Sejam telah berlalu sejak kematian dire wolf dewasa itu. Ryuu yang sudah mendapatkan tenaganya kembali memutuskan untuk menguburkan mayat dire wolf dewasa itu sebagai tanda persahabatan. 'Baru saja bertemu dan kita langsung berpisah' ujar Ryuu sambil mengukir tulisan di sebuah batu.
Ryuu meletakan batu yang telah diukirnya tepat diatas makam dire wolf dewasa itu. Dan ia juga telah memutuskan nama untuk anak dire wolf yang akan mengikuti perjalanannya mulai saat ini. Ryuu menamainya, Fenrir.
Ryuu menyalurkan sedikit mana miliknya kepada Fenrir dan dire wolf kecil itu dengan senang hati menerimanya. Itu menyebabkan kontrak terbentuk diantara mereka berdua. Hubungan yang melebihi hidup dan mati.
Fenrir melompat ke pelukan Ryuu dan anak itu membalasnya dengan senyuman. "Master, master, kemana kita akan pergi sekarang?" ujar Fenrir
"Jangan panggil aku master, kau membuatku tampak seperti orang tua. Panggil saja kakak" ujar Ryuu sambil mengacak-acak bulu silver Fenrir.
Ryuu menghadapkan wajahnya ke langit dan menghela nafas. Kemudian ia berdiri dan meletakkan Fenrir keatas kepalanya lalu memasang tudung hitamnya seperti biasanya. Perlahan-lahan bayangan menelan tubuh mereka hingga tak bersisa. Ryuu menggunakan langkah bayangan untuk pergi ke kota terdekat, sekitar 20 meter dari tempat mereka berpijak.
Kota itu bernama Athema. Kota yang berpusat pada bidang perdagangan dan pariwisata alam. Dibalik tembok pemisah yang melindunginya, kota ini terdiri dari dua wilayah. Disatu sisi kota itu mempunyai jumlah pengunjung yang banyak hingga pendapatan penguasa kota tak juga sedikit. Banyak bangsawan lain yang tertarik dengan kota itu karena pemandangan gunung yang menyegarkan mata. Hal ini membuat penguasa kota yang sekarang memiliki banyak koneksi dengan petinggi-petinggi di ibukota kerajaan.
Disisi lain, banyak sekali kejahatan yang terjadi disini setiap menitnya. Penipuan, perdagangan oleh pasar gelap, perdagangan budak dan masih banyak lagi kebusukan yang terjadi disini. Meskipun sudah 6 tahun berlalu sejak pergantian posisi penguasa kota yang mengubah kota itu sebegitu rupa, tidak ada warga yang berani protes. Alasannya banyak, kekurangan bukti, terutama karena adanya peraturan bagi siapapun yang melawan para bangsawan harus dihukum mati.
Ryuu yang baru saja sampai ke gerbang kota hanya dapat melihat kota itu dari luar. Ia harus menunggu cukup lama dalam barisan antrian sebelum ia dapat memasuki kota. Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya saatnya tiba gilirannya. Penjaga yang berjaga melihatnya dengan tatapan aneh. Mungkin ia berpikir apa yang sedang anak kecil lakukan disini.
"Nama?" tanya penjaga itu
"Ryuu"
"Bisakah kau membuka tudungmu?"
"Baiklah" ujar Ryuu sambil menarik tudung hitamnya. Penjaga itu sedikir terkejut dengan warna mata Ryuu yang berbeda tapi ia memutuskan untuk tidak bertanya apapun tentang itu. Kemudian penjaga itu melihat Fenrir yang terduduk di rambut Ryuu.
"Apakah ini familier milikmu?" penjaga itu bertanya dan menunjuk kearah Fenrir pada saat yang sama
"Iya"
"Baiklah kau boleh masuk. Pastikan familiermu menghindari masalah, jika tidak kau yang akan terkena imbasnya"
"Baiklah akan kuingat"
Ryuu melewati gerbang masuk dengan sangat mudah. Setelah masuk, yang ia lakukan hanyalah berkeliling mengitari setiap jalan di kota. Tidak tahu apa yang dicarinya.
Setelah berkeliling cukup lama dan hanya melihat-lihat, Ryuu akhirnya menemukan sesuatu yang kemungkinan ia cari. Sebuah lorong sempit dan gelap berada di depannya. Ia memasuki jalan sempit tanpa ragu-ragu.
Jalan sempit itu membawa Ryuu dan Fenrir menuju sebuah bangunan yang memancarkan aura suram. Tempat itu jarang diketahui oleh orang yang lewat atau turis, makanya kelompok itu menyebut diri mereka dengan nama Silent Night. Mereka adalah kelompok yang akan menyediakan semua keinginan pelanggannya termasuk pembunuhan, penculikan dan penyiksaan.
Ryuu mengetuk pintu bangunan suram itu berkali-kali hingga seseorang membalas ketukannya dan membukakan pintu baginya. Orang yang membukakan pintu adalah seorang pria dengan tubuh kekar dan tatoo di lengan kananya. Orang itu menatap Ryuu dari atas hingga bawah berulang kali.
