TIGA BULAN KEMUDIAN.
Suara gaduh dan riuh terdengar sampai ke kamarku. Sejak semalam tidak ada hentinya, terlebih pagi ini. Semua sibuk dengan persiapan masing-masing. Aku sendiri masih duduk di depan cermin, seorang MUA yang Naren datangkan sudah dari satu jam lalu mendandaniku.
Aku mengenakan kebaya putih dengan bordir mawar, bagian kerah agak sedikit rendah dengan kancing yang memanjang di bagian punggung. Ada mutiara dan swaroski yang tersulam cantik di bagian dada. Aku tidak tahu apakah aku cocok memakai kebaya ini. Dari dulu aku tidak percaya diri memakai baju atau kain berwarna putih.
Tapi menurut periasku, aku cocok mengenakannya. Pas di badanku. Rambutku disanggul dengan hiasan bunga mawar merah. Untuk acara sakral dibuat sesederhana mungkin. Ayah meminta agar acara akad nikah dilangsungkan di rumah saja.