Untuk kesekian kalinya ia terbangun dan berada di ruangan yang begitu asing. Semua disekelilingnya berwarna putih, kerutan dikeningnya samar-samar terlihat saat seseorang yang begitu dikenalinya itu sedang tertidur disamping brankarnya dengan satu tangannya yang menjadi bantalan orang tersebut.
"Ma-ma," lirih Genio, lalu ia kali ini mencoba menggerakan lengannya seolah memberitahukannya tentang dirinya yang sudah sadar.
Tidak butuh waktu lama hingga wanita itu sedikit terusik dari tidurnya dan menegakkan tubuhnya sembari menguap. Setelah itu ia menatap kearah seorang laki-laki yang saat ini sedang memperhatikannya dengan senyum tipisnya.
Melihat itu ia langsung mengusap puncak kepala putranya itu dengan lembut, lalu berkata, "Gak apa-apa, Mama gak marah kok," ujarnya menenangkan.
Wanita itu seolah mengerti bahwa Genio merasa telah menyusahkannya lagi. Maka dari itu, ia langsung berkata seperti barusan hanya agar laki-laki itu tidak menyalahkan dirinya sendiri lagi.