Chereads / SiputRI / Chapter 23 - Sahabat gagalku

Chapter 23 - Sahabat gagalku

Aku telah sampai di depan rumah siputri dengan selamat dan sopir ku mempersilahkan siputri masuk ke kursi belakang,lalu duduk bersamaku :

"Dia siapa?sopir barumu?"

"Dia bukan sopirku tetapi asisten pribadi ku" ingin rasa nya hati ini tidak menganggap dia sebagai sopir

"Terimakasih tuan" sahut sopirku dengan rasa iba

"Tidak masalah,ayo jalan"

"Baik tuan" jawab sopir ku

"Kita mau ke mana?" Tanya siputri

"Kita akan ke restoran Brian"

"Oh, terus bagaimana kelanjutan eka sama brian?"

"Aku masih belum begitu jelas,tapi kata brian mereka masih saling menjalin hubungan"

"Baguslah,kamu merasa bahwa mereka cocok gak?"

"Kalau di lihat dari sudut eka sih dia terbawa perasaan,lalu untuk brian sih tetap dingin gitu,tapi itukan memang sifat cowok dari lahir kan?"

"Kok kamu tau?"

"Kelihatanlah siputri...kalau orang hanya pura-pura tu!, walaupun sehebat apapun dia menyembunyiin sifat aslinya, tetap aja dia akan lebih nikmat saat berada dalam sifat asli dari lahir,jugaan aku kan cowok,jadi pahamlah"

"Oh gitu" lalu siputri menatap kaca depan mobil dan terbawa dalam lamunan

Sedangkan mobil classic ku masih berjalan lamban menyusuri perkotaan dan menunggu jarak terlihat menyempit.

Aku sampai di restoran kota tua,lebih tepatnya di restoran sahabatku saat ini bekerja,

"Akhirnya sampai,ayo turun" ajakku

"Iya ayo" kata siputri

Aku keluar dari mobil lalu masuk kedalam restoran,mobilku di parkir di depan restoran.

Sebelum masuk,aku berhenti di depan pintu restoran sambil menatap sopir ku,aku melihat dia sedang berdiri di sebelah mobil dan menunggu ku.

"Sini" kata ku sambil mengisyaratkan nya dengan tanganku

Sopirku berlari ke arahku

"Iya tuan" tepat di depanku dengan segan

"Kamukan udah pakai jas,jadi sekalipun kamu masuk restoran ini pun kamu nanti gak akan malu,ayo ikut ke dalam,sekalian ikut makan bareng kita"

Aku lihat siputri pergi masuk duluan

"Aku cari tempat dulu" kata siputri

"Iya" kata ku menyetujui permintaan siputri

"Tapi tuan,aku tidak pantas masuk restoran mahal seperti ini"

"ah sudah....

Aku sebenarnya juga gak pantas "wilson bram"(itu nama lengkapnya), hanya karena di situ ada sahabat ku,aku jadi layak di sana.

sudah lah ayo masuk dan anggap aku adalah sahabat mu"

"Baik tuan" 

"dan Jangan panggil tuan" sambil mengarahkan jari telunjukku ke mukannya

"Baiklah" kata bram

kakinya melangkah mengikutiku dari belakang

Dan aku melihat siputri sudah duduk bersama eka

"Wah kebetulan ada eka"

"Iya,kebetulan aku ada janji dengan brian, silahkan duduk" kata eka

"Cie sekarang yang sering ketemu sama sahabat baikku" sambil duduk di kursi

"Ayo duduk juga kamu" kataku kepada sopir ku

"Baiklah" kata sopir ku

"Hahaha,ya begitulah...kalian juga ada janji dengan brian?"

"Iya aku ada janji dan sekalian ajak makan orang yang mau buru-buru nikah" kataku sambil bermuka sebal sedikit melirik siputri

"Ya...ampun kalian ini,kayak anak kecil deh"

Siputri memalingkan wajahnya dariku dan terlihat sebal

Aku lihat siputri berusaha terpancing dengan sedikit perkataan ku,

aku tak ingin menanggapi nya, karena aku telah yakin amarahnya tidak akan lama.

