Keringat bercucuran di kening Ivi. Sementara Felix sangat panik saat para suster membawa Ivi menuju ruang operasi. Ya, hari ini Ivi akan melakukan operasi cesar. Felix terus mendampingi istrinya sambil menggenggam tangan Ivi.
"Kamu tenang ya sayang... Semuanya akan baik-baik aja... Jangan lupa terus berdzikir.." Felix
"Sakit hon.. Sakit...." ucap Ivi meringis sambil tangannya menggenggam kuat sprai brankar itu.
"Sabar... Berdoa sayang.... Aku yakin kamu pasti bisa ... Pegang tangan aku sayang.." Felix memberikan tangannya pada Ivi untuk digenggam. Ia juga membisikkan kalimat Allah di telinga Ivi.
"Hiks... Sakit.... Ya Allah..."
Perlahan rasa sakit itu sedikit mereda. Ivi sudah cukup tenang.
"Dok, pasien sudah mulai tenang. Kita bisa mulai sekarang. " ucap salah seorang perawat pqda dokter tersebut. Dokter itu pun mengangguk dan menghampiri Ivi.
3 orang dokter memasuki ruang operasi. Para perawat tengah mempersiapkan semuanya.
"Selamat pagi bu Ivi... Bagaimana? Anda sudah siap?" Sapa seorang dokter wanita.
"Bismillah... In Syaa Allah dok.."
"Baik, kami akan memulainya... Jangan lupa berdoa.."
"Lakukan yang terbaik untuk istri dan anak saya dok..."
"In Syaa Allah pak.."
Seorang dokter menyuntikkan bius pada tubuh Ivi.
Di lain sisi, Irene sedang ikut meeting bersama dengan Calvin.
"Ok, meeting kita hari ini selesai. Saya harap kalian bisa meningkatkan kinerja kalian untuk hasil yang maksimal dan sesuai janji saya, apabila omset bulan ini meningkat maka saya akan mengeluarkan bonus untuk kalian.." Calvin
Puk puk puk!!!
Para Divisi bertepuk tangan.
"Baik, selamat siang..."
Calvin meninggalkan ruang rapat bersama dengan Irene. Tempat meeting mereka masih di kantor Calvin. Hanya berjarak beberapa lantai saja.
Saat berada di lift...
"Makan siang di mana?"Calvin
"Eh.. Saya makan siang di cafe depan pak.. Dengan teman-teman yang lain.." Irene.
"Hari ini kamu makan siang dengan saya. Ada yang ingin saya sampaikan sama kamu."
"I-iya pak.."
"Kamu masih gugup saat berbicara dengan saya?"
"Eh maaf pak.."
"Biasakan untuk berbicara dengan baik. Jangan gugup. Saya bukan kanibal."
"Iya pak..."
Setelah selesai melakukan operasi selama beberapa jam, kini Ivi sudah dipindahkan ke kamar rawat.
Ivi pun sudah tersadar.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar sayang.." ucap Felix dengan rasa syukur.
"Anak kita gimana?" tanya Ivi cemas.
"Alhamdulillah anak kita sehat sayang... Tampan seperti aku heheh... Makasih ya sayang, kamu udah berjuang untuk anak kita.." ucap Felix dengan senyum bahagianya.
"Alhamdulillah... Maaf ya karena aku buat kamu panik.."
"Gapapa sayang... Yang penting sekarang, kamu dan bayi kita selamat." Felix mengecup kening Ivi.
"Iya sayang... alhamdulillah" ucap Ivi tersenyum senang.
Setelah selesai lunch, Calvin langsung bergegas ke RS di mana Ivi melahirkan. Ia mengetuk pintu sebelum memasuki kamar VVIP itu.
"Kita akan ke mana setelah ini Pak?" tanya Irene saat di dalam mobil.
"Rumah sakit. Kakak saya baru saja melahirkan" ucap Calvin tenang.
"Wahhh alhamdulillah... Selamat untuk kakaknya bapak ya" Irene tersenyum senang.
"Terima kasih tapi kamu bisa mengucapkannya langsung nanti pada kakak ipar saya.. Yang melahirkan adalah kakak ipar saya sebenarnya.
"Oh begitu.. Baiklah pak..." Calvin mengangguk.
"Tapi, apa tak apa jika saya ikut dengan bapak ke sana?"
"Gak masalah. Ayo turun, kita sudah sampai." ucap Calvin sambil membuka seatbeltnya.
"Ah iya pak mari.."
Mereka melangkah menuju rumah sakit. Berjalan di koridor dan memasuki lift untuk mencari di mana ruangan Ivi. Calvin benar-benar tidak sabar untuk melihat pangeran pertama di keluarga mereka, sekaligus cucu Pertama di keluarga Adri.
