Chereads / Maaf Aku Meniduri Ranjangmu / Chapter 6 - Tersangka Pembunuh Meylan

Chapter 6 - Tersangka Pembunuh Meylan

Rony ternyata belum bisa tenang, meskipun sebagai pejabat eksekutif, dihadapan hukum tidak ada perbedaan. Pengakuan Achuan terhadap pengacaranya, sewaktu membuat BAP, dia mendapat tekanan dari pihak luar, sehingga pengacara Achuan, meminta BAP diubah. 

Achuan pun di interogasi pihak kepolisian, untuk kasih tahu siapa yang sudah menekannya. Achuan sangat dilematis, satu sisi tidak ingin dikorbankan, tapi disisi lain nyawanya terancam kalau membuka kedok siapa yang menekannya. 

Kronologis tentang pertemuan Achuan dengan Meylan, adalah hasil rekayasa pihak yang menekannya. Achuan sengaja dikorbankan untuk dijadikan tersangka pembunuh Meylan. Kecurigaan pihak kepolisian, sementara mengarah pada Rony, tapi secara alibi Rony, dia tidak bisa dikaitkan dengan kematian Meylan. 

Jalan satu-satunya bagi pihak kepolisian, menginterogasi Achuan, siapa pihak yang sudah menekan dia. 

"Sauadara Achuan, kalau kamu tidak membuka siapa yang menekan kamu, maka kamu akan tetap jadi tersangka"

"Kamu tidak perlu takut, kepolisian akan menjaga keselamatan jiwa kamu"

"Kamu tidak punya pilihan, selain dari memberitahukan kami, siapa pihak yang menekan kamu"

Achuan terlihat begitu stress, dia begitu gelisah, sehingga pengacara Achuan yang mendampinginya dalam proses introgasi, meminta waktu pada kepolisian, agar diberikan jeda waktu pemeriksaan, pengacara berjanji akan membujuk Achuan, untuk kasih tahu siapa pihak yang menekannya. 

Polisi meninggalkan Achuan, dan pengacaranya diruang pemeriksaan. Pengacara membujuk Achuan agar mengaku siapa yang sudah menekan dia. Dari pengakuan Achuan, muncul dua nama yang diduga sebagai pihak yang menekan Achuan. 

Dua nama yang disebutkan Achuan, akhirnya diburu pihak kepolisian. Pengacara Achuan, meminta pihak kepolisian agar bisa menjaga keselamatan Achuan, dan. Kepolisian menyanggupi. Untuk sementara, Achuan diamankan pihak kepolisian ditempat yang dirahasiakan. 

Dua orang yang disebutkan Achuan, sebagai pihak yang sudah menekan Achuan, akhirnya diringkus kepolisian, ditempat pelariannya disebuah daerah, di luar kota. Kedua orang itu pun di bawa ke kantor polisi untuk diperiksa. 

Pada awalnya, kedua orang tersebut tidak mau mengakui perbuatannya. Berkat kesabaran dan tekanan pihak kepolisian, akhirnya mereka mengaku meracuni Meylan. Bahkan mereka pun mengaku sebagai orang suruhan. 

"Sebagai orang suruhan, tentunya kalian ada yang menyuruh, betulkan? 

"Pertanyaanya, siapa orang yang menyuruh kalian? 

"Kalian mau pasang badan untuk orang itu? 

Interogasi pihak kepolisian tidak berjalan mulus, kedua tersangka tetap bertahan, dan tidak ingin membuka siapa yang menyuruh mereka, untuk membunuh Meylan. Polisi meninggalkan ruang pemeriksaan, untuk memberikan waktu bagi keduanya untuk berpikir. 

"Pemeriksaan ini tidak akan berhenti, sebelum kalian membuka siapa yang menyuruh"

"Silahkan kalian berpikir, nanti kami akan tanya lagi"

Kedua terduga pembunuh Meylan, tetap tinggal diruang pemeriksaan. Mereka berdua kasak-kusuk berunding. Polisi memberikan waktu satu jam bagi mereka untuk berunding. 

Keduanya terlihat begitu panik, bisa diduga yang menyuruh mereka adalah orang penting, sehingga mereka berdua tetap berusaha untuk pasang badan. 

Setelah satu jam polisi kasih tenggat waktu, akhirnya kedua terduga kembali menjalani pemeriksaan. 

"Gimana? Siapa yang menyuruh kalian membunuh Meylan? 

"Pembunuhan itu inisiatif kami sendiri pak, bukan karena ada yang menyuruh"

"Kalau kalian ternyata nanti berbohong, maka ancaman hukuman kalian akan lebih berat"

"Yang kalian lakukan adalah pembunuhan berencana, ancaman hukumannya 15 tahun penjara"

Karena kedua terduga pembunuhan Meylan, masih bersikukuh bahwa mereka membunuh, atas inisiatif sendiri, maka pihak kepolisian mendalami motif pelaku, apa yang mendasari mereka, membunuh Meylan. Sementara keduanya tidak ada keterkaitan bisnis, dan kenapa harus membunuh dengan meracuni Meylan. 

Pemeriksaan kedua terduga masih akan dilanjutkan, titiik terang adanya tersangka lain dalam pembunuhan Meylan semakin jelas. Polisi menduga orang yang menyuruh kedua terduga adalah orang penting, sehingga pemeriksaan lanjutannya agak berbelit-belit, dan harus ditunda. 

***

Rony dipanggil pihak kepolisian, sebagai pejabat dia berusaha untuk taat terhadap hukum. Sebagai orang yang merasa tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut, dia berusaha memberikan keterangan apa adanya. 

Dia memberikan penjelasan secara kronologis, tentang pertemuannya dengan Meylan, satu hari sebelumnya, dan dia mengakui bahwa, Meylan adalah ke kasih, dan calon isterinya. 

Keterangan yang diberikan Rony pada pihak kepolisian, sangat membantu proses penyelidikan polisi. Polisi sempat menanyakan pada Rony, 

"Apakah selain Meylan, bapak ada wanita lain yang dekat dengan bapak? 

Pertanyaan polisi tersebut sangat sulit untuk dijawab Rony, karena menyangkut perselingkuhan dan nama baik sahabatnya, yang juga seorang pejabat penting. 

"Tidak ada, cuma Meylan wanita yang dekat dengan saya"

Akhirnya, polisi menghentikan pemeriksaan terhadap Rony, alibi Rony sangat kuat, dan memang sulit untuk dikaitkan dengan pembunuhan Meylan. 

Meskipun secara alibi posisi Rony sangat kuat, tapi intrik politik yang memghitari kasus ini tidak bisa dianggap enteng begitu saja. Sebagai pejabat publik, Rony bisa menjadi target politik untuk menjatuhkan kedudukannya.

Berbagai serangan fitnah sudah mulai dihadapi Rony, sampai-sampai ada isu Rony membayar pembunuh bayaran. Namun karena Rony tetap tenang dalam menghadapi kasus itu, beberapa kali persidangan, dia tetap konsisten dengan alibinya, dan bukti yang dimilikinya pun cukup kuat.

Isu yang beredar dalam masyarakat, Rony membunuh Meylan karena di duga karena hamil, dan Rony tidak mau menerima pengakuan Meylan, sehingga dia berniat untuk menghabisi nyawa Meylan.