Chapter 9 - Karma

Karma

Kalau dibilang manusia itu akan diuji oleh perbuatannya sendiri. Apa yang ditanam, maka itulah akan dituai atau dipanen. Begitulah karma yang akan dihadapi manusia.

Apa yang dialami oleh Gerry, adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Dia berselingkuh, maka isterinya juga berselingkuh.

Begitu juga yang dihadapi Rony pada akhirnya, dulu senang mengganggu isteri temannya sendiri, sekarang isterinya pun mengalami hal yang sama.

Bedanya hanya, Listia dengan sengaja memelihara selingkuhannya dengan kedok asisten prbadi. Harusnya, kalau Rony tidak memiliki kesalahan masa lalu, dia bisa tegor isterinya merekrut asisten pribadi, seorang anak muda yang macho.

Punya rasa curiga terhadap keinginan isterinya, tapi karena Rony sendiri pernah berperilaku yang sama, pada akhirnya dia memaklumi apa yang diinginkan isterinya. Ditambah lagi, Rony memang tidak sepadan dalam urusan seks dengan Listia, maka Listia perlu Ban serep untuk menggantikan Rony.

Kalau Gerry tidak berdaya menghadapi perilaku Evi, namun karena jabatan, dia tetap harus menjaga keutuhan keluarganya, begitu juga dengan Rony, dalam keseharian, dia terlihat sangat harmonis dengan isterinya, namun pada kenyataannya tidaklah demikian.

Kesibukan Listia tambah banyak, maka kebersamaannya sama Rony, hanya pada waktu ada acara penting saja, selebihnya Listia lebih banyak mengisi waktunya bersama Fedro.

Seringkali mereka menghabiskan waktu diluar kota, atas nama kegiatan sosial yang dijalankan oleh Listia. Dan semua itu sepengetahuan Rony, dan Rony sudah sangat memaklumi, dia sadar kalau sedang menghadapi karma dari perbuatannya sendiri.

Suatu saat Rony mulai memberanikan diri untuk membicarakan posisi Fedro, sebagai asisten pribadi Listia, yang sangat menyolok dihadapan publik, sehingga menimbulkan berbagai gosip yang kurang sedap didengar Rony.

"Listia, apa gak sebaiknya posisi Fedro itu diganti dengan seorang perempuan aja"

"Kenapa bang, kamu cemburu ya? Listia malah berbalik bertanya.

" Ngapain aku cemburu sama kamu lis, kan kita sudah saling percaya"

"Yaudah bang, gak usah hiraukan apa kata orang"

"Gak bisa gitu juga lis, abang ini pejabat yang cukup terpandang, jadi setiap gosip akan beresiko pada posisi abang"

Sepertinya Listia tetap pada pendiriannya, dia tidak ingin mengganti posisi Fedro. Listia sudah sangat nyaman dengan keberadaan Fedro, yang bisa meng-handle berbagai pekerjaan Listia, bahkan Fedro bisa memijat Listia disaat penat karena kesibukannya.

Sementara Gerry dengan karirnya yang terus menanjak, namun tidak diimbangi dengan pergaulan Evi yang baik, sehingga Gerry banyak mendapat tekanan secara psikis. Ditengah puncak karirnya, Gerry sering sakit-sakitan, dan bolak-balik berobat keluar negeri.

Gerry dan Rony memiliki problem keluarga yang hampir sama, hanya saja keduanya berbeda dalam menyikapinya. Gerry lebih senang memendam perasaan, semenntara Rony tidak terlalu memikirkan problem yang dihadapinya. Dia lebih menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

Itulah yang membuat Listia bisa begitu bebas berhubungan dengan Fedro. Tinggal dirumah yang bak istana, memiliki banyak kamar, Fedro menempati salah satu kamar yang ada dirumah tersebut. Bisa dibayangkan seperti apa kondisi penghuni rumah itu disaat siang hari yang sepi.

Pada masa itu belum ada kamera CCTV, untuk memantau segala kegiatan didalam rumah, sementara pihak keamanan hanya mengawasi berbagai aktivitas diluar halaman rumah. Dengan sangat mudah bagi Listia untuk menyelinap ke kamar Fedro.

Suatu siang, disaat Rony berangkat kekantor, dirumah saat itu begitu sepi. Listia setelah berbicara dengan kepala bagian rumah tangga, sambil berpesan jangan ada yang masuk ke area dalam rumah utama. Dan Listia begitu leluasa menyelinap kedalam kamar Fedro.

Tidak ada yang tahu, apa yang dilakukan Listia dikamar Fedro. Namun sepandai-pandainya menyimpan bangkai, tetap saja baunya akan tercium. Kebiasaan Listia masuk kekamar Fedro, sampai juga di telinga Rony, namun untuk menjaga situasi agar tetap kondusif, Rony tidak ingin mempersoalkannya.

Tapi keinginannya agar Fedro tidak lagi tinggal serumah denganya, dikemukakan Rony pada Listia.

"Listia, kali ini kamu harus patuhi keinginan abang"

"Fedro sebaiknya tiggal diluar, tidak satu rumah dengan kita"

"Kamu mungkin sudah dengar gosip diluar, tentang hubungan kamu dengan Fedro"

Listia tidak banyak komentar, keinginan Rony dipenuhinya. Fedro dikontrakkan sebuah rumah, dan sekaligus menjadi sanggar tempat pertemuan, para pekerja sosial yang direkrut Listia.

Tidak serumah dengan Fedro lagi, tidak berarti tidak ada lagi peluang bagi Listia dan Fedro untuk tidak menjalin asmara, selalu ada cara bagi Listia untuk tetap mengumbar nafsunya sama Fedro, hanya saja pertemuan keduanya diatur dengan sangat rapi oleh Listia.

Disaat Listia ada kegiatan diluar kota, diam-diam Fedro selau menyusul Listia, begitu juga kalau Listia ada kunjungan keluar negeri, Fedro sudah tahu harus melakukan apa. Sehingga hubungan gelap keduanya tidak diketahui banyak orang.

Listia lebih intlek caranya dalam berselingkuh, teman selingkuhnya pun sangat dipilihnya. Berbeda dengan Evi yang tidak pilih-pilih dalam soal pasangan selingkuh, sehingga dengan supir pribadinya pun bisa dia lakukan.

Bersambung

Jangan lupa like dan comment-nya agar saya semakin semangat untuk melanjutkan ceritanya.

Terima kasih Apresiasinya