Tiga hari telah berlalu sejak Ryuu menyelamatkan anak beastkin itu. Anak itu bernama Noir. Ia merupakan seorang anak yang berhasil kabur dari perdagangan budak. Saat itu Ryuu terpaksa lari keluar dari kota dan bersembunyi di sebuah gua yang ia temukan tak jauh dari pemukiman kota. Setelah hari itu, Ryuu hanya berdiam diri mengembalikan kekuatannya, walaupun kemungkinannya sangat kecil untuk melakukan itu. Noir sangat berterima kasih kepada Ryuu yang telah menolongnya dan memutuskan untuk mengikuti Ryuu mulai dari hari itu.
Sudah beberapa kali Ryuu menolak dan mengatakan itu berbahaya. Tetapi Noir tetap saja tidak peduli yang memaksa Ryuu mengiyakan. Mau tidak mau, Ryuu terpaksa menerimanya. Bisa gawat juga jika Noir ditangkap oleh pedagang budak lagi, pikir Ryuu.
Sesekali Ryuu keluar dari gua untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan minuman. Hari-hari Ryuu di kota Athema begitu damai, meskipun penjaga kerajaan masih menyelidiki tentang kematian ketiga orang yang dibunuh oleh Ryuu tiga hari lalu. Selain memulihkan kekuatan, dalam tiga hari ini Ryuu telah mengumpulkan semua persediaan yang ia butuhkan untuk membuat sebuat "pertunjukan besar" dengan cara yang paling unik.
Tepat hari ini, penguasa kota akan menggelar sebuah festival dan karena itu, pada hari ini banyak sekali bangsawan serta anggota keluarga kerajaan yang datang karena tertarik. Sesuai janji yang diucapkan oleh penguasa kota sebelumnya, ia akan mengeluarkan darah naga untuk mengendalikan salah satu naga suci. Itulah saat-saat yang ditunggu oleh Ryuu sampai sekarang.
Saat ini disebuah gua kecil, Ryuu mengganti pakaiannya dengan pakaian sederhana sehingga tak terlihat mencurigakan. Uang hasil kerja kerasnya selama enam tahun dihabiskan hanya untuk saat ini. Walaupun sedikit berlebihan, tetapi ia melakukan semuanya agar semuanya sesuai dengan rencananya.
Ia juga membelikan Noir baju baru untuk mengantikan baju rusaknya. Mereka berdua mengenakan sebuah jubah hitam tersihir untuk menutupi keberadaan mereka. Ryuu meletakan Fenrir diatas kepalanya dan menutupinya dengan tudung. Kemudian Ryuu, Fenrir dan Noir masuk ke kota melewati dinding kota dengan langkah bayangan.
Sekarang Ryuu dapat dengan mudah menggunakan langkah bayangan dengan tiga orang didalamnya. Akhirnya usahanya selama tiga hari tak sia-sia ketika melihat hasil latihannya. Dalam tiga hari itu juga, Ryuu bolak-balik menggunakan langkah bayangan dri pagi hingga malam hanya untuk meningkatkan levelnya.
Sekarang adalah saat-saat yang ia tunggu. Festival yang diadakan sangatlah besar dan meriah, itu juga menjadi penyebab kenapa keamanan di kota ini ditingkatkan sampai dua kali lipatnya. Saat ini mereka bertiga, Ryuu, Fenrir dan Noir sedang berada di sebuah jalan sempit atau lebih mirip jika dikatakan sebuah gang kecil. Noir meneguk ludahnya, ia sangat, gugup dalam hal ini. Meskipun ia memutuskan untuk mengikuti Ryuu, tetapi ia tak mengira jika Ryuu akan senekat ini.
"Kenapa, apa kau takut? Tak apa jika kau tak mau melakukannya, aku bisa melakukannya sendiri. Aku tak akan memaksamu" Ryuu melihat wajah Noir yang terlihat gugup sekaligus takut. Memang kali ini mereka akan melakukan hal yang sangat besar, dan kegagalan dapat berakhir dengan kematian.
"Tidak! Aku akan melakukannya. Tuan Ryuu sudah menyelamatkanku, aku harus melakukannya" Noir berbisik tetapi hampir berteriak pada saat yang sama.
"Yah, baiklah jika kau bilang begitu. Tetapi jangan panggil aku tuan, kita seumuran. Panggil saja Ryuu" Ia menepuk pundah Noir sambil berusaha menyemangati.
Fenrir melompat dari kepala Ryuu ke tanah. Monster serigala kecil itu menyiapkan ancang-ancang untuk melompat lebih tinggi. Ia menggunakan tembok-tembok di jalan sempit itu sebagai pijakan hingga mencapai atap dari salah satu bangunan diatasnya.
Ryuu dan Noir segera bersiap. Mereka berdua menggunakan sebuah topeng hitam bergaris merah untuk menutupi bagian dahi hingga hidung. Dilengkapi dengan tudung dan topeng, mereka terlihat seperti sekelompok orang dari kultus (organisasi) misterius.
Inilah giliran Noir untuk mempertunjukan kemampuannya. Noir memiliki atribut sihir ilusi, jadi itu membuat Ryuu sangat terbantu dengan keberadaannya. Meskipun Noir hanya dapat melancarkan sihir tingkat rendah, tetapi itu sudah sangat cukup untuk membuat keributan.
"Aku akan membutakan musuhku dengan ilusi dan kebohongan" Noir mulai merapalkan mantra sihirnya. Ryuu mengangguk menandakan Noir untuk memulai pertunjukan ini.
