"Sayang katamu Zya akan datang pada hari ini? apakah dia melupakan hari ini adalah hari universary kita, ternyata Putri kita yang nakal itu sudah melupakan kita padahal aku sangat merindukannya. Dan juga aku sangat merindukan Putri kita yang berani itu, andai saja kedua Putri kita berada di sini pasti aku sangat bahagia di hari ini." kata Sonia berbicara kepada suaminya itu dengan raut muka lesu.
"Bersabarlah sayang mereka pasti akan datang sebentar lagi?" kata Andreas yang berusaha menenangkan istrinya itu dengan pelukan hangatnya.
"Apa yang kau katakan tadi? maksudmu mereka berdua akan datang?" kata Sonia dengan senyum mengembang dan mata berbinar menatap kedua mata suamiya itu.
"Tentu saja Saya pasti Zya dan Azka akan segera sampai bersabarlah." kata Andreas sambil memperhatikan pintu masuk siapa tau putri mereka telah Samapi.
"Hemmmm.... aku berfikir kedua putri kita akan datang bersama pasangan hidup mereka masih-masing." kata Kania yang berharap agar hal itu bisa terjadi di hari ini.
"Aku rasa ibu tiriku yang posesif itu tidak akan semudah itu melepaskan Kania hanya karna Acara anniversary kita sayang, mungkin dia terlalu sibuk memikirkan hartanya dan menjadikan akan menjadi putri kita itu seperti bonekanya, kita akan membawa Kania diwaktu yang tepat nanti". kata Andreas yang sedikit ragu.
Dilain tempat seorang wanita paruh baya sedang duduk santai menikmati segelas tehnya.
" Anak nakal itu pasti akan kutemukan nanti, biarlah dia bermain-main sebentar sebelum dia kan dipusingkan dengan masalah perusahaan nanti." kata seorang wanita paruh baya yang tersenyum melihat foto Kania bersama dengan seorang laki-laki seperti nya itu adalah foto pertunangan dadakan mereka terlihat dari cucin perak dijari kedua nya.
"Maaf Mama saya tidak bisa menjaga anakku Kania dengan baik, tapi saya telah berusaha mencarinya keseluruhan wilayah Jakarta tapi tidak juga menemukannya." Kata seorang wanita dewasa yang berseragam dokter.
"Kamu tidak perlu hawatir hewatir anak mu itu akan segera kembali bersama dengan suami dan mereka berdua bisa aku manfaat kan." kata wanita paruh baya itu sambil tersenyum licik.
"Apa maksudmu ibu, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada putri semata wayangku itu.... aku tidak akan memaafkan dirimu dan diriku sendiri jika sampai hal itu terjadi, Aku sudah kehilangan pria yang paling kucintai dan aku tidak mau kehilangan putri kesayangan ku juga." kata wanita berseragam dokter itu dengan cemas dan khawatir pada kania.
"Kamu tidak perlu hawatir anakku, lihatlah bukankah dari foto itu mereka sangat bahagia, dan sebentar lagi mereka pasti akan kesini untuk meminta restu pada mu." kata wanita paruh baya itu setelah menunjukkan foto pasangan yang baru saja selesai bertunangan.
"Benarkah Putri ku telah bertunangan, tapi kenapa dia tidak mengatakan sebelumnya padaku jika dia menyukai seorang pria atau dekat dengan seorang pria." kata wanita berseragam dokter itu merelasa heran.
"Mungkin mereka mengalami sedikit insiden kecil yang mengharuskan mereka harus segera bertunangan secepatnya. Atau mungkin putri mu itu ingin memberikan kejutan pada mu." kata wanita paruh baya itu dengan santai. Walaupun sudah berumur tapi wajahnya masih sangat awet muda dan terawat bahkan tidak akan ada yang mempercayai bahwa dia telah berumur 56 tahun dengan wajah dan tubuh yang sangat kencang tanpa ada tanda-tanda penuaan karna rutin olahraga dan selalu menerapkan pola makan sehat.
Ditempat acara itu Kania selalu menggenggam tangan tunangannya itu dengan erat karena merasa sedikit gugup diperhatikan orang banyak.
"Apakah kau yakin kita akan baik-baik saja setelah menemui ayah dan bunda nanti?" kata Kania yang berhenti berjalan karna merasa kurang yakin, Kania takut ayahnya tidak menghapan kehadiran nanti dan Muzza akan dipermalukan hanya karenanya.
