Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 14 - Mimpi Buruk

Chapter 14 - Mimpi Buruk

"Kamu mau mandi kesungai ya? habis dimarahin ibu bapak kamu gara-gara bangunan kesiangan ya?" kata Pria yang lebih tua 10 tahun darinya itu sambil menatap mata Zya yang berkaca-kaca setelah keluar dari rumahnya tadi.

"Gak kok kak emang salah Zya... Kakak minggir Zya mau mandi terus sekolah." kata Zya kemudian masuk ke sungai.

Tanpa Zya sadari pria itu terus mengawasi Zya di saat Zya sedang mandi dan menggosok badan dan Zya mempunyai kebiasaan mandi disungai menggunakan baju lengkap, biasanya Zya mandi bersama sepupu-sepupunya yang lain tapi karna dia kesiangan terpaksa Zya mandi kesungai sendiri. Tubuhmu sangat bagus Zya, jika sudah dewasa nanti tubuh dan hatimu akan menjadi milikku dengan cara apa pun itu gumam pria itu dibalik tempat persembunyian.

Sedangkan Zya pulang dengan menggunakan baju basah, tentu saja badannya yang berlekuk indah semangkin terlihat dimata laki-laki itu, tapi Zya tidak menyadari bahwa ada yang memperhatikannya gadis usia 8 tahun itu sibuk berjan pulang menuju rumahnya, sayangnya separuh perjalanan ada yang menyeretnya kesemak-demak dekat pohon pisang tentu saja Zya merasa sangat panik dan ketakutan, di situlah Zya nangis karena dilecehkan dan hampir diperkosa.

"Tidak... Tolong... tolong, tidak menjah!"... kata Zya menangis dan gelusa dalam tidurnya.

"Mbak bangun mbak... mbak mimpi buruk ya?" kata Sasya berusaha membangunkan Zya dengan mennguncang tubuh Zya.

"Hisz..hisz...his.. emmm...." Tangis Zya bahkan badannya pun berkeringat dingin.

"Mbak... mbak Zya bangunan mbak istifar..." kata Sasya hawatir dengan temannya itu karna dari tadi teriak-teriak.

"As....tagfirulah...hallazimm..mm," kata Zya sambil berusaha menengkan diri dan mengatur napas setelah terbangun dari mimpi buruknya.

"Mbak minum air putih dulu mbak...tenang mbak jangan nangis lagi... emang mbak mimpi buruk apasih sampen nangis kejer kayak gtu?" tanya Sasya setelah memberikan Zya segelas air.

"Gak papa kok dek, aku cuman lupa baca do'a aja tadi jadinya pikiran jeleknya kebawa mimpi." kata Zya setelah meminum air dan merasa lebih baik dari sebelumnya.

"Owalah, yaudah mbak lain kali do'a baru tidur." kata Sasya.

Untuknya Zya menemukan teman yang baik dan perhatian seperti Sasya ini, sehingga bisa membuat merasa aman bukan suasana mencekam.

"Mbak kok diem aja, jangan nangis kayak tadi lagi mbak mbak jadi bikin saya takut dan hawatir di saat bersamaan, coba mbak whudu dulu terus tidur lagi biar lebih tanang dan gak gelisa." kata Sasya bijak.

"Iya dek makasih." kata Zya tersenyum kemudian kekamar mandi untuk mengambil whudu, dan kemudian tidur lagi setelah itu dengan lebih tenang.

Paginya Zya terbangun jam 5.00 dan membangun Zya untuk shalat subuh berganti karna tempat yang lumayan sempit.

Dalam do'anya Zya meminta pada Allah Tuhan smua mahluk, kenapa aku bisa mimpi buruk seperti semalam itu, apakah itu merupakan bagian masalalu Zya yang buruk "Ya Allah ampunilah aku, maafkanlah jika dosaku terlalu banyak, ringankanlah beban ku, amin."

Karena hari ini hari Minggu Zya dan sasya akan jalan santai berolahraga mengelilingi taman yang jaraknya dekat dengan kosan.

"Mbak kok sepi ya di taman?" kata Sasya sambil jalan ditempat.

"Iya dek ini kan masih pagi, kok rasanya kyak ada yang merhatiin kita ya dek?" kata Zya mersa tidak nyaman.

