Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 43 - Takut kehilangan bagian 1

Chapter 43 - Takut kehilangan bagian 1

Hari ini adalah akhir pekan waktu di mana Zya habiskan untuk bersih-bersih Apartemen mereka, dan Azka tetep pergi kekantor yang merupakan cabang dari kantor utamanya karna ada beberapa urusan penting tentang ada beberapa tikus kecil yang korupsi.

Saat Zya sibuk bersih bersih Zya ingin membersihkan ruang kerja suamiya yang ada diapaetemen itu, tidak ada yang aneh sampai Zya tidak sengaja menyenggol lampu Seperti lampu belajar dimeja Azka dan untungnya lampu itu tidak pecah hanya sedikit miring, dan saat ingin menegakan lampu itu kembali Zya membatalkan niatnya karna menemukan seperti pintu rahasia yang ternyata didalamnya tersimpan banyak buku.

Ruangan rahasia ini terlihat sangat bersih dan terawat mungkin ini adalah perpustakaan yang sering Azka gunakan untuk membaca. Ada hal yang menarik tentang 1 buku yang berwarna merah dan 1 buku berwarna hitam yang tergeletak atas meja dalam ruangan itu, keduanya cover buku itu sama-sama bergambar mawar berduri hanya saja warna mawar itu mengikuti warna cover buku-buku itu. Zya sangat penasaran dengan kedua buku itu dan memutuskan akan membaca salah satunya.

"Rasanya dulu di ulang tahun ku yang ke 17 aku pernah mendapatkan pesan teka-teki yang berkaitan dengan bunga mawar." kata Zya yang merasa semangkin penasaran. Zya mencoba untuk membuka buku dengan cover bunga mawar berwarna hitam, tapi ternyata buku itu dikunci dan Zya harus menemukan kuncinya untuk dapat mengetahui isi buku itu.

Saat Zya mencoba mencari kunci dari buku itu Zya tidak sengaja menyenggol sisi meja dan menemuka sebuah kotak yang berwarna hitam di ikat dengan pita merah, kotak itu berukuran sedang karna rasa penasaran Zya yang tinggi Zya pun mebuka kotak itu dan menemukan foto masa kecil Azka dan kakak laki-laki Azka. ternyata di belakang foto itu terdapat tulis tangan yang menceritakan perasaan atau suasana di foto itu.

"Aku dan kakak bermain disungai tanpa sepengetahuan kakek." Tulisan yang terdapat dibelakang foto dua bocah laki-laki yang terlihat asik lomba berenang disungai yang berair jernih dan berwarna biru.

"Ulang tahun kakak ke 13 dan tinggi badan kita sama. Kakek adalah Super hiro ku." foto itu menunjukan senyum kedua anak laki-laki yang menggunakan baju seragam tentara hijau, mereka berdiri didepan kue ulang tahu yang berbentuk senapan tentara, dan kakek yang terlihat tersenyum merangkul kedua cucunya dari belakang.

Zya hanya tersenyum menatap kedua foto tersebut, ternyata suami sudah manis sejak kecil dan tubuhnya memang tinggi sejak kecil bedanya sekarang bukan hanya bertumbuh tinggi tapi juga berotot karena rutin berolahraga diruang gym.

Zya seolah menemukan batas dari foto yanng dia temukan, saat ingin membuka pembatas selanjut Zya tidak jadi membukanya karena mendengar suara Azka yang memanggil-manggil namanya dari tadi.

"Sayang...., Zya..... dimana kau sayang, sayang...." kata Azka yang memanggil-manggil istrinya itu tapi tidak juga mendapatkan tanggapan dari istri padahal Azka telah mencari hampir keseluruhan ruangan di apartemen mereka.

"Iya bang, Zya baru selesai bersih-bersih beberapa ruangan diapaetemen ini termasuk ruangan kerja Abang tadi." sambil memasang senyum yang memperhatikan giginya yang putih. Sebenarnya Zya takut Azka marah karna membersihkan ruanga kerja suamiya tanpa meminta izin terlebih dahulu, dan untuk nya Zya telah membereskan sedikit kekacauan karna rasa penasarannya tadi.

