"Ya Allah....., ternyata yang jadi tunangan tuh aku, ya Allah ampunilah hamba...., hamba sangat bingung dengan hal ini, mimpi buruk hamba masih menghantui.... apakah hal itu pernah terjadi dalam hidup hamba, ya Allah pantaskah hamba menjadi calon pendamping nya, tolong dekat kan lah dia yang memang benar-benar jodohku dan yang mencintaiku karna ingin mu, bukan dengan tujuan lain selain tujuan beribadah pada mu ya Allah, ya Allah sesungguhnya hamba telah tersesat dalam kebingungan di dunia ini maka tunjukkan hamba jalanmu yang benar, aamiin." kata Zya meminta kepada Rabb nya di sepertiga malam, yang diiringi tangis.
Sementara dari balik pintu kamar Zya nenek melihat, betapa takut cucunya itu diikat dengan pria yang bukan jodohnya, bahkan nenek Zya turut mengamininya tanpa sepengetahuan Zya. kemudian setelah selesai sholat dan berdoa Zya pergi tidur lagi dengan mata sembab.
"Zya... bangun Ndok... subuhan dulu." kata nenek.membangunkan zya.
"Jemm....iya nek." gumam Zya, kemudian duduk sebentar lalu pergi mengambil wudhu setelah kesadaran nya utuh kemudian melaksanakan sholat subuh.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Bu...," kata bibi Zya yang baru pulang nginap dari rumah mertuanya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh udah pulang aja kamu nak." bawa apa itu kok banyak banget kata nenek Zahra.
"Bawa pisang, ubi, ama kangkung Bu , di kasih ibu mertua ana padahal mas awan masih disana, zya disini ya Bu kok gak keliatan?" kata Ana menanyakan keponakan nya itu.
"Iya nak zya lagi sholat Subuh, kamu subuh-subuh dah kesini, dah subuhan belom?" kata nenek Zahra.
"Lagi gak boleh sholat Bu." kata Ana sambil mengeluarkan sayur kangkung dari dalam tas untuk dimasak.
"Oooh.... , Zya semalem udah ibu jodohin ama cucunya sahabat ayah kamu, dan mereka telah bertunangan semalam." kata nenek Zahra.
"Apa Bu... kok dadakan? kakak dah dikasih tau belom?... emang Abang ipar setuju?" kata Ana menyerang ibunya itu dengan pertanyaan.
"Udah kakakmu udah tau, tapi kakak ipar kamu belum tau." kata nenek Zya takut mantunya itu mungkin akan marah.
"Eh bibik... lagi bicarain apa nie... pagi-pagi dah ngerumpi?" kata Zya yang baru saja keluar dari ruang sholat.
"Gak papa kok, kamu sehat kan." kata Bi Ana sambil memeluk dan menyubit pipi tembem keponakannya itu.
Ana dan Zya hanya berjarak 8 tahun jadi mereka terlihat seperti kakak dan adik dari pada bibi dan keponakan.
"Alhamdulilah sehat kok bi, tapi tolong jangan nyubil-nyibitin pipi aku, bibi sehat kan?" tata Zya yang melihat bibinya itu agak kurusan.
"Hehehe maaf gemes..., sehat kok cuma sibuk agak jualan aja jadi lupa makan hehehehe." kata Ana menjelaskan.
"Oh iya tar sore mungkin aku pulang kekosan karna besok ada kuliah pagi ulangan harian lagi." kata Zya lesu.
"Yah... kok udah mau kekoson aja, baru aja ketemu bibi, tapi gak papa habis ini kita jalan-jalan deh kekebun panen buah dan sayur." kata Ana yang awalnya lesu jadi semangat.
"Okey... sekarang mau masak apa nieh.. kita kan butuh tenaga buat panen?" kata Zya riang.
Kemudian mereka memasak sayur kembang kates dan tempe goreng, itu merupakan salah satu makanan kesukaan Zya.
"Wah dah Mateng jadi laparni..." kata Zya sambil menap sayur kembang kates yang di oseng dengan teri." kata Zya dengan mata berbinar.
Zya merupakan tipe orang yang pandai menutupi kebingungan dan masalahnya dari orang lain, dia akan benar cerita jika sudah kepet atau keadaan terdesak.
