#FLASHBACK ON
*Moment lahiran Irene*
1 tahun kemudian setelah menikah...
Irene baru saja melahirkan seorang bayi cantik bernama Irsyana Calista.
"Congratulation ya Ren... Duhhh, kakak gak nyangka akhirnya bisa dapet ponakan cantik... Finally, Elven punya temen juga." Ivi
"Heheh iya kak.. Alhamdulillah ya..."
"Makasih ya sayang karena sudah kasih aku anak secantik ini, secantik kamu..." Calvin mengecup kening Irene.
"Congrats adek laknat! Finally lo jadi bapak" Felix
"Lo ngucapin selamat sama gue kayak ngajak gelud sat!" kesal Calvin
"Hahaha... Sans" ucap Felix sambil cengengesan.
"Selamat ya mantu mama yg kedua, duhhh mama punya cucu sepasang donk heheh" ucap Veni bahagia.
"Makasih ma.."
"Wah... Finally papa punya cucu betina... Jadi gak si bocah sombong ini doank cucunya opa..." ledek Adri pada Elven.
"Opa! Elven gak mau temenan sama opa!" kesal Elven sambil mencak-mencak.
Adri gemas dengan cucunya itu. Ia langsung mengacak rambut cucunya itu.
"Duhhh cucu opa ngambek hmmm" ledek Adri
"Kita musuhan!" Elven.
"Yaudah, opa mau pergi beli ice cream, kamu jangan ikut ya.." Adri kembali mengusili Elven.
"Aku bisa beli sama Daddy" sombong Elven
"Daddy kamu gak mau tuh"
"Daddy, would you like to buy ice cream for me?" ucap Elven sambil menunjukkan puppy eyes.
"Hmmm.... Opa, gimana?" Felix meledek Elven.
"Mommy, Daddy ledekin aku sama opa!! Ihhh!!! AKU MAU PULANG" Elven meronta-meronta sambil menarik-narik tangan Ivi.
"Felix!! Jangan usil donk...." Kesal Ivi yg langsung menggendong Elven.
"Sayang mommy... Jangan ngambek ya.. Ntar beli ice cream sama mommy... Yaaa?" bujuk Ivi
"Daddy gausah diajak.. Kita cari Daddy baru aja mom"
"Astaga nih bocah..." gemas Felix. Mereka semua tertawa melihat kelucuan cucu pertama mereka.
"Skakmat lo kak! Cari suami baru noh kak Ivi huaaahahah" Calvin tertawa keras.
"Diem lo"
"Ayo mommy kita beli ice cream... Ayooo.. Daddy tinggalin aja" Elven terus merengek menarik-narik tangan Ivi.
"Iya sayang iya... Ayooo"
"Cari Daddy baru ya mom?"
Tawa mereka kembali pecah kecuali Felix.
"Elven! Mau Daddy hukum?" geram Felix
"Wleee... Biarin... Siapa suruh ledekin aku sama opa.. Ayo mom ayo" rengek Elven.
"Woi Eleven!" Panggil Calvin.
"Elven bukan Eleven! Eleven itu sebelas! Akel gak pintar English ya?" Elven
"Hua.. Lo sepelein gue?"
"Mommy, akel gak sopan bicaranya... Kita gausah temenan sama trio jelek ya"
"Eh?" Irene, Ivi dan Veni pun tertawa.
"Daddy gak boleh pulang!" Putusnya dan langsung ke luar dari ruangan Irene bersama Ivi.
"Syukurin... Makanya jangan suka ledekin anak sendiri Lix" Veni
"Mama, kok gitu sih?"
"Sudah sana buru samperin ogeb! Ntar diambil orang tahu rasa lo" Calvin
"Iyaya... Sayang!!!" Felix berlari mengejar mereka dan ditertawakan oleh keluarganya karena aksinya.
"Kakak kamu tuh... Kamu jangan ikutan gitu ya" Irene.
