Nyonya He melanjutkan ceritanya. Mangkok antik itu memang layak untuk dikoleksi mengingat itu buatan seorang master.
"Tapi bagi Xiao Fei mangkok itu adalah kenangan peninggalan keluarganya."
Flashback end_
Jadi kesimpulannya, Ning Fei lebih memilih melaparkan dirinya sendiri karena mangkok berharganya pecah.
Fei Fei galau, kalau mangkok itu buatan seorang master, harganya pasti sangat tinggi. Bagaimana caranya Fei Fei bisa membeli gantinya? Dan lagi, dia harus bisa menemukan yang sama persis. Kalau tidak, Ning Fei tidak akan mau makan.
Berusaha menenangkan temannya itu, Zhou Shi meyakinkannya untuk menyerahkan masalah mangkok ini padanya. Fei Fei pergi saja ke rumah sakit dan bantu apapun sebisanya.
"Cuma itu saja yang bisa kulakukan. Aish! Kenapa aku sial banget?!"
__
Wei Qing pergi ke rumah sakit. Para suster langsung menegurnya karena pasien ini tidak boleh dijenguk sembarangan orang. Apa dia sudah mendapat izin dari kerabat pasien?
"Kerabat? Bukankah semua kerabatnya sudah mati? Oh yah, sepertinya dia masih punya seorang kakak yang hilang."
"Lalu apa hubungan anda dengan pasien?"
"Aku orang yang memberinya makan. Aku melihatnya tumbuh."
Masih meragukannya suster hendak menghubungi Nyonya He, tapi Wei Qing dengan cepat menghentikannya. Lagi pula dia anaknya Nyonya He. Kapan anak ini akan bangun?
"Dokter bilang tidak ada yang serius, dia pasti akan bangun beberapa jam lagi."
"Tidak ada yang serius? Hidup si kucing liar sangat kuat. Memangnya dia sakit apa?"
"Kelaparan. Saya dengar kalau mangkok yang biasanya dia pakai untuk makan, pecah."
Mendengar itu, Wei Qing langsung pulang lalu masuk ke ruang bawah tanah tempat dia mengoleksi berbagai macam barang antik... yang salah satunya ternyata mangkok antik kembaran mangkok pecah itu. Sebuah mangkok yang membuatnya kembali teringat masa lalunya.
Flashback.
Suatu hari ayah dan ibunya pulang dengan membawa seorang anak kecil dan ayahnya memperkenalkannya sebagai 'Xiao Fei',
"dia adalah murid baru Ayah dan mereka akan tinggal bersama kita mulai sekarang."
Karena Wei Qing lebih tua 10 tahun dari Xiao Fei, Nyonya He berharap kalau Wei Qing akan menjaga anak ini dengan baik. Jangan buli anak ini.
Wei Qing awalnya biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan dia tampak mulai cemburu karena semua perhatian kedua orang tuanya malah tertuju pada Xiao Fei seorang.
Saat mereka makan bersama, Wei Qing berniat mau mengambilkan tambahan nasi untuk Xiao Fei. Tapi saat dia hendak mengambil mangkok porselen itu, Xiao Fei malah ngotot mempertahankannya. Saat itulah Wei Qing mengetahui betapa sayangnya Xiao Fei pada mangkok itu.
Hingga suatu hari terjadi sebuah insiden yang membuat hubungan keluarga itu mulai retak. Ayah menuduhnya membuang mangkoknya Xiao Fei ke laut dan ia jadi marah besar gara-gara itu, ia bahkan langsung menghukum Wei Qing berlutut di depan rumah tak peduli biarpun hujan deras.
Xiao Fei juga jadi sakit gara-gara itu, karena demi mendapatkan mangkoknya kembali, dia hampir saja tenggelam.
Entah apakah benar-benar dia pelakunya atau tidak, Wei Qing cuma menjawab tuduhan Ayah dengan ambigu. "Jika aku bilang kalau bukan aku pelakunya, apa Ayah akan percaya? Ayah tak pernah mempercayaiku. Ayah cuma peduli dengan anak brengs*k itu!"
PLAK! Ayah sontak menamparnya keras dan menyuruh Wei Qing untuk meminta maaf pada Xiao Fei, baru setelah itu Ayah akan mengizinkannya masuk rumah lagi.
Wei Qing tertawa miris mendengarnya. "Aku tidak bersalah!"
"Kau masih tutup mulut? Berlututlah di sini dan renungkan kesalahanmu!"
Flashback end.
"Tak kusangka mangkok yang kubeli di sebuah lelang ini, bisa menjadi penyelamatmu. Aku ingin lihat bagaimana mangkok ini kalau pecah."
__
Zhou Shi masih terus berusaha mengelem mangkok pecah itu tanpa hasil. Pecahnya terlalu parah, tidak akan bisa diperbaiki hanya dengan lem biasa.
"Ini harus diperbaiki oleh seorang tukang profesional, tapi di mana aku bisa menemukannya?!"
Dia lalu mencoba mencarinya di internet hingga dia menemukan sebuah informasi tentang pameran perbaikan porselen antik. Wah! Kebetulan sekali. Langit benar-benar membantunya.
Zhou Shi pun pergi mendatangi pameran yang dimaksud. Dan berhubung petugas di pintu depan lagi asyik molor dan bukannya kerja, Zhou Shi langsung saja nyelonong masuk.
