Nara berjalan tak tentu arah, ia tidak tahu harus kemana, menangis hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Ia gagal menjaga dirinya sendiri dan sekarang ia harus menjaga nyawa lain didalam perutnya. Ia tidak mau orang tuanya menanggung malu dirinya yang hamil diluar nikah. Nata tidak percaya bahwa dirinya hamil dari laki-laki yang tidak ia kenal yang sudah mengambil kebahagiannya sekarang.
"Aku harus mencari tempat tinggal, aku tidak bisa kembali kerumah , mama papa, kak Kevin pasti marah sama Nara"ucap Nara menangis. Iya tidak membawa kartu kreditnya. ia hanya membawa telepon.
Nara mencari nomor seseorang yabg mungkin dapat membantunya.
"Halo Nara, kamu kemana aja, orang tuamu mencarimu sejak tadi pagi" Ucap Rani khawatir.
"Apa kamu dirumah?"tanya Nara yang masih sesengukan.
"kamu menangis Nara, ada apa ,kamu dimana, aku akan menjemputmu" Tanya Rani ,Nara ada dimana.
"Aku dijalan belakang rumah sakit" jawab Nara. ditemoat lain Rani langsung mengendarai mobilnya menuju tempat Nara.
Rani keluar dari mobilnya mencari keberadaan Nara.
"Nara" panggil Rani mendatangi Nara. Nara langsung memeluk sahabatnya itu.
"hey, ada apa denganmu, kenapa amu menangis"tanya Rani. "kamu ceritakan dirumah ya, kita masuk mobil dulu" Rani menuntun Nara memasuki mobilnya. Rani tidak tahu apa yang terjadi pada Nara, penampilan Nara saat ini menandakan bahwa Nara tidak baik-baik saja.
Rani memperhatikan Nara yang masih saja menangis, matanya menatap kaca samping kosong. Ia tidak pernah melihat sahabatnya seterpuruk ini, sebesar apa masalah Nara sekarang sampai membuat perubahan secara drastis pada diri Nara.
Tidak lama kemudian mobil Rani berhenti didepan rumahnya, Rani membukakan pintu untuk Nara dan menuntun Nara masuk kedalam rumah. Mereka langsung menuju kamar Rani, orang tua Rani sedang pergi keluar negeri jadi Rani hanya bersama bembantu dirumah.
"Kamu mandi dulu aja Ra, nanti kamu pake bajuku" ucap Rani memberikan handuk untuk Nara. Nara mengambilnya dan berlajan menuju kamar mandi.
Nara berdiri didepan cermin besar, memperhatikan dirinya yang sekarang. Nara mengusap perutnya. Ia menangis.
"Ini akan semakin besar, bagaimana aku bisa menutupi semuanya dari orang-orang" Nara mengusap perutnya.
Nara menyelesaikan ritual mandinya, hanya sebentar. Tidak lama ia keluar sudah memakai pakaian Rani.
"amu sudah selesai, ini makanlah" Rani sudah mengambilkan makanan untuk Nara. Nara menggeleng.
"Rani, berjanjilah denganku, kamu sahabatku kan?" tanya Nara.
"ya tentu, aku sahabatmu, kenapa kamu tanya seperti itu " Rani tidak tau kenapa Nara bersikap aneh.
"Jangan beritahu keluargaku jika aku disini" Rani bingung , kenapa Nara melarangnya mengatakan bahwa Nara disini pada keluarga Nara.
"Kamu hutang penjelasan banyak padaku" tuntut Rani. Nara menghela nafas panjang.
"Aku hamil" ucap Nara terisak. Rani memeluk Nara, Rani sangat terkejut, setaunya Sabatnya ini tidak mempunyai kekasih, bagaimana bisa hamil.
"Apa maksudmu Nara? aku tidak mengerti" Tanya Rani tidak jelas.
"Laki-laki itu memperkosa ku" jawab Nara semakin terisak, ia tidak sanggup mengingat kejadian itu lagi.
"Ceritakan dengan tenang Nara ,aku akan mendengarkanmu" ucap Rani memeluk Nara. "jika kamu belum siap, tidak apa jangan dilanjutkan" tambah Rani.
"semalam mobilku mogok, aku berusaha menelepon rumah tapi tidak ada jawaban, aku ingin menelepon kakak teleponku mati, tidak ada kendaraan sama sekali disana, aku berjalan menuju rumah, saat melewati club itu banyak yang memperhatikanku, aku berjalan cepat tapi malah turun hujan, aku berteduh. Ada sebuah mobil berhenti di depan ku, dia turun dan mendekatiku, aku lari darinya . Laki-laki itu membawaku ke kebun teh" ucap Nara yang masih sedikit mengingatnya.
