Chereads / Miss Dosen X Mr. Captain / Chapter 36 - Part 34

Chapter 36 - Part 34

Felix yg baru selesai meeting pun menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Kalau terus-terusan begini, perusahaanku bisa bangkrut... Argh!! Siapa sih yang tega menjadi pengkhianat?! Sial!" Felix mengusap rambutnya gusar. Felix melirik hpnya yg ada di mejanya. Ia mengambil hpnya dan menemukan 10 panggilan tak terjawab dari Ivi.

"Ivi... 10 miscall dari dia... Kenapa ya?" gumam Felix dan menghubungi balik Ivi.

.....

Kursus Ivi

Ivi telah tiba di kursusnya.

"Bu, ini data keuangan kursus kita"  Nisa.

"Ah terima kasih... "

"Sama-sama bu.. Kalau begitu saya permisi." Saat Nisa akan keluar, Ivi memanggilnya.

"Ah Nisa.. Ada yg ingin saya tanyakan.. Kamu duduk dulu"

"Baik bu."

"Bagaimana dengan Miss Era?"

"Alhamdulillah semenjak kejadian silam, miss Era jdi bekerja lebih baik. Kita memiliki progress yg baik tiap bulannya bu"

"Alhamdulillah... Syukurlah kalau begitu.. Lalu kondisi anaknya?"

"Anaknya sudah sembuh bu... Katanya ini semua karena bantuan ibu... Saya salut sama ibu, ternyata dibalik ketegasan ibu, ibu punya hati yg lembut. Pantas saja banyak lelaki di luar sana yg menginginkan ibu"

"Saya tidak sebaik itu Nis... Ohiya, apa ada masalah?"

"Sejauh ini tidak ada bu, ibu kan sudah lama sekali tidak mampir ke sini.. Mungkin ibu ingin mengecek kelas-kelas? Karena kan selama ini kita hanya sharing via online"

"Hmm saya sudah lihat melalui cctv tadi.. Terima kasih ya atas kerja kamu selama ini"

"Sudah menjadi kewajiban saya bu.. "

"Saya berniat akan memberikan bonus pada beberapa karyawan"

"Alhamdulillah kalau benar begitu bu.. Saya turut senang"

"Saya juga akan menaikkan gaji kamu Nis.. Selama ini, kamu sudah sangat baik menjalankan kursus saya"

"Saya senang melakukannya bu"

"Saya akan menaikkan gaji kamu walau tidak banyak. Saya harap kamu bisa meningkatkan kinerja kamu ya... Dan ini bonus untuk kamu..." Ivi menyerahkan amplop putih pada Nisa.

"Bu, ini sungguh?" mata Nisa berkaca-kaca

"Iya... Dan ini ada 5 amplop lagi, saya mohon berikan kepada 5 nama orang yg tertera."

"Terima kasih banyak bu... Saya memang sedang membutuhkan uang bu.. Untuk pengobatan ibu saya. Saya akan berikan ini pada mereka bu" Nisa terharu.

"Ibu kamu sakit apa?"

"Hanya asam lambung kok bu"

"Oh begitu... Semoga uang yg saya berikan bermanfaat ya"

"Iya bu... Apa ada lagi yg ingin ibu pertanyakan?"

"Tidak ada.. Terima kasih"

Nisa mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Tak lama setelah Nisa meninggalkan ruangan, Ivi menerima telpon.

'Felix❤ is calling you....'

"Felix ... Pasti dia tanya kenapa aku telpon dia tadi" gumam Ivi.

"Halo Assalamualaikum sayang..."

"Waalaikumsalam... Kamu kenapa tadi telpon aku? Maaf tadi hp aku tinggal karena aku ada meeting"

"Iya sayang gapapa... Tadi aku-"

"Hai Vi... Apa kabar? Long time no see" seseorang tiba-tiba saja memasuki ruangan Ivi. Orang itu langsung duduk di hadapan Ivi. Telpon Ivi dan Felix masih tersambung. Ivi dibuat kaget dengan kehadiran orang itu.

"Honey, itu suara siapa? Kamu di mana?!"Felix sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Aku lagi di kursus sayang... I-itu..."

"Hai bro, masa lo lupa sama suara gue..." ucap orang itu sengaja.

"Alfi! Jangan ikut campur!" kesal Ivi. Alfi, ya orang itu adalah Alfi. Ia tersenyum mengejek.

"Kamu ngapain sama dia?! Kalo kamu di kursus, kenapa dia bisa ada di sana? Kalian janjian?!!"Bentak Felix

Ivi memejamkan matanya. Menahan emosinya.

"Felix, kamu dengerin dulu aku. Kamu jangan salah paham.. Aku gak janjian apapun sama Alfi.. Aku juga gak tahu kena-"

Tut tut....

Felix memutuskan sambungan di saat Ivi masih ingin menjelaskan.

Ivi kecewa melihat keputusan Felix yg memutuskan sambungan sepihak.

"Argh!!! Felix pasti salah Paham!! kenapa kamu matiin sih? Aku belum selesai jelasin..." lirihnya. Air matanya lolos begitu saja. Sedangkan Alfi? Ia tersenyum puas.

....

Kantor Felix.

"Halo Assalamualaikum sayang..."

"Waalaikumsalam... Kamu kenapa tadi telpon aku? Maaf tadi hp aku tinggal karena aku ada meeting"

"Iya sayang gapapa... Tadi aku-"

"Hai Vi... Apa kabar? Long time no see" seseorang tiba-tiba saja memasuki ruangan Ivi. Orang itu langsung duduk di hadapan Ivi. Telpon Ivi dan Felix masih tersambung. Ivi dibuat kaget dengan kehadiran orang itu.

"Honey, itu suara siapa? Kamu di mana?!"Felix sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Aku lagi di kursus sayang... I-itu..."

