapi tenaganya kalah dengan tenang laki-laki yang menggendongnya. la dibawa masuk kedalam area perkebunan teh.

"berhentilah menangis ,nikmatilah saja Sindi, kamu tidak pernah mau aku sentuh kan, tapi kenapa kamu malah tidur bersama laki-laki itu " marah nya ,ia melempat Nara ketanah. kaki Nara membentur kayu.

"Aku bukan Sindi, tolong lepaskan aku" tolak Nara. "tolong, mama,papa tolong Nara" Nara menangis, tidak ada yang menolongnya, bahkan sekarang untuk berjalan menjauh dari laki-laki ini saja ia tidak sanggup, bagaimana untuk melarikan diri mencari pertolongan.

laki-laki itu mendekati Nara memperlakukan Nara seperti perempuan bayaran. Nara diperlakukan tidak senonoh malam itu. ditengah hujan lebat, di kebun teh. sangat menyedihkan kini hidup Nara , ia tidak tahu bisa selamat atau tidak ia malam ini.

Hal yang paling Nara hindari, Nara benci terjadi hari ini. Nara hanya bisa menangis saat laki-laki itu menyentuhnya lebih dari yang tadi.

Hanya Nara dan laki-laki itu yang tau kejadian selanjutnya, Nara sangat hancur , mahkota yang ia jaga bertahun - tahun untuk suaminya kelak direbut oleh orang tak dikenalnya. Nara terus menangis laki-laki itu memperlakukannya sangat kasar , ia juga menampar pipi Nara. Tak lama kemudain Nara pingsan .

______🍃_______🍃_______🍃

Bagus Abilio .....

Bagus terbangun dan menyadari bahwa ia tidak dirumahnya melainkan di kebun teh, ia melihat sekelilingnya terkejut saat ada perempuan disampingnya tidak sadarkan diri.

"Apa yang aku lakukan padanya?" Fikir Bagus , ia sedikit mengingat tadi ia datang kerumah Sindi untuk menjemputnya makan malam namun ia malah melihat Sindi tidur denagn laki-laki lain, ia sangat marah dan pergi ke salah satu Club yang terletak ditengah kebun teh, Club yang bisa menjaga rahasia pengunjungnya. Tapi tanpa Bagus sadari ia malah mengambil mahkota berharga gadis disampingnya.

_____🍃_____🍃