Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 38 - Abang dan Adek

Chapter 38 - Abang dan Adek

"Sayang bangun, udah jam 4.30 pagi.... aku mau ke kampus hari ini." kata Zya Karna melihat dirinya yang dililit oleh tangan dan kaki Azka seperti guling. Tampaknya Azka tidak merespon malah mungkin menenggelamkan wajahnya di leher Zya.

"Bagun sekarang. Sholat Subuh jama'ah tapi aku mau mandi wajib dulu." kata Zya.

Azka terpaksa melonggarkan pelukannya karna dia memang harus sholat subuh, dan menjadi imam yang baik untuk istri cantik ini. Selain hubungannya dengan Zya dan Azka selalu bersyukur dan berusaha menjalankan perintah pada Allah Tuhan yang telah memberikan banyak kenikmatan salah satunya adalah hidup bahagia bersama dengan istri cantik ini.

Kemudian setelah Zya selesai mandi dan Azka wudhu Meraka melaksanakan shalat subuh dirumah yang di imami Azka sedangkan Zya makmumnya. Dan di saat Azka membaca do'a Zya mengaminkan do'a yang telah dibaca oleh suaminya itu, tidak ada hal yang lebih romantis dari Beribadah kepada Allah dengan pasangan hidup yang sama-sama mencintai karna Allah.

"Ya Allah sesungguhnya hamba merasa malu karna mengira bahwa Suami hamba tidak bisa tidak akan bisa membimbing hamba dalam beribadah nyatanya bacaan surat Al-fatihah yang keluar dari mulutnya sungguh indah bahkan hamba sampai meneteskan air mata saat mengamininya, ya Allah ampunilah dosa hamba yang telah berburuk sangka kepada suami hamba, jaga lah suami hamba dari hal-hal yang menjauh kan Engkau darinya. Ya Tuhan ku hamba sangat bersyukur atas banyak nikmat yang telah Engkau limpahan kepada Kami, ya Allah ya Tuhanku yang Mengetahui dan Maha merajai hati tolong Ampunilah hamba, Jauhkanlah keluarga hamba dari Fitnah dinia dan Al-Masih hiddajal, dan Ampunilah dosa-dosa Orang tua ku, dan orang yang beriman kepada Mu. Izinkan lah kelak Kami berkumpul dalam surgamu.... Amiiin." Do'a Zya dalam hati.

Azka kaget melihat istrinya yang berlinang air mata, Apakah Doanya telah dibacakan nya bermakna Sanagat menyedihkan sampai-sampai Istrinya menangis dalam mengaminkan do'a nya.

"Sayang...," kata Azka memanggil Zya kemudikan majukan tangan ke depan untuk bersalaman setelah membaca doa.

Zya pun masih menangis sambil mencium tangan suaminya.

"Maafin Zya ya Bang, Zya udah berburuk sangka pada Abang. Zya belum bisa jadi istri yang baik buat Abang." kata Zya mecium tangan suamiya disertai perasaan penuh sesal.

Azka yang mendengar ucapan Zya pun hanaya tersenyum tulus dan memeluk istrinya itu kemudian mencium keningnya Zya agak lama.

"Adek Zya gak salah, malah gemesin baget. Maafin Abang ya kalau belum bisa jadi imam yang baik seperti apa yang adek inginkan. Abang akan berusaha membahagiakan kan adek semampu Abang, Isya Allah Abang akan belajar buat jadi Imam yang terbaik buat adek." kata Azka terdengar sangat tulus.

"Abang baik banget, suara Abang juga bagus banget kayak Qori internasional. Zya sampai haru mengaminkan Surah Al Fatiha yang tadi Abang baca, Zya gak nyangka aja Abang yang tampangnya kayak pereman pasar ini memiliki suara yang merdu saat membaca Ayat-ayat Al-Qur'an." kata Zya dengan raut muka terkagum-kagum dan berhenti menangis.

"Sebenarnya Abang ini waktu SMA pernah ikut MTQ waktu SMP dan kebetulan dapat juara 1 dek, dan alhamdulilah ilmunya masih melekat dikit di otak Walaupun Abang udah agak jarang baca Alquran semenjak tragedi kematian Kakak laki-laki ku." kata Azka sedikit menceritakan tentang kehidupan pada Zya.