"Siapa mbak pagi-pagi kaya gini, mungkin cuman perasaan mbak aja mungkin disini belum ada orang selain kita." kata Sasya yang mengaka Zya terbawa suasa takut mimpi buruknya semalam.

"Hemmm iya si dek..., tapi... dia." kata Zya yang kaget karna melihat wajah yang mirip dengan gan seseorang di mimpi buruknya, kemudian memejamkan mata karna kepalanya terasa pusing.

"Dia siapa mbak?, oh itu kan mamang yang jualan somay?" tanya Sasya.

Sasya tidak melihat orang yang dimaksud Zya karna orang itu menghilang setelah Zya memejamkan matanya dan terlihat memegang kepala karna sakit.

"Mbakkkk... Mbak Zya gak papakan? kita duduk dulu." kata Sasya yang khawatir melihat wajah Zya yang agak pucat dan berkeringat dingin.

"Gak papa kok dek, cuman kepalaku tadi mendadak sakit, sekarang udah gak sesakit tadi, ayo kita pulang aja." kata Zya kemudia mencari orang yang tadi dia lihat tapi sudah tidak ada, mungkin benar Zya salah lihat.

"Mbak kuat jalan kan? jangan-jangan mbak kecapekan gara-gara kita jalan ke jauhan?" kata Sasya khawatir.

"Gak papa kok dek, mungkin tadi, efek dari mimpi buruk, oh iya paketan kemaren lupa belum di buka nanti kita buka bareng-bareng ya dek." kata Zya .

"Iya mbak sekarang kita beli lauk aja buat sarapan nanti Ama makan siang dan malam sekalian." kata Sasya

Kemudian mereka berjalan kearah warung langganan mereka, dan memesan sayur kates, ikan asin dan orek tempe. Kemudian mereka pulang ke kosan.

"Dek .... kok aku takut ya mau bukak paketan ini." kata Zya.

"Bismillahirrahmanirrahim aja mbk." kata Sasya.

Setelah mengucapkan bismillah Zya pun membuka kotak itu, isinya ada buah apel merah 5 buah, gamis hitam, dan amplop berisi uang 10 juta. Zya merasa aneh dari mana orang itu tau Zya suka apel merah dan ingin membeli gamis berwarna hitam dan uang tunai 10 juta itu untuk apa Zya uang sebanyak itu?... banyak pertanyaan yang timbul di kepala Zya setelah membuka kotak paketan itu.

"Mbak dapet kiriman dari orang tua mbak yah, wah pengtian banget ya mereka, bahkan tau kalou Mbah lagi ngincar gamis hitam yang kemaren kita gak jadi beli karena mbak takut uangnya gak cukup, bahkan gamis ini lebih bagus dan bermerek." cerocos Sasya.

"Tapi ini bukan dari orang tua aku dek, aku dah tanya Ama mereka, dan kemaren....? kemaren aja aku gak telpon saudara atau pun orang tuaku masalah uang atau gamis, kok tahu-tahu ada yang ngirimin." kata Zya merasa ada yang ganjil.

"Iya juga ya mbak, apa itu mbak?" tanya Sasya yang melihat botol kaca yang belum dibuka Zya.

"ini?... ada surat didalamnya." kata Zya kaget.

Isi surat:

Hay sayang, kamu terlihat bahagia dengan teman barumu, aku membelikan mu buah dan gamis, dan uang agar kamu bisa membeli apapun yang kamu mau...., maaf...

Mawar hitam menjadi merah

"Wah mbak Zya mendapatkan surat cinta dari kekasihnya ya mbak?" Kata Sasya menjaili Zya.

"Enggak dek, bahkan aku gak tau siapa dia yang ngirim paketan ini, mungkin orang yang sama yang ngirim kado misterius 1 tahun lalu.... tapi kenapa dia muncul lagi... " kata Zya yang bingung .

"Penggemar rahasianya mbak gitu maksudnya?" tanya Sasya penasaran.

"Bisa jadi, yuk temenin aku nyumbangin uang ini sebagian ke orang yang lebih membutuhkan." kata Zya .

"Mbak Sasya juga membutuhkan hehehheh..." kata Sasya tertawa.

" Ya nanti kamu juga aku kasih setelah memani aku bagi-bagi." kata Zya sambail tersenyum.

"Eh... eh mbak enggak kok saya kan tadi cuman bercanda lagi pula uang saya masih cukup." kata Sasya tidak enak pada Zya.