Chereads / Zayn,Si Jenius Tampan / Chapter 34 - Ingin Menetap(2)

Chapter 34 - Ingin Menetap(2)

Kalau Zayn dan Arunika benar dengan tebakan mereka, mereka berdua akan lebih mudah untuk mewujudkan rencana Zayn dan Arunika. Tetapi, keduanya juga belum bisa memastikan karena mereka belum menemukan apapun. Keduanya menuju keatas bukit, dimana makam kakek dan nenek buyutnya berada.

"Kakak, dimana benda itu tadi?" Arunika mencari-cari letak benda yang mereka temukan tadi,tetapi belum bisa menemukannya.

"Arunika, kamu bergeserlah sedikit." Zayn meminta istrinya untuk berpindah tempat. Setelah Arunika bergeser, Zayn menyunggingkan senyum. Dia kemudian mendekati istrinya lalu saat sampai tepat disamping Arunika, Zayn berjongkok dan mengambil sebuah kotak yang berada dibalik sebuah batu yang berada diantara batu nisan kedua orang tua Ziyad.

Setelah mengambil kotak yang dari tadi mereka cari, Zayn dan Arunika segera meninggalkan tempat itu. Mereka kemudian kembali kedalam rumah utama, mereka langsung memasuki kamar mereka dan mengunci pintu. Keduanya lalu menuju ketempat tidur mereka kedua sejoli itu seperti mendapatkan sebuah harta karun, mereka berbaring ditempat tidur sebentar.

Mereka berdua tidak langsung membuka benda itu tetapi malah berbaring di tempat tidur, itu semua mereka lakukan agar saat membuka kotak tersebut keduanya tidak terkejut. Zayn dan Arunika merasa, mereka berdua akan mendapatkan sebuah kejutan yang besar.

"Sayang, sekarang kita buka kotak itu! apakah kau sudah siap?" Zayn menatap istrinya, tentu saja Arunika mengangguk. Dia sudah penasaran setengah mati ingin mengetahui apa yang berada didalam kotak itu. Arunika berdo'a semoga apa yang dia pikirkan akan menjadi kenyataan

"Sudah kak, ayo kita segera membukanya.." Arunika sangat antusias. Kemudian keduanya turun dari tempat tidur mereka. Zayn segera mengambil kotak yang mereka temukan tadi lalu membawanya ke ruang tamu. Mereka kemudian mulai membuka kotak itu dan isinya adalah sebuah kunci dan sebuah kertas yang terlipat menjadi empat.

Zayn membuka kotak itu dan mendapati sebuah denah. Setelah memperhatikan tulisan di kertas itu, kemudian matanya melihat ke sekeliling tempat nya berada.

"Kakak, lihatlah! saat ini kita berada disini. Lalu, ruangan itu ada disana. Tunggu, ruangan itu adalah kamar kita kak." Arunika setengah berteriak karena saking girangnya. Zayn kembali melihat kertas yang berada ditangan istrinya, setelah dia amati dengan baik dia pun yakin. Lalu dia mengajak Arunika kembali kedalam kamar mereka, tak lupa kotak itu mereka bawa.

"Kakak, lalu kita kemana lagi sekarang?" Arunika kemudian kembali melihat denah itu. Zayn dan Arunika mengamati seluruh kamar lalu mereka berjalan selangkah demi selangkah mengikuti arah seperti yang tertulis didalam denah itu. Mereka pun sampai di dekat tempat tidur mereka, Zayn dan Arunika melihat dengan teliti keadaan disekitar mereka dari mulai lantai dan lemari.

Tetapi semuanya tampak normal, yang terlihat agak lain dari kamar yang mereka tempati adalah sebuah rak buku. Zayn dan Arunika mendekati rak buku tersebut dan memeriksanya barangkali ada pintu rahasia seperti di film upin ipin. Tetapi apa yang mereka harapkan tidak ada, mereka merasa agak kecewa karena sudah mencari begitu lama tetapi tidak menemukan sesuatu.

"Sayang, kita sudah mencari dari tadi tetapi tidak menemukan apapun. Sebaiknya sekarang kita tidur dulu, besok kita akan bertanya pada kakek lalu kita akan mencarinya bersama-sama." Zayn mengajak istrinya beristirahat, tetapi Arunika meminta Zayn beristirahat lebih dulu.

Arunika akan mencuci muka dikamar mandi, saat akan mengambil handuk di gantungan handuk yang berada disudut kamar itu,cmata Arunika menabrak sesuatu yang sangat tidak wajar. Disamping gantungan handuk itu ada sebuah benda yang aneh, seperti gagang pintu. Padahal disana sama sekali tidak ada pintu.

Lalu, Arunika mendakati benda itu dan menyentuhnya perlahan. Tiba-tiba ada suara benda berat yang bergerak. Saat Arunika memparhatikan sekelilingnya, ternyata rak buku yang diperiksanya tadi bergeser. Dibawahnya ada sebuah pintu. Arunika dan Zayn memeriksa kembali pintu itu dan perlahan mereka membukanya.

Saat dibuka, didalamnya ada jalan yang cukup luas dan sangat terang. Banyak sekali lampu yang menyala menerangi lorong dibalik pintu. Semuanya serba putih, kedua sejoli itu kemudian mulai memasuki lorong itu. Saat mereka sampai pada lantai ke sepuluh, pintu itu kemudian tertutup dengan sendirinya.

"Kakak, bagaimana kita keluar kalau pintu itu tertutup?" Arunika merasa agak takut tetapi Zayn menenangkannya. Keduanya pun melanjutkan perjalanan mereka memasuki lorong lebih dalam lagi. Lalu, mereka menemukan sebuah pintu.

Keduanya menghentikan langkah mereka tepat didepan pintu itu, keduanya kini merasa agak ragu apakah mau masuk atau tidak. Meraka kemudian saling menatap. Mereka tidak bisa membayangkan, kejutan apa yang akan mereka dapat kalau mereka membuka pintu itu.

"Arunika, kita akan membuka pintu ini sendiri atau kita harus mengatakan semua ini kepada kakek dan membukanya bersama dengan beliau?" Zayn merasa sangat bingung, Zayn takut apa yang dia temukan ini sesuatu yang berbahaya.

"Kakak, kalau menurutku kita membukanya sekarang. Lalu memeriksanya, setelah kita sudah tahu pasti apa yang ada didalam barulah kita beritahu kakek dan nenek, bagaimana menurutmu kakak?" Arunika meminta pendapat Zayn.

Saat melihat Zayn mengangguk, keduanya lalu tersenyum dan mereka sepakat akan membuka dan masuk kedalam ruangan di balik pintu itu. Arunika kemudian menyerahkan kunci yang mereka temukan didalam kotak tadi kepada Zayn yang kemudian mulai membuka pintu itu ada apa dalamnya.