Aku tak menyangka jika seorang Banyu akan sedekat itu dengan kakakku. Sementara selama ini Danurdidja grup dan Waskito grup tidak pernah menunjukan relasi yang baik. Kedua perusahaan itu akan selalu dijalur yang berlawanan.
Sama seperti tahun lalu saat Danurdidja memenangkan tender pembuatan appron di daerah Cepu, Waskito grup mencoba untuk menggagalkannya. Aku tidak tau apa alasan mereka menentang proyek itu. Tapi saat kerjasama itu terjadi, Waskito grup melepaskan kontrak dan lebih memilih membayar penalti.
Pikiranku menerawang, mencoba mengurai benang ruwet diantara mereka. Yang aku ingat, latarbelakang dari mereka adalah militer.
Seharusnya salah satu dari keturunannya pasti akan meneruskan profesi itu. Jika Banyu memilih menjadi pilot, dan Tombak mengurus perusahaan, kemungkinan yang ada hanya satu. Namira yang jadi tentara. Tapi itu tidak mungkin!! Dan aku juga tidak akan rela bila dia jadi tentara. Sama sekali tidak rela!!!!
"aahhh!!! " Mas Pandu yang tidur terbangun kaget mendengar teriakanku.
"Kenapa?? Jengkel gara-gara planningmu buat kabur gagal?? " Sambil menyandarkan kepalanya mencoba mencari posisi yang paling nyaman.
" Bukan mas... bukan itu yang sedang ku pikirkan!!! " ku usap mukaku kasar mencoba menghilangkan kebingunganku.
"hufh.. " Mas Pandu membuang nafas kasar. Kembali memejamkan mata guna, mencoba mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Dia tidak mau menjadi pilot di flight ini karena kondisi tubuhnya yang dehidrasi, sehingga dia menyuruh Banyu untuk menggantikannya.
"Mas... " kucoba membangunkannya.
"Hem.. " masih dalam posisi tidur dia bergumam.
"Boleh nanya? "
"What? " jawabnya santai.
"Kenapa bisa sama Banyu? " Ku pelankan suaraku saat menyebut nama rivalku itu.
Mas Pandu yang tadinya tidak mau membuka mata bergegas bangun dan membenarkan duduknya menghadapku. Menatapku, mencoba mencari keyakinan akan pertanyaanku.
"Maksudnya flight kami? or persahabatan kami? "Mencoba menerka apa yang sedang menggangguku.
" Both! " jawabku singkat.
"You ask be a reval or cause him sister? " Menatapku tajam penuh penekanan.
" Both! " jawabku
" Hufh... " terlihat berat membuang nafas.
"Dasar pelit suara!"Menimpukku dengan bantal tidur di sampingnya
"Kamu benar ingin tau!??" Kuanggukan kepala dengan pasti dan menatapnya yakin.
"Aku dan dia sama!!! Punya cita-cita sama dan punya cara yang sama untuk menggapainya! " Keningku mengernyit mendengar penjelasannya.
" Bokapnya tidak setuju kalo dia jadi pilot, kamu tau sendiri kan kalo bokapnya jendral! " Mas Pandu menatapku dalam. Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaanya.
" Sama sepertiku!! Dia bisa seperti ini karna usahanya sendiri!! Tanpa bantuan siapapun. Bedanya cuma bokapnya tidak semarah romo dulu. Hanya menutup semua dana pendidikannya. Bokapnya membiarkan dia memilih cita-cita nya! "
"Tapi bokapnya kan militer, otomatis juga ingin anaknya jadi militer!!"
" Kembarannya yang masuk militer!!!" Mas Pandu berbalik dan menyenderkan tubuh lagi.
" Yang handel perusahaan?? " Kukejar terus sampai aku dapat kepastian yang ku pikirkan.
" Siapa lagi kalo bukan adik mereka, mutiara dalam palunganmu yang akan jadi rival bisnismu!! " (palung adalah jurang dan tempat terdalam dari dasar laut). Mas Pandu tersenyum geli melihat raut wajahku yang sudah masam.
Ku tepuk keningku mendengar penjelasannya. Karna itu artinya aku akan bersaing dengan dia.. orang yang selama ini aku jadikan penghuni ruang tak bertuan, akan menjadi pesaingku sekaligus rival bisnisku. Oh my God!!!!
Aku tak bisa membayangkan jika harus berdebat dengan dia untuk memenangkan sebuah tender. Bagaimana mungkin bisa???!!
"Gak perlu khawatir... dia bukan gadis kecil yang nolong kamu tiga belas tahun lalu!!! Dia bertransformasi menjadi sosok dewasa yang keras!! Ingat kasus appron Cepu kan?? "
Aku mengernyit, tidak paham dengan yang dimaksud Mas Pandu. Kasus itu, saat Waskito grup memilih mundur dan membatalkan kontrak.
Sebentar... Aku menoleh, menatap lekat mata Mas Pandu. Dia mengangguk dan menatapku dalam.
" Dia yang memutuskan untuk mundur dan membayar penalti! "
Ya Tuhan...bagai tersambar petir. Aku tak menyangka, anak kecil lugu itu bisa menjadi orang dengan karakter seperti itu.
"Gak usah kaget, kamu ingat kan background keluarga mereka!!! " Ku tatap jendela... membayangkan seperti apa dia sekarang.
" Mas Pandu tau banyak tentang dia?? "
"Tidak, cuma kadang Banyu curhat tentang adiknya yang semakin dingin, keras... sama sekali tak tersentuh!" Melemparkan pandangannya ke jendela pesawat, menerawang jauh.. tentang sosok yang sedang kami bicarakan.
Tak terasa perjalanan kami hampir sampai, pesawat turun rendah menuju appron bandara Juanda. Cuaca cerah dan landing berjalan mulus.