"Jika dia lelaki, kupastikan dia akan setampan diriku.." gumam Calvin dengan senyum percaya diri.
Ivi mendengar itu dan tersenyum. Menyadari akan hal itu, Calvin merutuki dirinya sendiri.
"Ah sial! Aku melupakan keberadaannya." gumamnya lebih pelan.
Tok Tok Tok!!
Calvin mengetuk pintu tergesa-gesa.
"Masuk!" Felix
Calvin bersama Irene masuk ke kamar itu.
"Assalamualaikum!!" ucap Calvin sedikit teriak.
"Waalaikumsalam... " Calvin memeluk Felix.
"Long time no see kak!!!" Calvin.
"Hahah... Lo sih sibuk terus.."
"Hai kak ipar... Gimana operasinya?"
"Alhamdulillah lancar vin... Eh btw di belakang kamu siapa?"
Ya, sedari tadi, Irene bersembunyi di balik tubuh Ivi.
"Aku seperti mengenal suara ini.."-Batin Irene
Calvin menarik tangan Irene sehingga Irene berada di sampingnya.
"Sekretaris aku..."
"Irene-Miss!!" terkejut Ivi dan Irene.
Irene langsung memeluk Ivi.
"Miss... I miss you so bad..." Mata Irene berkaca-kaca.
"Hey... Me too... " Irene melerai peluknya.
"Maaf ya miss Irene gak bisa ikutan ke rumah miss waktu itu.."
"Gapapa... Btw, selama ini kamu kemana?"
"Irene kerja miss... Di tempat pak Calvin.. Tapi Irene tetap kuliah kok miss cuma Irene ganti jadwal.."
"Syukur deh... Calvin gak galak kan?"
"Kak ipar.....!!"
"Hahah... Kidding vin..."
"Oh ini Irene yang itu ya sayang?" Felix
"Iya hon..."
"Btw, ponakan aku cowok atau cewek?"
"Permisi, mohon maaf mengganggu.. Ini bayinya sudah saya bersihkan.. " Seorang suster memasuki kamar rawat Ivi.
Ivi menggendong bayinya sambil duduk bersandar di brankar.
"Wah... Ponakan gue..." ucap Calvin antusias.
"Cowok nih vin... Ganteng kan?" Ivi
"Iya donk.. Uncle nya kan ganteng, gimana gak nular coba" PD Calvin yg langsung disambut kita kan oleh Felix.
Pletak!
"Kagak ngaruh! Dia ganteng karena bokap nya ganteng.. Gue kan ganteng maksimal."
Felix
"Sialan lo kak.. Sakit kepala gue ogeb!" kesal Calvin
"Ssttt... Jangan berisik entar babyku nangis"
"Heheh sorry kak ipar... Eh namanya saha atuh?" Calvin
"Kepo!" Felix
"Lo kayak punya dendam pribadi deh sama gue Lix! Ngajak ribut?" kesal Calvin tapi masih bercanda.
"Diem lo! Sayang, siniin baby nya biar aku adzanin" Felix mengambil alih bayinya.
"Nuajisun!" Calvin. Sedangkan Ivi dan Irene hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kakak beradik itu.
"Sirik aja lo! Makanya jangan jomblo terus. Eh jangan-jangan lo moho yak?" Felix
"Home ogeb" Calvin
"Homo, astaghfirullah..." Ivi
"Nah itu, lo homo?" Felix
"Vangkeh! Enak aja lo kata gue homo.. Big no! Gue normal keles.. Yakali gue selera sama kaum sejenis gue.. Idih amit-amit.. Cewek cakep bin shaleha masih banyak keles"
"Santai donk.. One question, why do you still singel right now?" Felix.
Skakmat!! Wkwk
"Kepo banget sih lo.. Mending lo adzanin dah ponakan gue.." Calvin
"Berisik lo kayak banci pinggir jalan"
"Diem lo banci jalan tol"
"Lucknut!"
"Sudah donk.. Buru diadzanin anaknya.. Malah debat"
"Iya sayang iya.. Maaf ya" ucap Felix lembut
"Iyi siying iyi.. Miif yi..." cibir Calvin sambil memaju-majukan bibirnya.
"Gue tampol juga lo" kesal Felix.
"Wleee" Calvin menjulurkan lidahnya mengejek Felix.
"Felix!!" Ivi
"Heheh iya sayang"
Felix pun mengadzani anaknya.
Hola!! Yeoboseyo? Gimana guys?
Arigatouuuuuu