Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 17 - Paket Ancaman

Chapter 17 - Paket Ancaman

"Bagaimana kondisi istri sekarang?" kata seorang pria bicara lewat telepon.

"Maaf tuan nona baik-baik saja, tapi....," kata orang suruhan itu dengan ragu ingin mengatakan akan faktanya yang akan di terima atau tidak oleh Tuannya itu.

"Katakan saja dengan jelas, atau keluarga mu yang akan menanggung nya." kata sang Tuan dengan nada marah.

"Maaf tuan, nona telah bertunangan kemaren malam saat Tuan pergi kelur kota mengurus perusahaan." jawab anak buah itu dengan takut.

"Apa yang kau katakan? sialan? tidak mungkin istriku mau bertunangan begitu saja, pasti dia terpaksa!" kata sang Tuan dengan nada frustasi.

"Nona bertunangan atas permintaan dari neneknya Tuan." jawab anak buah itu.

"Cepat selidiki siapa yang berani-beraninya bertunangan dengan istri ku, kirimkan info nya. lewat email." kata sang Tuan dengan dingin dan menusuk.

"Ba..aa..ik Tuan," jawab anak buah itu dengan gagap. Kemudian panggilan dimatikan sepihak oleh sang tuan.

Pria gila yang menggap Zya sebagai istri itu menemukan informasi tentang siapa yang telah berani-beraninya bertunangan dengan Zya, kemudia pria itu membuat surat dengan tinta merah darah dengan menyelipkan beberapa foto kejutan didalamnya.

"Aku tidak sabar melihat reaksi lelaki itu sangat mengetahui paketan foto dan isi surat ini, dia akan menjauh istriku untuk selamanya.., hahahhaha....," kata Pria itu tertawa bahagia.

Di lain tempat Latif sedang sibuk membaca berkas-berkas perusahaan ayahnya, ya sementara ini Latif harus menggantikan ayahnya karna orang tuanya itu sekarang sedang di Jerman mengurus perusahaan pusat, sedang prusahan cabangnya ada di berbagai negara, seperti di Indonesia yang sering dipantau oleh Latif.

Tok tok tok (suara ketukan pintu)

"Silakan masuk". kata Latif dengan tegas.

"Maaf Pak izin mengantarkan berkas-berkas untuk bapak tanda tangani, dan kita ada meeting dengan klien jam 10 WIB, atau tepatnya 15 menit lagi." kata Gita sebagai sekretaris yang menjelaskan jadwal pertemuan pada pagi hari ini secara profesional tanpa ada maksud lain yang terselubung.

"Baik siapkan segalanya dan kita akan bertemu klien sekarang." kata Latif dengan datar.

Semua karyawan termasuk sekretaris ayah Latif sudah terbiasa dengan sikap anak dari bosnya ini yang terkesan dingin dan kadang tidak tersentuh, bahkan Latif sering marah jika ada karyawan yang kurang disiplin . banyak karyawan yang menjuluki batik sebagai pangeran es karena sikap dinginnya dan sikap bijaknya dalam mengatur perusahaan sehingga perusahaan ini bangkit di saat hampir bangkrut karena ada pihak yang melakukan korupsi.

"Selamat siang bapak Baskoro senang bertemu dengan anda, saya Muzzamil Latif putra dari Ismail Latif, dan ini sekertaris Gita saya." kata Latif dengan profesional.

"Siang juga pak Muzzamil, jadi saya akan mengajak ada berkerja sama dalan pembangunan bisnis properti dan perhotelan yang lokasinya nya bisa bapak periksa sendiri, di laporkan." kata Pak Baskoro sambil menyerahkan map laporan.

"Baik karena letak lokasi yang strategis dan menguntungkan di kota maka saya akan menerima kerjasama dengan bapak dengan modal dan hasil harus sama rata." kata Latif formal.

"Gita siapkan segalanya, kita akan atur lagi jadwal pertemuan untuk tanda tangan kontrak persetujuan tentang bisnis properti dan perhotelan ini." ucap Latif.

"Baik Pak". jawab Gita.

"Baik kita akan bertemu kembali setelah bapak mandi lokasi dan tempatnya langsung untuk pembangunan hotel dan bisnis properti, senang bekerja sama dengan anda. kemudian mereka bersalaman tanda sepakat akan kerjasama yang akan dilakukan." ucap Gita.

