"Lihat dia putri kita, telah kembali. Tapi sekarang dia tidak sadarkan diri, Apakah dia akan baik-baik saja setelah ini, aku sangat ingin menemuinya tapi dokter tidak mengezinkan kita masuk kedalam." Kata Sonia dengan perasan yang campur aduk antara senang putrinya telah kembali tapi juga sedih karna putrinya tak kunjung siuman.
"Tenanglah sayang putri kita akan baik-baik saja dokter sedang memeriksanya didalam. Sebentar lagi kita akan mengetahui keadaan putri kita." Kata Andreas sambil menenangkan istrinya itu dengan pelukan hangatnya.
"Ayah apakah dia benar-benar kembaran ku?, tapi kenapa aku tidak pernah menemukan fotonya dirumah kita dulu. Bahkan aku tidak mengingat kalau aku mempunyai kembaran?" kata Zya karna merasa kebingungan dan mengutarakan isi kepalanya.
"Maafkan kami nak dulu sewaktu kamu bangun dari koma mu, dan Kania masih belum sadarkan diri lalu bebera bulan setelah kamu sadar, Kania diculik sampai hari ini kita baru bertemu. Kamu mengalami tekanan batin yang kuat akibat trauma sehingga menggap dirimu sendiri sebagai kania, Kami terpaksa menyembunyikan foto yang terdapat kania agar Kau tetap menjadi diri mu sendiri sebagai Zya. Kania dan Kezya adalah putri ku...yang sangat aku sayangi . Ayah gak mau Zya menjadi Kania atau seperti Kania , Kamu harus tetap jadi diri kamu sendiri nak kamu Zya dan bukan Kania. Ayah tau Kania sedikit tomboy dan pemberontak, Ayah sangat menyayanginya juga sama seperti ayah menyayangimu tapi karna keegoisan ayah , Tanpa sengaja ayah malah mengabaikannya hanya karna dulu nenek kalian meninggal karena menyelamat Kania yang tertabrak truk semenjak itu Ayah selalu mengabaikan kania, Ayah selalu teringat kematian dari nenek kalian saat melihat nya. Maafkan ayah kalian yang egois dan bodoh ini, tapi sungguh tidak ada harta yang lebih berharga dari pada melihat kedua senyum putri ayah yang dalam keadaan sehat dan bahagia." kata Andreas dengan penyesalan bahkan sampai meneteskan air mata.
"Lalu kenapa ayah tidak mencarinya selama ini, kenapa ayah dan bunda bersikap seakan-akan semua biasa saja..., Kalian sangat egois kalian tidak menghawatirkan keadaan Kania sama sekali." Kata zyya sambil menangis, pasti kembaran itu merasa sangat sedih selama ini dan Kezya bisa merasakannya.
"Sayang tenanglah, jangan kebawa emosi." kata Azka sambil merangkul dan menenangkan Istri yang sedang menangis.
"Maaf apakah ada seseorang yang nama Muzza disini dari tadi pasien terus memanggil-manggil namanya Sepertianya hanya Muzza yang mampu menenangkan nona Kania." kata dokter yang baru saja keluar dari kamar pasien dimana Kania dirawat.
"Sayang dok." kata Muzza yang langsung mendekati pada dokter itu.
"Tapi dok kami adalah keluarga pasien, kenapa tidak kami saja yang menjenguknya. Saya ayah kandung dan istri saya ini ibunya." kata Andreas yang ingin melihat kondisi putrinya itu.
"Maaf tuan dan nyonya Sander saat ini kondisi nona Kania belum setabil dan nona Kania sang ketakutan pada anda dan terus menggil-manggil mengigau minta Muzza tentu lebih merasa aman dari pada orang lain, saya harap anda dapat mengerti kondisi pasien." kata dokter Ara.
"Silahkan tuan Muzza bisa masuk bersama saya agar pasien lebih tenang." kata Dokter Ara telah memeriksa keadaan Kania .
Kemudian tanpa bertanya lagi Muzza langsung mengikuti saran dokter.