"Abang pikiran Zya ninggalin Abang, lain kali biarin aja petugas kebersihan yang bersihin biar Zya gak capek Apartemen ini kan lumayan besar." kata Azka dengan lembut sambil memeluk Istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Bang Zya belum mandi, badan Zya juga mungkin banyak debu karna habis bersih-bersih tadi." kata Zya merasa kurang nyaman karna mungkin badannya itu bau.

"Biarin aja, bagi Abang bau adek selalu wangi dan menenangkan." kata Azka bahkan telah meletakkan wajahnya di antara kecukkan leher Istrinya itu.

"Katanya mau beresin kasus korupsi, tapi kok baru jam sepuluh pagi aja Abang udah pulang?" kata Zya bertanya pada suaminya itu. Dengan posisi mereka yang masih berpelukan.

"Tikus-tikus kecil itu udah tertangkap dan Abang udah perintah Nacy untuk menjebloskan mereka kepenjara, dan aku pulang karena merindukan mu lebih berat dari apapun." kata Azka yang menjadi bucin.

"Abang kita hanya tidak bertemu 3 jam, bagaimana biasa waktu sesingkat itu Abang menjadi bucin sepertian ini." kata Zya yang merasa heran dengan suamiya ini.

Sebenarnya Azka tadi secara tidak sengaja bertemu dengan Muzza saat mengurus kasus korupsi tadi, dan mendengarkan bahwa Muzza sedang menyewa seseorang untuk dapat menemukan Zya secepatnya, dan orang sewaan itu mengatakan sudah mengetahui tempat tinggal Zya sekarang. Tentunya Hal itu membuat Azka panik dan takut Istrinya diculik atau pergi meninggalkan nya lagi. Tanpa berfikir dua kali Azka langsung menyuruh Nacy untuk mengurus kasus tikus yang berani-beraninya korupsi di prusahan keluarga nya itu.

"Cinta tidak butuh banyak alasan sayang, kadang rasa takut kehilangan bisa membuat orang pintar menjadi bodoh." Kata Azka kemudia memeluk istrinya itu dengan erat dan mengecupi seluruh bagian wajah Zya.

Muka Zya menjadi memerah karna Perlakuan suaminya itu yang sangat membuat begitu bahagia dan berharga jika berarada di sekitar Azka. Zya kemudia pergi kekamar nya karna merasa terlalu senang.

"Sayang kok kabur sih, Aku kan masih mau pacaran ama kamu disini." kata Azka yang pura-pura merajuk, padahal dalam hatinya tersenyum melihat istrinya yang salah tingkah.

"Zya mau mandi dulu bang, badan Zya gerah banget dan rasanya risih dan gak nyaman." kata Zya tanpa menoleh.

"Ikut doong.... gimana kalau kita mandi bareng aja." kata Azka yang menjahili istrinya itu.

"Jangan sekarang ya bang." kata Zya yang terdengar lesu dan takut.

"Emangnya kenapa gak boleh sekarang Kitakan pasangan suami istri, ibadah sah dimata hukum, agama serta negara." kata Azka yang melihat ekpresi wajah istri itu semangkin memerah dan terlihat kening sedikit berkerut.

Zya hanya diam tidak tau mau berbicara apa, karena yang dikatakan suamainya itu benar, Zya tidak mau menjadi istri yang durhaka karna telah menolak keinginan suamiya itu.

Azka melangkah mendekati istrinya itu dengan perlahan dan Zya terlihat sedikit terkejut dan ketakutan akan perlakuan nya itu. Azka kemudia menjelaskan bahwa dia hanya menjahili istrikanya itu.

"Jangan tegang gitu mukanya sayang aku bercanda kok, sana cepetan mandi katanya tadi mau mandi?" kata Azka yang tidak tega melihat raut wajah istri yang kebingungan. Zya pun tersenyum lega mendengar bahwa Suami itu hanya bercanda dan langsung mematuhi suaminya itu yang menyuruhnya mandi.

Zya terlalu polos sehingga menganggap serius perkataan nya tadi, walau sebenarnya Azka menginginkan hal itu tapi Azka tidak mau Zya dalam keadaan terpaksa. Azka mau Zya dalam keadaan dengan suka rela bukan tertekan.