"Dia menamparku, dia...dia memperkosa ku, dia terus melakukannya, tapi semua nya gelap setelah itu" lanjut Nara.
"Saat aku bangun laki-laki itu tidak ada disana, dan aku sendiri disana, Kenapa ini terjadi padaku Ran" Nara memeluk Rani. Rani tau bagaimana perasaan Nara sekarang.
"Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang Ra?" tanya Rani.
"Mama bilang pada papa untuk mengirimkan keluar negeridan meninggalkan kuliahku, aku tidak mau, mereka tidak tau kalau aku disini, aku ingin pergi jauh dari kota ini" ucap Nara yakin.
"Orang tua dan kakak mu pasti khawatir padamu Ra" ucap Rani.
"Aku tidak mau mereka malu karena aku hamil diluar nikah, mereka ingin mengasingkanku karena mereka tidak mau orang-orang tau kehamilan ku" Nara berkata.
"Kamu yakin ingin melakukan ini? bagaimana kamu bisa mengurus anakmu sendiri Nara, kalau kamu yakin aku akan membantumu" ucap Rani.
"Aku akan bekerja, aku bisa menjaga anakku walaupun cuma sendiri"
"Aku mempunyai teman di Malang, dia punya kos-kosan disana, besok aku akan mengantarmu, sekarang kamu istirahatlah" ucap Rani.
"Terimakasih Rani, tolong jangan katakan pada keluargaku" Nara memohon. Rani mengangguk.
Nara tidur membelakangi Rani, Ia mengelus perutnya membayangka nasip anaknya dan dirinya.
"maafin Mama sayang" Nara terisak dalam diam.
______*_______*_______*_______*_______*______
Ditempat lain orang tua Nara sangat khawatir ,mereka tidak menemukan keberadaan Nara, bahkan Rehan sudah tanya kesemua teman Nara termasuk Rani, mereka tidak ada yang mengetahui dimana Nara. Ratna semakin khawatir saat mengetahui bahwa putrinya tidak membawa kartu kredit atau apapun yang berharga hanya telepon, bagaimana putrinya itu bisa berada diluaran sana tanpa uang sepeserpun. Telepon Nara tidak aktif, Ratna tidak bisa menghubungi Nara.
Kevin bersama rombongannya sedang menyelidiki kejadian pastinya, mereka mengecek sekua tempat yang Nara lewati, ada beberapa CCTV yang terletak dibebera surud toko atau jalan. Kevin meminta rekaman CCTV semalam. Ia menemukan beberapa rekaman yang memperlihatkan Nara melewati jalan tersebut, termasuk CCTV Club.
Tinggal satu CCTV lagi yang belum mereka minta rekamannya. Ada sebuah toko lumayan jauh dari club , yang CCTV nya mengarah ke jalan, setelah itu tidak ada CCTV lagi.
Kevin menemui pemilik toko untuk meminta Rekamannya. tidak lama kemudian ia telah mendapatkan nya.
Diruang tamu rumah Nara, terlihat Rehan sedang berusaha menghubungi seseorang. Malam ini sebenarnya Rehan akan mengajak keluaranya bertemu teman lamanya untuk membicarakan hal yang sangat penting ,hanya Rehan dan Ratna yang tahu.
"Halo frans" sapa Rehan saat telepon tersambung.
"Halo Rehan, tumben sekali menghubungi terlebih dahulu" jawab orang diseberang sana.
"Maaf sebelumnya, aku hanya ingin mengabarkan bahwa makan malamnya ditunda dulu ya, ada sedikit masalah dirumah" ucap Rehan tak enak hati.
"Apa kalian butuh bantuanku?" tanya Frans.
"Tidak Frans terimakasih" tolak Rehan halus.
"Baiklah tidak apa, kalau kamu butuh sesuatu bisa hubungi aku" jawab Frans.
"iya Frans" Rehan menutup teleponnya.
"Apa papa yakin ,mau melanjutkan nya, apa mereka mau menerima putri kita saat tahu semua yang terjadi sama Nara pa" ucap Ratna takut jika semua terjadi pada putrinya.
"Aku juga tidak tahu ma" jawab Rehan bingung.
"Ma,Pa aku menemukan bukti" Teriak Kevin dari ruangan papanya yang ia gunankan untuk penyelidikan.