"Abang kok sedih, maafin Zya yang udah bikin Abang keinget hal yang menyedihkan. Zya cuman penasaran aja kok bisa suara Abang sebagus itu sampai bisa membuat Zya terharu. kata zya yang merasa bersalah.

"Abang gak papa kok, selama adek percaya Ama abang dan selalu disamping Abang Isya Allah Abang akan baik-baik saya." kata Azka sambil memeluk Istrinya itu dengan erat.

"Kalau gitu Zya disini aja temenin Abang, Zya kan harus selalu disamping Abang biar Abang gak sedih." kata Zya yang kelewat polos.

"Ibu dari Anak-anak Abang ini harus pintar dulu, Biar bisa bantu Abang mendidik anak-anak kita kelak sampai ke surganya Allah. Nah sekarang Zya harus siap-siap kuliah." kata Azka yang gemas mengusap-usap kepala istrikanya dengan penuh kasih sayang.

Zya hanya mengangguk dan kemudian melipat sejadah dan mukenanya untuk di letakan pada tempatnya.

"Abang Zya udah masakin Ayam kecap ama sayur kangkung ni...., yuk sarapan." kata zya dari dapur.

"Iya sayang, wah keliatan enak banget ya." kata Azka.

Zya kemudian mengabulkan nasi dan lauk untuk suaminya dan kemudian mengambikan untuk dirinya sendiri.

setelah membaca doa sebelum makan yang dipimpin oleh suaminya, Zya dan Azka memakan makanannya dengan hikmat.

"Wah masakan kamu enak banget sayang, Aku bisa tambah gemuk kalau kayak gini terus." kata Azka sambil bersandar dikursi karna merasa kenyangan.

"Yang pentingkan dalam keadaan sehat , mau gimanapun bentuk fisik abang aku tetap sayang abang." kata Zya yang tersenyum manis.

Ya Allah terimakasih telah menganugerahkan istri yang cantik buang berbadan mungil, Pintar masak, sedikit cengeng dan sangat penyayang ini. Azka bersyukur dalam hatinya.

Zya sedang sibuk memasangkan dasi pada leher suamiya itu dengan posisi mereka yang sama-sama berdiri tapi Azka harus sedikit menunduk agar Zya bisa memasang dasinya dengan benar, bahkan ketika Zya sudah naik di kursi kecil pun dia masih terlihat pendek atau memang Azka yang terlalu tinggi.

Setelah selesai menyiapkan semua keperluan Azka mengatakan Zya keampus tempat Istrinya menimba ilmu yang kebetulan bersebelahan dengan kantornya tempat Azka menjabat sebagai CEO di perusahaan Apple Timothy. Tentunya Hal itu belum diketahui Oleh Azka, Zya hanya mengetahui bahwa suaminya Itu merupakan CEO tapi belum mengetahui nama perusahaan nya dan letaknya.

"Aku pergi belajar dulu ya Bang, Assalamualaikum." kata Zya sambil menciumi tangan suminya.

"Iya belajar yang rajin ya Adek cantik, jangan deket-deket cowok lain. Zya cuman Istri Abang bukan istri mereka." kata Azka setelah mengecup kening istrinya itu.

"Iya Abang... Zya kan cuman dekat ama Mela...". kata Zya kemudian pergi memasuki kampus.

Kemudian Meraka berpisah Zya belajar dikampus sedangkan Azka berkerja dikantornya.

"Hay Kezya kan? kenalin gue.... Jihan." kata seorang perempuan yang menurut Zya baru dilihatnya pertamakali.

"Gue temennya Mela juga kebetulan dihari Lo masuk sebagai murid baru gue gak masuk gue sakit saat itu, Mela nyuruh gue nungguin lo dia lagi ketoilet bentar, yuk kita tunggu dia di kelas aja." Kata perempuan yang mengaku bernama Jihan itu.

Zya pun merasa paham dan hanya merespon nya dengan anggun, dan mengikuti langkah kaki Jihan sampai kekelas mereka.

"Kok sepi masih sepi sih padahalkan ini udah jam 7.30." kata Zya yang merasa heran.

"Biasa sekarang lagi Mata Kuliah bu Siska Mata kuliahnya suka ngaret, biasalah Dosen selalu benar." kata Jihan menjelaskan.