Biarpun namanya pameran, tapi tidak tampak ada siapapun di sana. Tapi kemudian, dia malah bertemu Wei Qing. Tepat saat itu juga, si petugas mendadak masuk dengan panik dan menjelaskan kalau ini pameran private.
Loh? Kalau tidak untuk umum, terus kok Wei Qing masuk kemari?
"Karena aku... adalah exhibitor-nya."
"Hah?! "Jadi semuanya yang dipamerkan di sini adalah..."
"Benda-benda koleksi keluargaku."
Ini baru sedikit, masih banyak lagi di ruang bawah tanah rumahnya. Entah butuh waktu berapa lama untuk memperbaiki semua benda antik itu.
Wei Qing lalu menunjukkan salah satu porselen yang telah diperbaiki dan menjelaskan kalau porselen itu direkat ulang dengan menggunakan teknik kintsugi.
Bahan-bahan yang digunakan untuk memperbaikinya adalah bubuk emas, debu tembikar, dan pernis. Teknik ini paling sempurna digunakan untuk memperbaiki porselen karena hasilnya bagus.
"Menggunakan emas untuk memperbaiki porselen, itu pasti mahal banget."
"Filosofi dari Kintsugi adalah menggunakan kesempurnaan untuk memperbaiki ketidaksempurnaan dan bukannya menyembunyikan kerusakan."
Menggunakan bahan yang jauh lebih mahal dan usaha lebih untuk memperbaikinya. Karena dukungan terhadap perubahan inilah, ketidaksempurnaan akan keindahan berubah menjadi retakan berseni. Tapi harus ada seseorang yang bersedia memperbaikinya.
"Errr, apa kau mengenal orang-orang yang memperbaiki semua ini?"
"Aku tidak mengenal semuanya, tapi aku tahu beberapa tetua. Anak muda sudah tidak melakukan hal seperti ini. Kenapa kau tanya?"
"Jadi begini. Seorang teman ku tak sengaja memecahkan porselen milik seseorang yang sangat berharga. Masalahnya, orang itu tidak mau diganti yang lain dan hanya mau yang sama persis.
Makanya aku minta bantuanmu, bisakah kau membantuku untuk mencarikan seorang ahli yang bisa diandalkan? Anggap saja ini balas budi dari kejadian di bar. Bisakah kau membantuku?"
Tidak! Zhou Shi pikir janjinya murah apa? Dia tidak bisa ganti seenaknya hanya karena Zhou Shi minta.
Kalau begitu, Wei Qing anggap saja ini sebagai hutangnya pada Wei Qing. Kali ini benar-benar situasi yang serius antara hidup dan mati. Dia janji akan membantu Wei Qing jika suatu hari nanti Wei Qing butuh bantuannya.
Baiklah. Memang ada sesuatu yang membutuhkan bantuan Zhou Shi. "Jadilah pacarku."
"Apa?"
Zhou Shi langsung mundur serentak. Bantuan itu terlalu besar. Tidak bisa, ganti yang lain aja.
"Kalau begitu, c**m aku sebentar."
"Aku memohon padamu dengan sungguh-sungguh. Jangan bercanda, napa?!"
"Aku tidak bercanda denganmu. Bukankah kau bilang ini situasi antara hidup dan mati? Masa kau tidak bisa c**m aku sebentar?"
"Zhou Shi galau. Kalau begitu... c**m pipi aja yah? Oke. Tutup mata!"
Wei Qing menurutinya, dia langsung menutup mata dan menyodorkan pipinya.
"Kalau aku c**m pipinya, itu tidak dianggap c**man pertama, kan?" Pikir Zhou Shi galau. "Demi menyelamatkan nyawa, lakukan saja! Aku cuma akan memberi kecupan kecil."
"Cepetan, tidak boleh kurang dari lima detik."
Dasar! Zhou Shi akhirnya mendaratkan c**man di pipi Wei Qing. 1-2-3-4-5 detik, selesai! Cepetan kasih informasinya.
"Temanmu pria atau wanita?"
"Wanita, dia sahabat sekaligus teman serumahku."
Puas mendapat jawabannya, Wei Qing akhirnya memberikan informasi yang Zhou Shi inginkan. Dia kirimkan saja barangnya ke alamat itu, nanti Wei Qing akan mengabari orang itu. Kalau sudah selesai, Wei Qing akan menghubungi Zhou Shi.
"Terima kasih."
"Sama-sama. Kau mendapatkan itu dengan usahamu sendiri."
Malu, Zhou Shi buru-buru kabur. Wei Qing langsung mengecek tangannya dan benar-benar tidak melihat ada satupun ruam kemerahan. Dia benar-benar kebal terhadap Zhou Shi.
Wei Qing lalu memberitahu Asisten An bahwa dia mau ke gudang dulu sebelum pergi ke galeri seni. Ada sesuatu yang mau dia ambil.
Dia sudah memikirkannya baik-baik. Berkat 'seseorang', dia menyadari bahwa hal yang sulit diperbaiki di dunia ini adalah hubungan. Lebih baik jika dia mengambil inisiatif duluan daripada tidak melakukan apapun.
Asisten An senang mendengarnya, baguslah kalau Wei Qing berpikir begitu. Nyonya pasti akan menerima niat baiknya.