Bagaimana bisa pria sepertinya lebih dipercayai oleh putriku ketimbang ayahnya sendiri kata Andreas merasa sedikit kesal dengan dirinya sendiri, apakah selama ini Andreas telah menjadi ayah yang buruk. "Ya Allah maafkan lah hamba yang telah berlaku tidak andil dalam memberikan kasih sayang pada kedua putri hamba itulah." suara hati Andreas .
Sementara itu didalam kamar dimana Kania dirawat Muzza terlihat cemas melihat kondisi Kania yang sedikit lebih pucat dan kemudian duduk dibanggakan dekat tempat tidur kania.
"Muzza Kania takut, Muzza ayah sangat membenci Kania, Muzza Kania tidak bisa menjaga Zya dengan benar bahkan Zya sakit karena kesalahan Kania." kata Kania dengan mata terpejam mengigau menyebutkan nama Muzza berkali-kali.
"Kania jangan takut sayang sekarang Muzza disini disamping Kania, Kania adalah wanita yang kuat, jangan pernah berfikir semua ini salah Kania ini semua adalah kehendak Allah dan Kania harus ikhlas menerimanya, Kania berusahalah positif thinking dalam menghadapi ujian dari Allah Muzza sangat menyayangi Kania begitu baju ayah Kania yang sangat menyayangi kania". kata Muzza dengan lembut sambil menggenggam erat tangan Kania yang tidak terpasang impuls dengan sebeleh tangannya sementara tangan yang lain digunakan untuk membelai kepala Kania agar lebih tenang.
"Sebaiknya Anda menjaga wanita anda dengan baik, Nona Zya nampaknya pernah mengalami syok yang parah yang menyebabkan nya trauma dan tolong untuk sementara hindari hal-hal apapun yang berkaitan dengan hal yang membuatnya kembali tertekan atau ketakutan karna mungkin Nana Kezya bisa mengalami kehilangan sebagian atau seluruh memori tentang ingatan yang berkaitan dengan traumanya dimasa lalu, Baik saya akan memeriksa nona Zya lagi nanti setelah dia siuman dan saya harap anda bisa menjaga wanita anda ini dengan sangat baik." kata dokter Ara pada muzza.
"Insyaallah saya akan menjaga dengan baik dok." kata Muzza tanpa mengalihkan pandangannya pada Kania.
Dokter Ara kemudia keluar ruangan dan bertemu dengan keluarga pasien.
"Tuan Sander anda bisa keruangan saya ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan mengenai putri anda." kata dokter Ara.
"Apakah putri saya baik-baik saja didalam dok?" tanya Sonia yang Tampa sangat menghawatirkan Kanaia.
"Putri anda sudah semangkin membaik karena dijaga oleh orang yang tepat, nyonya tidak perlu terlalu menghawatirkan nya." kata dok Ara pada Sonia, kemudian pergi meninggalkan mereka menuju ruangan.
"Kamu dengarkan sayang anak kita pasti baik-baik saja, aku anak menemui dokter Ara bentar untuk membicarakan tentang kondisi putri kita." kata Andreas yang kemudian pergi mengikuti langkah kaki dokter Ara yang masih terlihat setelah mengecup kening istrinya.
"Bunda yang tenang ya, Azka yakin pasti Kania baik-baik saja, iyakan sayang?" kata Azka yang menenangkan ibu mertuanya yang tampak sangat menghawatirkan Kania, sambil meminta persetujuan istrinya itu. Zya hanya menganggukkan kepalanya yang terasa sedikit berat dan Zya juga sedang marah kepada kedua orangnya.
"Terimakasih nah, Bunda sudah merasa lebih sedikit tenang." kata Sonia yang tersenyum pada menantu itu. Walau pun sonia pun sedikit tenang dengan perkataan Azka tadi, dan memaklumi Zya yang masih marah padanya. Tapi perasaan bersalahnya pada Kania sangat besar Sonia merasa telah gagal dalam membuat anak merasa aman disekitar keluarganya sendiri.
"Bagaimana keadaan putri kita Kania?" kata Sonia yang telah melihat suaminya yang telah kembali setelah membicarakan kondisi Kania dengan dokter Ara tadi.
Raut muka Andreas terlihat sangat sedikit sedih padal Andreas biasanya sangat pandai menyembunyikan perasaan sedihnya di depan Sonia.