Chereads / The Last Dragonoid / Chapter 2 - Ryuu

Chapter 2 - Ryuu

Di tengah hutan terlarang, seorang anak berpakaian serba hitam sedang berlarian mengejar seekor kelinci bertanduk yang tepat berada di depannya. Ia mengarahkan telapak tangannya tepat kehadapan kelinci itu. "Crimson Chains!" ujarnya dengan sedikit berteriak.

Lingkaran sihir bewarna hitam kemerahan muncul di sebelah kiri dan kanan anak itu, totalnya berjumlah tiga lingkaran sihir. Disaat yang bersamaan, dari lingkaran sihir itu keluarlah rantai besi dengan aura membunuh disekitarnya. Ujung rantai itu adalah mata pedang yang sangat tajam. Crimson chains mengikuti gerakan tangan anak itu. Anak itu menggenggam tanganya dengan kekuatan penuh dan rantai itu langsung menusuk badan kelinci itu hingga mahkluk itu tidak bergerak lagi.

Anak itu membatalkan lingkaran sihirnya dan memegang telinga kelinci itu seperti mengambil hasil buruan. "Ini yang terakhir untuk hari ini" katanya.

Anak itu bernama Ryuu. Satu-satunya ras dragonoid yang berhasil selamat dari pembantaian masal rasnya. Selama 6 tahun ini, ia hidup sendirian di Forbidden Forest atau yang dikenal dengan hutan terlarang dimana tingkat kepadatan mana disini sangatlah tinggi sehingga banyak dari monster rangking tinggi sering bermunculan disini.

Ryuu berpakaian layaknya anak yang dibuang oleh orang tuanya. Jubah hitam yang lusuh dan tak layak dipakai, sarung tangan kain yang kotor dan sepatu bot yang berlumpur. Ryuu berambut hitam seperti kebanyakan orang lainnya, hanya saja rambutnya lebih panjang untuk dianggap sebagai rambut anak laki-laki.

Ia mempunyai bola mata yang berbeda warna, di satu sisi bewarna biru dan disisi lainnya bewarna kuning-keemasan. Setelah perburuannya selesai, ia menggunakan dahan pohon sebagai pijakan dan melompat kesana kemari seperti seorang assasin berpengalaman. Sejak meninggalkan kampung halamannya, Ryuu berakhir disini. Dan sejak saat itu pula ia terus berlatih mengasah kemampuannya.

Dimata orang yang melihatnya, mungkin Ryuu akan terlihat seperti orang tidak memiliki keterampilan. Ia mengetahuinya lewat perbincangan para petualang tingkat atas yang terkadang melewati hutan ini untuk melaksanakan pembasmian.

Ryuu sama sekali tak peduli pendapat orang lain tentangnya. Ia hanya peduli bagaimana ia akan bertahan hidup untuk hari-hari selanjutnya di hutan ini. Tak pernah sekalipun terpikirkan olehnya untuk keluar dari hutan ini.

Kelinci yang ia bunuh barusan adalah kelinci tingkat D bernama horned rabbit. Dagingnya sangat empuk dan enak jika ditambahkan sedikit rempah-rempah. Ryuu menguliti kelinci itu dan memotong dagingnya dengan menggunakan crimson chains.

Ia mengumpulkan ranting kayu kecil dan rumput kering yang bisa ia temukan lalu menyusunnya menjadi sebuah lingkaran yang dikelilingi oleh batu berukuran kecil. Ryuu mengambil dua batu berukuran sedang dan mulai menggosokkan keduanya hingga percikan api muncul. Dengan cekatan, ia membuat api unggunnya sendiri dalam waktu yang singkat.

Ryuu kemudian mengambil ranting kayu kecil yang mengikisnya dengan mata pedang crimson chains hingga terbentuklah sebuah tusuk. Satu demi satu dari daging horned rabbit ia tusukan lalu dibakar. Setelah dagingnya berubah warna dan sedikit kecoklatan, Ryuu memakannya sedikit demi sedikit. "Hambar" katanya sambil terus memakan sate daging itu. Daging monster kebanyakan beracun, tetapi mungkin tubuh Ryuu sudah terbiasa dengan itu.

Setelah selesai menikmati makanannya, Ryuu menutup mata dan bersandar pada batang pohon terdekat. Ia berusaha menikmati angin sore yang berhembus di sekelilingnya. Ryuu yang sekarang hanyalah anak berusia 11 tahun tanpa keluarga. Ia mengingat masa-masa bahagianya saat kecil sebelum perang terjadi.

Para naga suci sering sekali menampakkan diri saat Ryuu sendirian di kamarnya. Bahkan ayahnya, Drakon tidak tahu jika anaknya memiliki hubungan yang sedekat itu dengan naga suci. Ryuu kangen masa-masa itu.

Kresekk... kresekk...

Suara dari semak-semak membuyarkan lamunannya. Ryuu bersiap siaga ditempatnya dengan kuda-kuda bertarungnya. Seekor serigala raksasa tiba tiba berlari kearahnya. Bulu-bulunya perak dan beberapa bagian bewarna merah terlumuri darah. Ryuu melompat menaiki dahan pohon terdekat. Ia memutuskan untuk memperhatikan situasi terlebih dahulu.