"Iya sayang iya enggak kok..."
Zayn baru ke luar dari ruang kerja di RS. Ia memicingkan matanya saat melihat seseorang yg ia sangat kenali dan tidak ia temui beberapa tahun ini.
"Relivia?" gumam Zayn.
"Dengan siapa dia? Kenapa si captain sialan itu gak ada? Wah.. Kesempatan gue" lanjut Zayn dan menghampiri Ivi yg sedang berjalan di koridor RS.
Ivi sedang berjalan santai sambil sesekali tertawa bersama anaknya.
"Mommy, akel Calvin kenapa seneng banget jahilin aku?" Elven
"Itu berarti akel sayang sama Elven"
"Beneran?"
"Iya sayang... Elven harus bersyukur karena ada banyak orang yg sayang banget sama Elven, termasuk mommy dan Daddy"
"Elven juga sayang sama mommy.. Tapi Daddy sering buat aku kesel.."
"Tapi Elven tahu gak kalo Daddy tuh sayang banget sama Elven... Buktinya Daddy yg sibuk berusaha dateng di birthday Elven"
"Iya mommy... Maafin Elven ya tadi sudah jahat sama Daddy"
"Iya sayang.. Nanti kita bilang ke Daddy ya."
"Mommy, itu ada akel jual ice cream di depan... Elven mau banyak donk"
"1 aja ya.. Nanti dimarahi sama opa,Daddy,akel"
"Ish lagi-lagi trio jelek"
"Gaboleh gitu sayang"
"Heheh iya mommy.. Yaudah cepet mommy kita ke sana..."
"Relivia!!" Teriak seseorang menghentikan langkah Ivi dan Elven.
"Mommy, itu ada yg panggil..." Ucap Elven saat menemukan seorang lelaki yg memanggil ibunya.
"Siapa sayang?"
"Gatau mom..."
Orang itu pun sudah berada di hadapan Ivi.
"Hai..." sapa orang itu
"Ka-kamu... Kok bi-bisa disini?" gugup Ivi.
Lelaki itu menarik pelan tangan kiri Ivi dan menggenggamnya.
"Jangan gugup sayang..." ucap Zayn dengan seringainya.
"Lepas Zayn! Jangan ganggu aku.." Elven yg melihat ibunya ketakutan langsung marah.
"Om! Jangan sentuh mommy aku! Atau aku bakal jambak om!" Elven. Bocah itu tak biasanya memanggil lelaki dewasa dengan sebutan om, tapi Ivi dibuat heran saat ia memanggil Zayn dengan sebutan 'om'.
"Hey bocil... Jangan ikut campur dulu ya..."
"Aku bukan bocil! Om jangan deket-deket sama mommy! Kalau Daddy tahu, om bakal dipenggal!"
"Tapi Daddymu tidak ada sayang..."
"Ada! Daddy selalu ada saat kami butuh"
"Buktinya apa?"
"Jangan berani lo sentuh istri dan anak gue sialan!" Felix tiba-tiba berdiri di hadapannya. Menutupi Ivi dan Elven dari Zayn dan menepis tangan Zayn yg menyentuh Ivi.
"Tuh kan, aku bilang juga apa... Daddy slalu ada di saat kita butuh"
"Oh begitu ya... Hai Captain.. Gimana kabar lo?" Zayn mengulurkan tangan berniat berjabat tangan. Felix mengabaikan itu.
"Sekali lagi lo berani deketin mereka, jangan tanya ke kalo nyawa lo melayang! "
"Lo bukan Tuhan!"
"Tapi gue adalah orang yg dengan senang hati mengakhiri hidup lo!"
"Dan gue gak akan biarin itu terjadi"
"Sedangakn gue dengan senang hati bila itu terjadi"
"Sialan!"
