Chereads / ARKA & ANITA / Chapter 12 - chapter 11

Chapter 12 - chapter 11

Aku jatuh cinta padamu, dan sekarang kau tau.

___________

Pagi hari ini pukul 06.30 anita sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah, seperti biasanya outfit yang ia kenakan jaket parka dan celana jeans.

Sebelum berangkat anita akan memasak terlebih dahulu untuk bekal saat istirahat nanti dan sarapan dengan roti sandwich serta susu hangat. Namun saat ia sedang menikmati sarapannya ada seseorang yang mengetuk pintu.

Anita segera melangkahkan kakinya menuju pintu dan mengintip dari celah jendela untuk mengetahui siapa yang datang ke rumahnya. Jantungnya berdetak cepat saat tau diluar sana adalah arka, agak sulit untuknya menetralkan jantungnya saat berada didekatnya.

Pasalnya semalam saja saat anita bilang bahwa ia juga menyukainya, itu membuat anita malu dan senang sekaligus. Ia tidak bisa tidur semalam karna terus menerus mengingat arka yang mencium keningnya.

Oke, tenang anita jangan terlalu gugup.

Ia menarik nafas terlebih dahulu lalu membuka pintu tersebut. "Ada apa?"

"Rasanya tenang saat melihatmu baik-baik saja"

Ia tidak tau harus berkata apa, "Ayo masuk" Anita menarik tangan arka membawanya masuk kedalam dan membiarkan pintu terbuka.

"Sudah sarapan?"tanya anita.

Arka menggeleng. "Belum"

"Sebentar" anita pergi ke dapur dan kembali lagi dengan tangan yang membawa roti sandwich untuk arka.

Ia memberikan roti sandwich tersebut dan melanjutkan memakan roti miliknya yang belum habis. Tidak lebih dari dua menit mereka menghabiskan sarapan paginya.

"Kau ada waktu saat ini?"

"Kenapa?"tanya anita balik.

Arka tersenyum. "Hari ini aku bolos kuliah, karena ada tempat yang harus aku kunjungi. Kau mau ikut denganku?"

"Bolos?"

Arka mengangguk. "Aku tidak memaksamu, kalau kau tidak mau aku bisa mengantarmu dulu ke kampus"

Anita diam sejenak, bolos kuliah pernah ia lakukan sekali karena keadaannya yang sedang tidak membaik. Sebenarnya anita ingin tahu tempat yang akan dikunjungi arka. Tapi ia juga tidak ingin bolos kuliah, ada nilai yang harus ia kejar.

Arka terkekeh melihat anita yang cukup lama dalam mengambil keputusan. "Ayo, aku akan mengantarmu ke kampus" ia bangkit dari sofa dan berdiri di hadapan anita.

"Eh? I-iya" anita juga berdiri dan menggendong tasnya.

Mereka berdua berjalan keluar rumah, anita menutup dan mengunci pintunya. Setelah itu masuk kedalam mobil arka yang terparkir di depan rumahnya.

Kurang dari dua puluh menit mereka tiba di kampus. Ada keraguan untuk anita turun dari mobilnya, seketika ia ingin bolos dan pergi bersama arka.

"Hmm,, arka"

"Kenapa?"tanya arka lembut.

Anita diam sejenak dan menjawab. "Aku"

"Iya?"

"ingin ikut denganmu" ucapnya cepat.

Arka tersenyum memperlihatkan jejeran giginya. "Kenapa? aku tidak mendengarnya" Arka mendekatkan wajahnya. Tentu saja arka dengar, ia hanya ingin menggodanya.

"Ah sudahlah, aku berubah pikiran" anita sangat malu dan gugup. Ia segera membuka pintu mobil dan bersiap turun.

Arka terkekeh melihat tingkahnya, ia langsung menahan tangan anita agar tidak turun. "Kau boleh tetap disini"

Anita menutup kembali pintu mobilnya dan tatapannya menghadap kedepan. Akhir-akhir ini ia selalu gugup saat bersamanya.

Arka juga memutar arah kemudinya dan menjauh dari pekarangan kampus. Sudah beberapa menit di perjalanan tapi mereka belum juga sampai tujuan.

"Arka, kau lupa menunjukkan sesuatu padaku" anita menoleh ke arahnya.

Arka menoleh dan menaikkan sebelah alisnya. "Menunjukkan apa?"

"Pertanyaanku saat kau bilang sudah punya--" anita menjeda ucapannya. "Pacar" Butuh keberanian untuk anita menanyakan hal itu.

Arka tersenyum tipis. "Aku kira kau sudah mengerti anita"

"Ha?"

"Perlu diperjelas?" Tanya arka dan anita hanya mengangguk pelan.