"Apa yang kau inginkan anak kecil? Ini bukan tempat untuk bermain" ujar pria itu dengan tatapan benci
"Aku disini untuk menjual dan membeli sesuatu" jawab Ryuu tanpa memperlihatkan rasa takut
"Menarik, masuklah kedalam" Pria asing itu mempersilahkan Ryuu masuk. Tapi didalam bangunan itu hanya ada aura mencengkam, bahkan petualang pemberani sekalipun akan bergidik ngeri jika masuk ke dalam bangunan ini.
"Hoho, pendatang baru rupanya. Apa yang bisa kami bantu nak?" ujar seorang kakek tua yang muncul dari dalam bayangan. Kakek itu bernama Gerald F. merupakan seorang alkemis dengan atribut gelap dan terkenal dengan nama pembunuh dalam senyap karena efek racunnya yang sulit dideteksi.
"Aku ingin membeli serangkaian informasi" Ryuu menjawab pertanyaan Gerald dengan cepat.
"Bagaimana dengan informasi tentang darah naga baru-baru ini?" tanya Gerald
"Menarik, akan kudengarkan"
"Maaf, tapi peraturan disini kau harus membayar terlebih dahulu sebelum dapat menerima apa yang kau mau" jelas Gerald
Ryuu melempatkan sebuah permata jarum berukuran 5cm. Gerald menangkap benda itu saat Ryuu melemparnya ke udara. Mata Gerald terbelalak, ia tidak percaya apa yang tengah dilihat oleh matanya.
"Itu adalah kristal inti horned rabbit yang masih utuh dan murni, jadi kau mau atau tidak?" tanya Ryuu mengitimidasi
Gerald bertanya tanya dalam dirinya, sebenarnya siapa anak kecil didepannya ini. Bagaimana ia dapat membunuh seekor horned rabbit yang hebat dalam melarikan diri, bahkan petualang tingkat A akan sulit membunuh horned rabbit peringkat D. Kristal inti yang masih utuh dan murni adalah barang berharga yang sulit dicari, semakin tinggi tingkat monster kristal intinya makin rapuh dan lemah. Ini adalah barang berharga yang sangat sulit dicari. Dan lagi, apa-apaan aura mengitimidasi anak itu. Gerald merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan selama 50 tahun ini. Rasa takut.
"Aku akan menerimanya, aku akan menceritakan kepadamu mengenai informasi darah naga itu. Sekitar dua minggu yang lalu, penguasa kota ini mengumumkan akan memamerkan sebotol darah naga pada saat festival ulang tahun kerajaan yang ke-6" jelas Gerald
Ryuu hanya diam dan mendengarkan. Setiap kata yang terucapkan adalah informasi penting yang sama seklai tidak boleh ia lewatkan. Sementara itu, Fenrir tertidur pulas dipelukan Ryuu. Tidak seperti Ryuu, Fenrir bosan dan berakhir dengan tidur siang hari.
"Beberapa mitos mengatakan darah naga akan memberikan kekuatan yang sangat besar bagi siapapun yang layak meminumnya. Banyak kematian yang disebabkan oleh benda ini. Dewa berkata, mahkluk yang tidak layak akan langsung mati dengan tragis saat meminumnya. Penguasa kota juga menyebarkan pengumuman bahwa ia akan menggunakan darah naga untuk mengendalikan seekor naga suci yang disegel dibalik gunung" lanjut Gerald
Bingo! Ryuu mendapatkan jackpot! Setelah kekalahan ras dragonoid, para naga suci yang tersegel dipindahkan ke suatu tempat disekitar wilayah manusia. Dan hanya beberapa orang yang tahu dimana letaknya berada. Ryuu akhirnya dapat mengetahui tempat dimana naga suci disegel, walaupun itu hanya salah satunya.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ryuu berterima kasih dan berpamitan kepada Gerald. Ia sudah merencanakan apa yang akan ia lakukan besok. Juga tentang darah naga itu, Ryuu yakin itu merupakan peninggalan terakhir ayahnya.
Ras dragonoid memiliki harta yang tak ternilai. Saat putra mahkota dari ras ini berumur 20 tahun, mereka harus meminum setetes darah naga sebelum menjadi seorang raja. Saat meminumnya, kekuatan mereka akan berlipat-lipat, mereka akan memiliki tubuh yang awet muda dan regenerasi fisik yang lebih baik. Yang terpenting, mereka menggunakan sihir dragon forms. Setiap individu memiliki dragon forms yang berbeda-beda tergantung dengan kepribadiannya.
Tentang apa yang akan Ryuu lakukan selanjutnya adalah sebuah misteri. Tapi ia sudah mulai membuat rencana besar tentang apa yang akan ia lakukan. Sebuah kejadian besar akan terjadi, dan itu dimulai dari sebuah keinginan kecil untuk balas dendam.