"Iya aku sangat yakin sayang, Kau mempercayai ku bukan?" tanya Muzza yang menatap mata Kania dengan sangat lembuat.
"Iya tentu saja aku mempercayai mu lebih dari aku mempercayai diriku sendiri saat ini, Aku hanya sedikit takut bagaimana nanti jika ayah mengusirku kau juga pasti akan dipermalukan karna aku datang bersamamu." Kata Kania yang mengungkapkan kekhawatirannya pada Muzza.
"Kau tenanglah sayang hal itu tidak mungkin terjadi, Percaya padaku bahwa ayahmu itu sebenarnya menyayangi kalian berdua dengan cara yang sepesial kau adalah wanita yang kuat." kata Muzza meyakinkan Kania.
"Terimakasih. Ayo kita kesana aku akan siap dengan apapun yang apapun yang ayah katakan nanti, tolong jangan meninggalkan aku nanti. Aku tidak bisa mempercayai diriku sendiri saat ini dan anehnya aku malah mempercayai penculik yang telah menjadikan ku tunagannya hanya dalam hitungan hari." kata Kania dengan sedikit tersenyum .
"Kau memang ajaib bisa langsung ceria setelah tadi seakan seperti kehilangan semangat hidup, Aku sangat bersyukur pada Allah yang telah mempertemukan aku dengan mu" kata Muzza Dalam hatinya.
"Aw." kata seorang wanita berpakaian berwarna maron lengkap dengan hijab yang sar'inya.
"Apa yang kau lakukan kau hampir saja membuat istriku jatuh?" kata Pria dengan pakaian senada dengan wanita yang ditabrak Muzza tadi, dan pria itu menatap Muzza dengan pandangan permusuhan. Kania hanya bingung karna Kania posisinya di belakang Muzza saat itu, ada wanita yang di tabrak Muzza itu membelakangi mereka.
"Sudahlah Abang aku tidak apa-apa, jangan membuat keributan diacara bahagia ayah dan bunda yang membahagiakan ini". kata wanita berpakaian marun itu yang ternyata adalah Zya.
"Zya, kau...?.. Kau... benar-benar Zya kan?". kata Muzza yang merasa kaget sekaligus senang ternyata mantan tunangannya itu dalam keadaan baik-baik saja.
"Singkirkan tangan mu itu dari bahu istriku, Apakah kau tidak bisa besikap lebih sopan." kata Azka dengan marah, padahal Muzza hanya ingin memastikan apakah wanita dihadapannya itu benar-benar zya.
"Muzza.... ", kata Kania yang merasa kebingungan bukan merasa cemburu atau kesal karna Muzza lebih memperhatikan wanita itu Kania malah lebih fokus pada kebingungannya pada wajah Zya yang terlihat mirip dengannya. Bahkan saking bingungnya Kania sampai memegangi kepalanya yang terputar memori lama tentang dua gadis kecil kembar yang sedang asik bermain hujan dan kemudian kesadaran dirinya hilang.
"Sayang bangun, kau salah paham sayang. sayang... yang sayang." kata Muzza dengan muka paniknya.
"Wajahnya sangat mirip dengan ku." kata Kezya merasa heran. begitu pula dengan Azka yang heran dengan wanita yang berada di peluk Muzza itu.
"Ada apa ini?" kata Andreas yang tiba-tiba datang karna melihat orang berkerumun dan banyak yang membicarakan ada tamu yang pingsan membutuhkan pertolongan, tentu Andreas yang telah melenggaran acara ini merasa bertanggung jawab.
"Putriku.... cepat bawa dia kedalam, menepi...! apa yang kalian tonton putriku bukan banan tontonan!" Andreas bahkan dengan marah karna banyak tamu yang menghalangi jalan mereka, Andreas kemudian menuntun Muzza yang membawa Kania dalam gendongan nya, mereka masuk kedalam gedung sekaligus rumah kedua dari Andreas tersebut.
Zya yang bingung akan reaksi ayahnya setelah melihat Wanita pingsan itu. Bahkan Zya tidak pernah diabaikan seumur hidup nya oleh ayahnya. Zya langsung mengikuti langkah kaki ayahnya dan Azka selalu mengikuti Zya dari belakang.