"Wah tunangan orang gak baik makan di depan pintu famali." kata Bi Ana.
"Iya nanti di bawa kabur anak bujang." kata nenek Zya mengiyakan tanggapan bibinya.
Tapi Zya tidak beranjak dari tempat nya dia tetap makan dengan lahap di depan pintu, karna menurut Zya yang hal itu hanya mitos, jika makan berpindah-pindah justru menyebabkan setan akan mengikutinya menurut pendapat Zya.
"Itu cuman mitos nek bi jangan percaya ama yang kayak gitu percaya ama Allah aja." kata Zya setelah menyelesaikan makannya.
Zya tipe orang yang makan cepat tapi banyak, pernah Zya berlomba dengan sepupunya makan tekwan di saat yang lain dalam waktu 15 menit baru bisa menghabiskan 1 mangkok, maka Zya telah menghabiskan 3 mangkok dalam waktu 15 menit saja, walau pun hobby makan banyak, tapi badannya termasuk ideal, Zya juga pintar dalam memasak.
"Cepet banget makan mu, kok bisa dalam waktu 15 menit makan sampek 3 piring?" kata Bi Ana yang heran dengan keponakan nya itu.
"Efek bahagia jadi tunangan orang bi...," kata Zya menjawab asal Zya, padahal jika bahagia dia tidak akan menangis karna kebingungan semalam di sepertiga malam.
"Iya deh yang lagi bahagia. Ayo otw kebun panen sayur ama buah." kata Bu Ana.
"Bibi gak sarapan dulu?" kata Zya.
"Ini masih terlalu pagi buat sarapan, nanti aja jam sembilan bibik biasa sarapannya." kata bibi Zya menjelaskan.
Zya tidak bertanya pada neneknya karna tadi neneknya telah sarapan sebelum Zya. pantas saja bibik tambah kurus ternyata makannya saja jam 9, begitu lah kira-kira pemikiran Zya.
"Bu ini buah jeruk yang di panen yang agak kuning aja ya?" tanya Zya.
"Yang kelihatan besar dan gak udah gak terlalu keras jika di pencet itu berarti udah matang dan boleh di panen." kata bi Ana.
"Okey, terus terong ma bayamnya ini di ikat seberapa bi?" kata Zya.
"Terung ya 5 buah satu Iket, bayamnya 1 genggam satu Iket." kata Bi Ana.
"Okey." kata Zya melanjutkan mengikat bayam dan terong untuk di jual ke pasar.
Setelah panen Zya dan bibinya pun pulang mandi, dan pergi kepasar setelah bibinya sarapan tentunya. Zya suka di pasar banyak barang-barang yang murah dan berkualitas menutnya, bisa menghemat uang dari pada beli di mol udah mahal barang-barang yang ia dapat cuman dikit dan Zya suka membatu membeli jajan yang di jual pedagang kaki lima disini selain enak mereka juga ramah.
"Bibi jangan lupa beli onde-onde, dodol, Ama dawet." kata Zya menyebutkan jajan kesukaannya dan neneknya yang akan di beli .
"Iya-iya kamu tuh selalu inget ya giliran masalah jajan, mau beli keperluan lain gak buat di kosan kamu nanti." kata Bibi Ana.
"Iya donk, jajan aja yang banyak bibik buat temen kosan." kata Zya riang.
"Jajan aja gak mau beli baju gitu....," kata Ana memberi tawaran.
"Hemmm... baju gak bisa dimakan bi..." kata Zya sambil berfikir.
"Lah iya lah baju buat dipakai bukan dimakan Zya...", kata bi ana gemas dengan keponakan nya itu.
Sementara Zya hanya tertawa cengengesan sambil memilih cemilan kering.
Ting bunyi notifikasi yang menandakan ada pesan masuk.
"Asalamuaikum besok jangan lupa ada mata kuliah saya, jangan telan UTS nya." pesan chat wa masuk dari nomor baru.
Zya mengecek foto forofilnya, ternyata itu pesan dari dosennya atau bisa juga di sebut tunangannya.
"Kesurupan apa ni bapak, sampaek sok ngingetin UTS segala, oooh.... iya mungkin karena udah 1 hari jadi tunangan ku...," kata Zya baru sadar.