Serigala itu merupakan monster kelas A bernama Dire Wolf. Ryuu masih tidak mengerti bagaimana serigala tersebut mendapatkan luka seperti itu. Biasanya monster kelas A tidak mudah terluka di tempat dengan kepadatan mana yang tinggi karena mereka bisa dengan mudah melakukan regenerasi luka.

Tak lama setelah serigala itu lewat, terdengar suara langkah kaki dari tempat serigala itu datang. Seorang pria yang tinggi bernama Henry dan yang disebelahnya adalah Ken. Mereka berdua bersenjatakan pedang sihir yang terbuat dari besi mithiril.

'Pemburu liar' batin Ryuu. Pemburu liar bekerja tanpa ijin dari pemerintah. Mereka terkadang menangkap hewan unik untuk dijual ke berbagai negara. Walaupun begitu, tidak sedikit bangsawan yang bekerja sama dengan pemburu liar untuk mendapatkan barang-barang bagus.

"Langkah bayangan" bisik Ryuu

Tubuh Ryuu menghilang ditelan oleh bayangan dirinya. Langkah bayangan adalah suatu sihir tipe kegelapan dimana penggunanya dapat berteleportasi antara bayangan yang satu dengan yang lainnya dalam jarak tertentu sesuai dengan keahlian penggunanya.

Setelah Ryuu menghilang, kedua pemburu liar itu kembali melacak dire wolf yang lari dengan menggunakan jejak kaki dan bekas darah yang tertinggal di sepanjang jalur jejak kaki itu pergi.

Berjarak 50 meter dari sana, Ryuu sudah menemukan lokasi dire wolf itu lebih awal dari para pemburu. Ryuu harus menggunakan sihir kangkah banyangan hingga 2 kali baru dapat mengejarnya. Dari apa yang dilihat Ryuu dari atas pohon, dire wolf itu seekor betina. Ryuu melihat seekor dire wolf dewasa dan seekor anak dire wolf. Kemungkinan besar ketika ia sedang berburu makanan untuk anaknya, ia bertemu dengan pemburu sehingga terluka sampai seperti itu.

Ryuu bertanya tanya dalam hatinya 'Mungkinkah untuk menyelamatkan ibu dan anak ini dari pemburu?'. Ryuu punya rasa simpati yang tinggi kepada monster yang mempunyai masalah dengan manusia. Dire wolf dewasa yang sedang terluka itu tiba-tiba menyadari keberadaan Ryuu langsung menoleh ke dahan pohon dimana anak itu berdiri.

Ryuu yang tahu dire wolf itu melihatnya langsung melompat turun ke tanah. Padahal ia yakin sudah melenyapkan hawa keberadaannya dengan aura bayangan, jadi sebenarnya seberapa kuat dire wolf didepannya ini.

Dire wolf itu mengeram, menandakan Ryuu untuk tidak maju lebih dekat lagi. Ryuu hanya diam menatapnya. Tapi di tengah keheningan itu suara derap langkah kaki menjadi lebih mudah terdengar, semakin lama semakin jelas.

Ryuu mengabaikan peringatan dire wolf itu dan berlari mendekati sang anak dan ibunya. Ryuu menggunakan tangan kirinya untuk menggendong anak dire wolf dan tangan kanannya untuk memeluk leher dire wolf dewasa.

Dire wolf raksasa memberontak dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Ryuu. Melihat apa yang ibunya lakukan, anak dire wolf itu juga ikut-ikutan memberontak dan menggigit lengan kiri Ryuu. Ryuu sedang menahan sakit sambil mengumpulkan mana di tempat mereka berpijak.

"Langkah bayangan" ujarnya.

Ryuu, dire wolf dewasa dan anaknya terteleportasi sekitar 1.000 meter jauhnya atau setara dengan 1 kilometer dari para pemburu itu. Semakin banyak mana yang dikeluarkan, semakin jauh jarak yang dapat ditempuh oleh langkah bayangan. Tapi karena Ryuu tidak terbiasa melakukan sejauh ini, ini akan berdampak pada tubuhnya.

Apalagi karena harus memindahkan 3 tubuh sekaligus membuatnya mana miliknya terkuras habis. Ryuu dan keluarga dire wolf itu te-teleportasi ke sebuah padang rumput yang luas dibalik bukit. Setelah itu Ryuu perlahan melepaskan pelukannya dan terkapar lemas di tanah. Ryuu terlalu memaksakan diri kali ini.

Dire wolf dewasa itu mulai mendekatkan kepalanya ke tanah. Tubuhnya mulai lemas dan tak bertenaga. Ryuu yang melihat hal tersebut memaksakan dirinya untuk bangun.

"Maaf, aku tidak bisa menyembuhkan lukamu"

Dire wolf itu mengaing. Seakan-akan mengucapkan permohonan terakhir sebelum kematiannya. Ryuu mengelus-ngelus bulu dire wolf dewasa itu dan berkata "Tenang saja, aku akan menjaga anakmu dengan baik" ujar Ryuu sambil tersenyum.