Diruangan dokter Gibran Ratna dan Rehan duduk di kursi depan meja dokter Gibran.
"Bagaimana kondisi anak saya dok, apa ada penyakit serius?" Tanya Rehan papa Nara.
"jadi begini pak, sepertinya Nara sedang banyak pikiran dan tetekan jadi dia melakukan ini, tolong jangan buat Nara banyak pikiran atau itu akan mengganggu pertumbuhan janinnya , itu sangat berbahaya untuk keduanya" jelas dokter , ada satu kata kata dokter yang membuat orang tua Nara terkejut.
"Apa dok Janin?" tanya Ratna mama Nara.
"Iya buk, Nara sedang mengandung, usi kandungannya masih sangat rentan, jadi harus menjada nutrisi dalam makanannya, jangan sampai Nara setres saat kehamilan"jelas dokter.
Mama Menahan air matanya agar tidak keluar didepan Dokter Gibran.
"Ini resepnya ,Nara hanya demam, nanti sore sudah boleh pulang" ucap Dokter menyerahkan selembar resep obat.
"Terimakasih dok" orang tua Nara meninggalkan ruangan dokter Gibran.
Ratna menangis saat sudah keluar dari ruangan dokter Gibran. "Papa, bagaimana bisa Nara hamil pa" ucap Ratna pada Rehan suaminya. Sedangkan Rehan sendiri sedang terbengong. Anaknya hamil diluar nikah.
"Kita keruangan Nara" ucap Rehan berjalan mendahului Ratna.
Ratna dan Rehan sudah sampai didepan ruangan Nara, Nara sudah dipindahkan ke ruang rawat, ada Kevin disana. Ratna melihat Nara sedang tertidur, Ratna kembali menangis.
"Ma, Pa apa kata dokter ?" tanya Kevin. Ratna dan Rehan tidak menjawabnya. Kevin yang merasa didiamkan bertanya lagi.
"Ma, Nara enggak kenapa-kenapa kan?" tanya Kevin lagi. Ratna semakin menangis. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan, apa yang sebenarnya terjadi .
Rehan meminta Kevin untuk memeriksa mobil Nara, yang tadi sempat dilihatboleh Kevin. Sedangkan Mama Nara memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sekarang tinggal Rehan yang menemani Nara.
"Sayang apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, papa yakin kamu tidak melakukannya" ucap Rehan pelan sambil menggenggam tanga putrinya.
Rehan menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya yang beras disebelah Nara tertidur.
"Lepas, Lepasin aku , aku enggak mau, Ma,Pa tolong Nara, hiks,hiks" Nara mengigau saat tidur, Rehan terkejut ia kira Nara sudah bangun Namun ternyata Nara hanya mengigau.
"Sayang buka matamu, ini Papa, Papa disini" ucap Rehan membangunkan Nara. Nara menangis dalam tidurnya, Rehan tidak tahu apa yang diimpikan putrinya.
"Nara sayang ,ini Papa, buka matamu" Rehan terus berusaha membangunkan Nara. Selama 5 menit Nara menangis dalam tidurnya, Rehan terus berusaha membangunkan Nara.
Nara bangun dan langsung memeluk Papanya
"Papa, Nara takut Pa, hiks , dia jahat Pa, tolong Nara" Nara menangis dalam pelukan Papanya, Rehan berusaha menenangkan putrinya lalu meminta Nara menceritakan apa yang ia alami.
"Saya tenanglah dulu, Papa ada disampingku sekarang" Mara mulai sedikit tenang.
"Ceritakan sayang, Papa ada disini" bujuk Rehan. Nara kembali menangis memeluk Papanya lagi.
"Papa maafin Nara" ucap Nara dalam tangisnya, Rehan bingung kenapa putrinya meminta maaf.
"Kenapa kamu meminta maaf sayang?" Tanya Papa.
"Orang itu, orang itu,hiks,hiks" Nara tidak bisa cerita , saat ia. berusaha mengingat kembali apa yang ia alami, ia tidak bisa, seperti tertusuk duri jika mengingatnya lagi.
"Sayang sudah jangan diteruskan, istirahatlah" ucap Rehan membantu Nara berbaring kembali.
Nara menutup matanya Namun ia tidak tidur. Tidak lama kemudian Ratna Mama Nara datang.
"Bagaimana Nara Pa?"tanya Ratna.
"Tadi dia ngigau 'Lepas, Lepasin aku , aku enggak mau, Ma,Pa tolong Nara' " ucap Rehan kepada istrinya.