"Ilussion Magic, Fake Truth" Noir mengarahkan sihirnya kearah Fenrir yang telah bersedia diatas atap. Sihir ilusi Noir membuat Fenrir tampak seperti dire wolf liar raksasa yang muncul untuk menyerang kota. Hal itu membuat banyak orang panik dalam seketika.
"Semua penjaga langsung bergerak untuk memusnakan monster liar itu. Jangan biarkan monster itu lolos!" Penguasa kota, bangsawan Hank langsung memerintahkan semua penjanganya untuk mengejar dan membunuh serigala raksasa hasil proyektil dari sihir ilusi Noir. Ryuu yang memperhatikan semua itu tertawa kecil. Mereka dapat dengan mudah ditipu dengan sihir klasik itu.
Ryuu bersiap-siap bergerak. Topeng dan tudung hitamnya telah terpasang dengan baik hingga tak seorang pun dapat mengetahui wajahnya. Saat semua perhatian terahlikan kepada Fenrir, Ryuu mengendap-ngendap dengan langkah bayangan tepat ke tengah tengah lapangan diadakannya festival.
Penguasa gendut itu memamerkan darah naga seperti barang pajangan. Apakah mereka tidak tahu seberapa berharganya benda ini? pikir Ryuu. Darah naga disimpan dalam sebuah botol kaca mini dan meletakkannya pada sebuah pilar batu yang dikelilingi oleh sihir pelindung. Tanpa berlama-lama lagi, ia menghancurkan pilar sihir itu dan mengambil darah naga yang terletak diatasnya.
Dengan sengaja, Ryuu duduk diantara kepingan-kepingan batu hasil dari pilar yang melindungi darah naga dan menunggu. Sepersekian detik berikutnya, alarm kerajaan berbunyi. Hal itu menarik semua orang dari warga biasa hingga bangsawan untuk pergi ke tempat kejadian. Pada saat yang sama, monster serigala raksasa tiba-tiba menghilang.
Masih bingung dengan apa yang terjadi, penguasa kota dan para prajurit terkuatnya ikut memeriksa apa yang sedang terjadi. Para warga dan bangsawan berkumpul disekitar tempat kejadian. Ryuu telah selesai menunggu dan ia berdiri.
"Para warga, bangsawan dan penguasa kota yang terhormat. Aku disini untuk mengambil apa yang telah kalian ambil, dan aku mencuri apa yang telah kalian curi" Ryuu meninggikan suaranya membuat semua orang disekitarnya bergidik ngeri karena aura yang dipancarkan olehnya.
"Si-siapa kau?" tanya penguasa kota, bangsawan Hent.
"Kau tidak layak untuk tahu siapa aku, sampai jumpa" Ryuu menghilang dalam kedipan mata. Langkah bayangan yang dipakainya sangatlah efektif. Dengan begitu ia pergi dengan meninggalkan pertanyaan kepada semua orang. Siapa dia? Apa yang ia inginkan? Mungkinkah ia master sihir?
Begitulah Ryuu membuat sebuah pertunjukan besar yang meninggalkan bekas dalam ingatan semua orang. Orang misterius dengan asal-usul yang tak jelas berhasil mencuri darah naga. Itulah informasi yang semua orang tahu.
Ryuu berhasil kabur kembali ke gua tempatnya tinggal. Noir dan Fenrir telah menunggu Ryuu disana.
"Fyuhh, itu tadi benar-benar menakutkan. Kupikir aku akan mati" Noir mengelap semua keringat dingin di wajahnya
"Tapi itu setimpal. Aku berhasil mendapatkan apa yang aku mau" Ryuu menunjukan sebotol darah naga pada Noir dan Fenrir sehingga membuat mereka terpukau.
"Kakak, kakak apakah aku juga boleh meminumnya?" minta Fenrir dengan menunjukkan wajah imutnya.
"Tidak boleh" Ryuu melarangnya, ini semua demi kebaikan Fenrir. Selain orang yang memiliki darah raja ras naga, tidak ada yang boleh meminumnya kecuali jika mereka ingin mengakhiri kehidupannya dengan cepat.
Ryuu menatap sebotol darah naga yang ada ditangannya. Ryuu langsung meminumnya tanpa ragu, jika ada kesempatan yang lebih baik sekaranglah saatnya. Awalnya baik-baik saja, tetapi darah naga menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh Ryuu. Panas dingin mulai berseteru didalam tubuh Ryuu, sesekali ia mengeram kesakitan. Perlahan-lahan Ryuu dapat merasakan sihir atribut kegelapan meninggalkan tubuhnya. Sihir itulah yang dapat membuat Ryuu bertahan sampai saat ini. Ia tidak terima sihirnya hilang begitu saja.
Noir dan Fenrir tetap berada disampingnya selama kejadian itu. Ketika Ryuu membuka mata. Cahaya biru-perak dan kuning-emas menyelimuti tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki. Lingkaran sihir yang sangat besar muncul dibawah kakinya dan mengeluarkan aura yang dingin dan hangat pada saat yang sama.
Sihir baru memasuki tubuhnya dan bercampur dengan sihir kegelapan yang tersisa. Atribut sihir yang tidak pernah tercatat pada buku manapun. Sihir yang diberikan khusus oleh dewa. Ryuu sendiri terkejut dipenuhi oleh kekuatan sebegitu besarnya. Ryuu tersenyum. Ia berjalan keluar dari gua dan menghadap ke langit biru.
"Apakah ini yang kalian mau?" ujarnya