"Terus apa lagi bu?" Ingin rasanya aku mendengar semua cerita tentang ayah
"Membeli lahan itu belum bisa memperbaiki perekonomian keluarga kita nak,masih butuh banyak proses dan itu semua butuh waktu yang lama.
Hingga ayahmu geram dengan tanaman cokelat dan beralih ke karet,
Ayah menanam dari nol di tanah yang baru dan merawatnya dengan baik,hingga dia merasa nyaman di tanah baru itu dan ayahmu memiliki keinginan memindahkan semua lahan 5 tempat yang berbeda itu di satu titik dan sama dengan lahan yang baru.
Diapun menjual semua lahan yang dia miliki yang berisikan tanaman kopi cokelat, lalu memindahkannya ke satu tempat serta mendapatkan keuntungan 1 hektar lebih besar dari tanah sebelumnya,karena di tanah baru yang kita dapatkan adalah lahan tak terurus.
Dan di sini lah kami mulai semua nya dari nol,dan menanam kembali
Di kala itu ayahmu tidak bisa menyukupi kebutuhan apapun, sehingga ibulah yang bekerja,
Bekerja menjadi pembantu rumah tangga
"Ya ampun ibu..!!" kataku sedih sambil memeluk ibuku
"6 tahun ibu bekerja untuk kalian semua dan mencukupi sekolah kalian"
"Maafkan kami ibu" sambil memeluk ibuku lagi
"Dengarkan ibu...
kamu masih menyimpan amarah dengan ayah?"
"Tidak ibu"
"ibu mau sedikit cerita, alasan kenapa ayahmu marah-marah gara-gara kamu pulang dari luar negri dan tidak membuahkan hasil apapun"
"Iya ibu aku mau dengar"
"Kamu sudah tau keadaan keluarga kita kan?"
"Iya ibu"
"Di dalam ke adaan yang terpuruk itu sebenarnya ayahmu menolak untuk menyekolahkan kamu ke luar negeri,karena memang biayanya mahal, mungkin jika di sana kamu tidak sekolah sambil part time,kita tidak akan mampu dan tidak bisa berbuat apapun.
Ibu memaksa ayahmu untuk berbuat sesuatu dan menyetujui mu bersekolah ke luar negeri,
Lalu ayahmu menggadaikan sebagian lahannya dan akhirnya bisa menyekolahkan kamu.
Kamipun tidak tau harus mengembalikan uang gadai itu kapan, tetapi kontrak gadailah yang membatasi.
"Maafkan anakmu ini ibu"
"Sudah tidak apa-apa"
"Karena ibu yakin kamu punya alasan tersendiri,dan sekarang kamukan sudah sukses dan memiliki apa yang kamu mau,jadi ayah dan ibu tidak kuatir lagi"
"Ibu dan ayah itu hanya takut jika kalian semua setelah lulus sekolah tidak memiliki pekerjaan.
Tetapi ternyata kamu memang anak yang rajin,bahkan kamu sekarang bisa menyekolah adikmu ke luar negeri,kamu juga mendengarkan amarah ayahmu sebagai motivasi untuk sukses dalam meraih kesuksesan mu."
"Makasih ibu"
"Setelah ayah siuman,mintalah maaf padanya"
"Aku mengerti ibu".