"Bagaimana dengan kuliah Nara Pa, Nara tidak mungkin kuliah dengan keadaan kayak gini, Kita bawa Nara keluar Negeri saja pak selama dia masih Hamil ,setelah melahirkan Nara bisa kembali kuliah" ucap Mama memberikan ide.
Awalnya Nara todak paham apa yang dimaksud mamanya, ada apa dengankuliahnya, ia baik- baik saja, Kenapa ia harus keluar negeri. Saat mendengat ucapan mamanya yang terahir Nara sangat terkejut, hal yang paling ia takutkan terjadi juga , Nara mengangis ,untungnya orang tua Nara tidak melihat Nara menangis.
Tidak lama setelah itu Rehan mendapatkan telepon dari putranya.
"Halo Pa, Papa dan Mama bisa ke taman rumah sakit sebentar?" tanya Kevin
"Ada apa nak, Papa enggak mungkin ninggalin adikmu sendirian, kamu saja yang kesini" ucap Rehan.
"Tidak bisa Pa, Nara akan baik-baik saja, dia masih tidur kan?" tanya Kevin.
"Iya ,dia barusan tidur" jawab Rehan
"Kevin tunggu papa dan mama di taman, ini sangat penting Pa, tentang Nara" jelas Kevin singkat.
"baiklah, papa dan mama kesana sekarang"Rehan menutup teleponnya.
"ayo Ma, sebentar saja nanti kita kembali secepatnya " Rehan berjalan diikuti Ratna dibelakang nya.
Taman
Kevin sudah berada ditaman menunggu orang tuanya datang, Kevin baru saja selesai mengurus mobil Nara. Awalnya Kevin bengung, tapi sekarang ia sedikit tau apa yang terjadi pada adiknya. Tidak lama kemudian Ratna dan Rehan orang tua Kevin sampai.
"Ada apa" Tanya Rehan "Bagaimana mobil adikmu?"
"itu yang ingin Kevin katakan Pa" ucap Kevin
"Kevin tadi datang ketempat mobil Nara parkir, mobilnya enggak nyala kata montirnya mobilnya mogok" Jelas Kevin.
"Tapi bingung Kevin ,Nara pulang sama siapa?, cukup jauh Pa dari Tempat itu kerumah" Kevin bertanya pada Papanya.
"Ada yang harus kamu tau tentang adikmu Vin" Ucap Ratna tiba-tiba.
"maksud Mama?" Tanya Kevin tidak paham.
"Nara Hamil" Kevin sangat terkejut dan tidak percaya.
"Mama jangan bohong lah" ucap Kevin ketawa.
"Mama serius" Kevin diam seketika.
"Nara enggak punya pacar Ma, gimana Nara bisa hamil, dokter pasti salah" ucap Kevin masih tidak percaya.
"tadi pagi Mama sama papa temuin Nara dikamar mandi, kalam keadaan sudah seperti mayat hidup Kevin, Mama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama adikmu, Mama merasa Nara dalam masalah besa" Ucap Ratna.
Kevin menelepon seseorang.
"Periksa semua CCTV dirumah tadi malam sama CCTV arah jalan kerumah dari kampus" ucap Kevin pada seseorang di telepon.
"Nara tau kalau dia hamil?" Tanya Kevin.
"tidak" jawab Papa, Kevin langsung pergi menuju kamar Nara.
Rehan dan Ratna sengaja tetap di taman ,membiarkan putra mereka menemui adiknya. Mereka tau apa yang akan Putra nya lakukan untuk menghibur adiknya.
Kevin Berjalan keruangan Nara, ia berusaha tenang agar Nara tidak curiga, tapi saat memasuki kamar Nara, Kevin tidak menemukan adiknya ditempat tidur. Ia memeriksa Kamar mandi namun tidak ada siapapun.
"Nara ini kakak, Nara" panggil Kevin tapi tidak ada sautan. Ia segera berlari keluar ruangan untuk mencari adiknya. Bertanya pada orang-orang disana namun tidak ada yang melihat Nara. Kevin mengambil Teleponnya disaku celana segera menelepon orang tuanya.
"Pa, Nara enggak ada di kamar nya, Kevin udah cari disekitar kamarnya juga enggak ada" ucap Kevin terengah.
"Apa maksudmu, tadi Nara sedang tidur saat papa dan Mama menemui mu " Ucap Rehan. "Papa akan cari disekitar rumah sakit" sambung Rehan lagi.
"iIya Pa, Kevin tutup" Kevin mematikan sambungan telepon nya.