"mana brian" tanyaku kepada eka

"Bentar lagi ke sini,tunggu aja"

"Sambil nunggu brian ayo pesan makan" tawarku

"Boleh" kata eka

Kami memanggil pelayan restoran yang terlihat sangat jauh,sehingga aku harus bersuara agak keras

"Pelayan!!,pelayan!!..." Sambil berteriak

Aku lihat pelayan itu berjalan lamban lalu di susul seseorang yang membawa makanan dan meletakkannya di mejaku

"Ini tuan pesanan anda"

"Tapi kami belum memesan apapun" kataku heran

"Sebelum tuan-tuan datang,makanan kalian sudah kami jamin"

"Lalu siapa yang membeli semua makanan ini? apakah brian?"

"Bukan,tuan"

"Lalu siapa?"

"Sahabat tuan" kata pelayan

"Apakah jack?"

"Bukan tuan"

"Baiklah aku paham,sudah jangan bicara lagi"

"Terimakasih,aku permisi dulu tuan"

Aku berfikir sejenak tanpa bibirku mengucap

"Sebentar,aku gak bisa asal-asalan terima makanan dari dia,pasti dia menginginkan sesuatu.

"Siputri,bram,eka tolong jangan di makan dulu ya,aku cari tau dulu alasan apa dia memberikan ini pada kita"

Aku mendatangi brian ke dapur,lalu penjaga menghadang ku 

"Ada keperluan apa tuan?"

"Aku ingin bertemu sahabat ku brian"

"Maaf, peraturan lama tidak berlaku sekarang,boss di sini sudah bukan yang dulu lagi, silahkan anda meminta izin dulu"

"Apa-apaan ini,biarkan aku masuk" aku berusaha masuk dengan paksa tetapi dua orang di sana menghadang ku

"Brian!!" Teriakku

"Brian!!!"

"Lempaskan dia, dia sahabatku" lalu aku di lepaskan

"Ahhhh, menyebalkan sekali"

"Maaf" kata brian,aku sambil mengikuti Brian pergi ke ruang tertutup lalu duduk di sana

"Kenapa dengan restoran ini??"

"maaf atas ketidak nyamanan mu,kau harus tau bahwa sekarang restoran ini sudah tidak di miliki  oleh tuan ghram tell"

"Maksudmu?"

"Sekarang restoran ini sudah di wariskan kepada anaknya yang tunggal"

"Oh begitu rupanya pantas saja.

Tunggu sebentar lalu bagaimana dengan makanan yang di berikan larry ke kita itu,apa maksud nya?apakah dia punya maksud tersembunyi?"

"hahahaha,Itu adalah makanan perayaan untuk kepemilikan restoran ini"

"Hahhhhhh,jadi ghram tell adalah ayah Larry?

Aku baru tau,padahal aku sering bertemu ayahnya,tapi aku tidak mengenal nama ayahnya"

"haha,Begitu lah"

"Jangan bilang kamu bisa masuk kerja di restoran terkenal ini juga berkat Larry?"

"Itu semua berkat bujukan larry kepada ayahnya"

"Astaga,aku harus minta maaf sama dia,karena sudah berfikir negatif tentang dia"

"Kamu masih belum melupakan soal perkataan larry di cafe itu ya"

"Ya,begitulah .

sampai-sampai aku pernah berfikir bahwa dia adalah sahabat gagalku"

"Di sini adalah moment dimana kamu harus melupakan itu teman,larry tidak seburuk yang kamu kira"

"Baiklah,aku akan ke mejaku bersama teman-teman dan menunggu kalian.

Oh iya,jack pasti ke sinikan?"

"Pasti itu"

"Wah ini bakal jadi hari yang paling seru"

"Haha,tunggu aja kejutan kita di cerita selanjutnya,pasti akan lebih membuat mu terpukau"

"Baiklah,aku menunggunya brother dan aku ke depan dulu ya"

"Baiklah"

Lalu aku kembali ke mejaku dan menunggu skenario yang mereka jalankan.