"Maaf ga bisa mempertahankan kamu, maaf ga bisa perjuangin kamu, maaf sayang, maaf, maaf maaf," bisik Gavin dengan tangis yang mulai terdengar. Amel yang mendengar itu kembali meneteskan air mata tanpa mimik tertentu.
Untuk kali ini, Amel memohon untuk tidak memiliki rasa pada keduanya. Mencintai Gavin sesakit ini, dan berusaha mencintai Rio seberat itu.
Amel terngiang ngiang dengan perjanjian antara dirinya dengan Rio saat Amel memohon untuk mendatangkan Gavin dan Akbar.
—FLASHBACK—
"Enghh," lenguh Amel. Matanya perlahan lahan terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.
"Udah bangun? Mau apa?" Tanya Rio sambil meletakan majalah yang tersedia di ruangan inap Amel. Amel yang mendengar suara Rio hanya mendengus kecil.
Rio yang tidak mendapat jawaban dari Amel, segera berdiri menghampiri tempat tidur dimana Amel ber-istirahat. Rio duduk di kursi sebelah brankar Amel.