"Baiklah saya permisi." kata Latif kemudian meninggalkan ruangan setelah mendengar jawaban dari Baskoro.

Setelah melakukan pertemuan dan menandatangani berkas-berkas di kantor cabang ayahnya kemudian ia pun pulang ke rumahnya. karena hari ini hari Senin Patih tidak masuk sebagai dosen tetapi dia masuk sebagai CEO menggantikan ayahnya, sebenarnya Latief bercita-cita ingin menjadi seorang dosen makanya iya atap melaksanakan tugasnya sebagai dosen dan dan melaksanakan kewajibannya sebagai anak untuk membantu orang tua dengan menjalankan salah satu bisnis cabang Ayahnya.

"assalamualaikum." kata latif sebelum memasuki rumah.

"Waalaikumsaalam, maaf Den tadi ada yang ngirim paket nggak ada namanya tapi ditunjukkan untuk Aden." kata Bi Inem sebagai ART yang sudah bekerja selama 20 tahun.

"letak in aja di atas meja kerja ya Bi nanti saya periksa setelah selesai mandi." kata Latif kemudian berjalan ke lantai atas ke arah kamarnya.

"Baik Den." kata Bi inem dan kemudian berjalan ke arah ruang kerja Latif meletakkan paketan itu .

Latif teringat pada hari minggu lalu tentang pertunangan diadakannya dengan ya gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Zya, merupakan gadis yang unik bahkan di saat gadis-gadis lain banyak yang mencari perhatian Latif wanita itu malah terang-terangan dengan cuek menolaknya. mengapa Latif masih memikirkan dia bukannya langsung mandi, baiklah karena rasa penasarannya Latif pun menelpon Zya sebelum mandi. sayangnya yang mengangkat bukan Zya tetapi operator yang berbunyi "Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan silahkan tinggalkan pesan suara".

"Kenapa aku seperti orang kasmaran begitu padahal kan aku baru mengenal gadis itu mungkin saja gadis itu hanya berpura-pura lungguh di depanku, astaghfirullahaladzim kenapa aku jadi sok uzon padanya." kata Latif kemudian pergi mengambil handuk dan melaksanakan pergi mandi.

Setelah mandi Latif ke ruangan kerja yang ada di dalam rumah untuk memeriksa paketan yang datang mungkin saja itu dari ibunya atau sahabat walaupun dia masih ragu karena tidak ada nama dari si pengirim.

"Foto-foto apa ini siapa pengirimnya? astaghfirullahaladzim." kata Latif yang hampir terbakar emosi karena melihat foto-foto itu, bahkan Matahari terbenam di saat langit agak kemerahan masih mengalahkan merah muka Latif saat menahan amarah dihatinya.

foto-foto itu adalah foto-foto Zya tanpa hijab, bahkan di foto itu itu Zya terlihat sangat feminim tetapi anehnya semua foto-foto itu dalam keadaan tertidur atau matanya terpejam. Yang menjadi masalah adalah pakaian yang dia kenakan itu seperti pakaian wanita penggoda sehingga membuat Latif marah dan emosi karena dia tidak mau mau mempunyai calon istri mantan seorang wanita penggoda. tanpa mengetahui seluk-beluk dari foto itu yang asli atau editan Latif langsung menyimpulkan bahwa Zya adalah mantan wanita penggoda terbuti pada bukti foto terakhir yang menampilkan muka Zya dipeluk aleh laki-laki tanpa atasan yang membelakangi kamera dan mereka hanya berselimut kain yang sama.

Kemudian Latif surat yang terselip dalam paketan itu ia baca,

isi surat: "Dia milikku, istriku, baik jiwa mau pun raganya telah kusentuh sebelum kau datang, menjauh lah dari miliku atau mawar merah menjadi hitam."

"Ya Allah ternyata dia bukan wanita yang baik, apakah salah dan dosa hamba terlalu banyak sehingga hamba hanya berdekatan dengan wanita-wanita yang haus akan harta dan materi, hamba hanya mahluk mu yang lemah dan rapuh.....," kata Latif dengan nada putus asa.