"Hai bro, masa lo lupa sama suara gue..." ucap orang itu sengaja.

"Alfi! Jangan ikut campur!" kesal Ivi. Alfi, ya orang itu adalah Alfi. Ia tersenyum mengejek.

"Kamu ngapain sama dia?! Kalo kamu di kursus, kenapa dia bisa ada di sana? Kalian janjian?!!"Bentak Felix

Ivi memejamkan matanya. Menahan emosinya.

"Felix, kamu dengerin dulu aku. Kamu jangan salah paham.. Aku gak janjian apapun sama Alfi.. Aku juga gak tahu kena-"

Tut tut....

"Argh!! Kenapa hari ini tuh masalah datang bertubi-tubi sih?! Ivi bisa-bisanya ketemuan sama si brengsek itu! Sial! Kalau Ivi tahu perusahaan ku sedang berada di ambang kehancuran, apa Ivi bakal ninggalin aku? Enggak! Ini gak boleh terjadi! Ivi gak boleh jatuh ke pelukan lelaki lain!" emosi Felix.

"Kenapa masa lalu Ivi masih aja gangguin hubungan gue sama dia sih?! Apapun caranya gue akan tetap pertahankan milik gue!"

.....

Kursus Ivi

"Sudahlah.. Kamu gak perlu mikirin dia. Dia gak akan mau dengerin penjelasan kamu" Alfi

"Kamu ngapain sih ke sini?! Aku sudah bahagia sama keluarga kecil aku! Jangan ganggu aku lagi!" marah Ivi.

"Sayang, sudah... Kamu gak perlu teriak-teriak.. Aku denger kok.. Aku ke sini karena aku kangen banget sama kamu... Sudah berapa tahun ya kita gak ketemu? Kamu gak rindu sama aku?"

"Enggak! Lebih baik kamu gak pernah muncul di hidup aku!"

"Sayang, lama gak ketemu kenapa mulut kamu jadi sepedas ini?"

"Diam Alfi! Kamu keluar dari ruangan aku sekarang!"

"Hey... Kamu yakin mau usir aku?"

"Iya! Keluar!"

Alfi mengeluarkan smirknya.

"Padahal aku ingin memberitahu sesuatu"

"Maksud kamu?"

"Perusahaan Felix sedang berada di ambang kehancuran sayang ..."

"Enggak! Kamu pasti bohong!"

"Aku gak pernah bohong sama kamu"

"Kamu jangan main-main ya Al!"

"Kapan aku pernah main-main sama kamu?"

"Diam! Apa mau kamu?"

"Tinggalin Felix dan kembali sama aku"

"Kamu gila! Aku sudah punya 2 anak, aku sudah punya suami dan aku sudah bahagia sama mereka"

"Aku.Gak.Peduli." Alfi menekankan kalimatnya.

"Kamu bisa dapet yg lebih baik dari aku! Kenapa kamu terus aja ganggu aku?!"

"Karena apa yg sudah aku klaim untuk menjadi milikku, akan terus aku perjuangkan untuk menjadi milikku!"

"Dan apa yg sudah aku genggam, gak akan pernah aku lepas!" Balas Ivi

"Kamu yakin?"

"Kamu jangan pernah libatin masalah ini dengan keluarga aku!"

"Hm, kamu pengen lihat kehancuran suami tercinta kamu?"

"Jangan berani kamu sentuh suami aku!"

"Tapi sayangnya, aku sudah berhasil menyentuh perusahaannya. Dan mungkin sebentar lagi, tanpa aku sentuh dia pun, dia akan hancur dengan sendirinya"

"Jangan gila kamu!"

"Kalau kamu gak mau ikuti aturan yg aku buat, maka kamu harus bersiap melihat suami yg sangat kamu cintai itu hancur!"

"Gak! Itu gak akan pernah terjadi!"

"Kamu tahu kan siapa aku? Aku bahkan bisa tertawa setelah menghabisi nyawa orang" Alfi mengedipkan mata sebelah kirinya.

"Psikopat! Kenapa kamu jadi kayak gini?!"

"KARENA KAMU! KAMU TAHU KALAU AKU DAN JALANG ITU TIDAK PUNYA HUBUNGAN APAPUN! TAPI KAMU TETAP MENINGGALKAN AKU!"

"Aku sudah gak cinta sama kamu Al!"

"Tapi aku masih! Apapun akan aku lakukan supaya kamu bisa kembali mencintai aku!"

"Gak! Jangan paksa aku! Karena sampai kapanpun, Felix akan tetap menjadi satu-satunya yg ada di hati aku!"

"Kamu bisa bicara seperti itu sekarang, tapi nanti, kamu yg akan mengejar aku"

"Itu gak akan mungkin"

"Kamu lihat saja nanti... Cepat atau lambat, kamu pasti akan mencariku"

"Aku mohon... Jangan ganggu Felix" lirih Ivi

"Permohonan kamu gadak artinya buat aku sayang... Aku cuma mau kamu tinggalin dia"

"Aku mohon Al..  Aku tahu kamu gak sejahat itu"

"Kamu salah.. Bahkan aku lebih jahat dari apapun... Kalau kamu tetap gak mau ninggalin Felix, maka bersiaplah untuk kehilangan setiap orang yg kamu cintai secara perlahan"

"Jangan Al jangan... Hiks... Kenapa kamu tega lakuin semua ini sama aku?"

"Ini adalah pilihan.. Bersama dia dengan kehancuran atau kembali bersama aku dengan kebahagiaan baru"

"Hiks.... Aku gak nyangka kamu jadi manusia sejahat ini"

"I hate my life because of you!"

Gimana ya nantinya? Apakah Ivi akan tetap dengan pertahanan nya? Atau runtuh karena pilihan itu?