"Lo takut? Hahah banci.. Beraninya sama perempuan dan anak kecil. Sekali lagi gue peringatkan, jangan.sentuh.mereka.or you.will.die!" Ucap Felix mengakhiri katanya dengan tangan yg melintasi lehernya pertanda 'mati'. Felix menggendong Elven dan menarik tangan Ivi menjauh dari Zayn.
"Shit! Gue bakal rebut Ivi" ucap Zayn.
Irene sudah keluar dari RS setelah 1 minggu lamanya. Ia kembali ke rumahnya dan Calvin. Kepulangan Irene disambut hangat oleh seluruh anggota keluarga.
Elven, Felix,Ivi, Veni dan Adri sedang berkumpul di ruang keluarga yg ada di rumah Calvin.
"Mommy, tante Irene pulang hari ini kan sama dedek Icana?" Elven
"Iya sayang... Sebentar lagi mereka sampai di sini. Elven seneng gak?" Ivi
"Seneng donk Mom.. Kan Elven punya adek"
"Elven, mau gak punya adek lagi?" Felix memancing.
"No! Kan sudah ada dedek Icana.."
"Tapi kalo dedek Icana kan kamu gak bisa ketemu dan main setiap saat.. Kalo adek dari Mommy sama Daddy, kamu bisa ketemu dan main kapan pun lho"
"Bener mom?"
Ivi menyubit tangan Felix dengan keras.
"Aduh... Sakit sayang..." Keluh Felix saat tangannya dicubit dengan keras oleh Ivi.
"Biarin. Siapa suruh kamu gunain Elven buat keinginan kamu itu" Ivi
"Ya sayang... Elven kan sudah gedek.. Thn depan dia 4 tahun lho... Ayolah kita buat lagi yaaaa"
"Ish! Jangan bahas ini di sini Felix! Buat malu tahu"
"Yaudah iya di rumah nanti.. Awas kalo kamu ngelak"
"Hm"
"Assalamualaikum.... Orang ganteng pulang.." Calvin berteriak saat masuk rumahnya.
"Waalaikumsalam orang jelek yg kepengen ganteng" Felix
"Sialan lo! Gantengan juga gue ketimbang Elven"
"Enak aja! Gantengan Elven! Elven kan gak ikutan kenapa jadi bawa-bawa Elven sih akel?!!!" kesal Elven
"Anak Daddy tetap yg paling ganteng donk" Felix
"Jelek aja bangga" Calvin
"Akel!! Akel tuh jelek lebih jelek dari Opa!"
"Lho, kamu bilangin opa jelek?" Adri
"Wihh durhaka Eleven durhaka" Calvin
"No Opa! Elven gak bilang gitu.. Elven cuma ngatain Akel yg jelek. "
"Elven jahat sama Opa.. Sementang Opa sudah tua terus dikatain.." Adri berpura-pura merajuk.
"Sana sayang minta maaf sama Opa" bujuk Ivi pada Elven.
"Elven harus apa Mom?"
"Peluk Opanya terus minta maaf ya"
"Iya Mom..." Elven berjalan ke arah Adri dengan wajah cemas.
"Opa... Elven apologize... Maafin Elven kalo Elven salah.. Maaf sudah buat Opa sedih"
"Huhuhu... Cucu Opa tega" Adri berpura-pura.
"Maaf... Hiks" Elven menangis
Tega bener ya opa nakutin Elven sampai nangis wkwkwk.....-Author
"Hahahah.... Opa bercanda sayang... Opa slalu maafin cucu opa yg paling ganteng donk" Adri
"Ish opa! Aku sudah panik padahal..."
"Yaudah maaf... Ntar kita beli ice cream"
"Yeay...."
Owek... Owekkk...
"Duhhh sayang Papi nangis... Cup cup cup" Calvin menenangkan anaknya yg digendong Irene.
"Sini Ren biar kakak gendong.. Kamu buatin susu aja.. Mungkin dia haus" Ivi
"Iya kak.. Makasih ya"
"Sip
FLASHBACK OFF
Sad Ending or Happy Ending??
Huhuuuuuhhh