"Hanya kau yang aku anggap spesial"

Mendengar itu anita menahan senyumnya, pipinya juga merona. Rasanya ia ingin lompat dari mobil, anita tidak kuat dengan serangan seperti ini. Damage-nya sampai ke jantung.

Ya Tuhan aku tidak kuat.

"Kenapa? Padahal aku selalu ketus padamu"

"Sepertinya jawaban pertama sudah jelas" ujar arka fokus pada kemudinya.

"Jadi?"

"I'm yours"

Jawaban yang singkat tapi membuat anita senang berkepanjangan. Anita menggigit bibirnya berusaha untuk menahan senyum. ia memalingkan wajahnya ke arah jendela untuk menyembunyikan pipinya yang memerah.

Setelah itu arka dan anita diam, dan beberapa menit kemudian mereka tiba ditujuan. Anita terheran saat tau tempat ini adalah tempat yang ingin arka kunjungi. Arka memarkirkan mobilnya di basement dan mereka berdua turun dari mobil.

"Kita kesini?"

Arka mengangguk dan tersenyum. "Ayo" arka memegang tangannya dan berjalan masuk kedalam.

Terpampang jelas nama tempat dengan tulisan Klinik Utama Jiwa Grha Atma di atapnya. Anita tau ini adalah rumah sakit jiwa, ia juga tidak tau siapa orang yang akan mereka kunjungi.

Arka berbicara pada resepsionis tersebut dan ia ingin bertemu pasien yang bernama anita?

Anita? Namanya sama denganku?

Anita hanya diam disampingnya dan tak lama arka mengajaknya lagi untuk Berjalan masuk menyusuri lorong yang berisikan kamar-kamar para pasien. Hingga mereka berhenti dikamar nomor 15.

Arka membuka pintu tersebut dengan kunci ditangannya dan saat pintu terbuka terlihat sosok perempuan paruh baya dengan rambut yang hitam yg panjang terurai sedang duduk di ranjang.

Arka dan anita masuk kedalam, arka juga langsung menghampiri perempuan paruh baya itu dan memeluknya. Anita juga melihat ada piano diruangan ini.

"Ibu ini arka, ibu ingat?"arka memanggil sosok didepannya ini ibu.

Ibu? Jadi nama ibunya sama denganku.

"A-arka arka arkaa. Si-siapa?"

Arka tersenyum miris, ia memaklumi kondisi ibunya saat ini. Arka menyelipkan rambut ibunya ke belakang telinganya.

"Bu ini pacarku, namanya sama seperti ibu" arka memperkenalkan anita dan anita langsung bersalaman dengan perempuan paruh baya ini. Namun ibu dari arka ini malah ketakutan dan menjauhi anita.

"Ja-jangan jangan sakiti aku, aku janji akan menjadi istri yang baik" ia duduk meringkuk di kasur.

Anita sedih saat tau kondisi ibu kandungnya arka seperti ini, ia benar-benar tidak menyangka arka bisa setegar itu.

Arka memeluk ibunya dan mengusap punggungnya. "Tidak apa-apa bu, lihat bu, dia cantik seperti ibu, dia bukan ayah" arka mengatakannya dengan sangat lembut. Perlahan ibu arka mendongakkan kepalanya dan melihat anita.

"Namanya anita bu, sama seperti nama ibu" ujar arka mengulang perkataannya lagi.

"Anita? Nama kita sama? Kau sangat cantik" ibu arka sudah mulai tenang dan tidak takut lagi.

Anita tersenyum dan duduk di tepi ranjang. "Ibu juga cantik, terima kasih bu, terimakasih sudah melahirkan anak bernama arka. Dia tumbuh menjadi pria yang baik" ucap anita terus menggenggam tangan ibu arka.

Arka yang mendengar itu tertunduk dan tersenyum malu. Anita juga malu mengatakan hal barusan.

(Arka malu-malu ah)

"Arka anakku?"

Anita mengangguk. "Iya" anita mengeluarkan ikat rambut dari tasnya dan mengikat rapih rambut wanita paruh baya di sampingnya. "Terlihat lebih rapih"

Ibu arka tersenyum dan memegang rambutnya.

"Sebentar" arka berjalan dan duduk di depan piano. "Ibu pasti ingat lagu ini" ia langsung menekan tuts piano dengan jari-jarinya dan fokus pada permainan pianonya.

Musik yang dimainkan arka menghipnotis para wanita bernama anita ini. Anita juga masih setia duduk di samping ibunya, ia merasakan sosok ibu disebelahnya sedang menangis tubuhnya bergetar. Anita dengan lembut mengusap punggungnya.

Kurang lima menit arka selesai memainkan pianonya. Ia tersenyum pada mereka berdua. Ibu arka juga turun dari ranjang dan memeluk erat arka, mengusap kepalanya dengan kasih sayang serta menangis pelan.

Arka membalas pelukannya. "Ibu, aku sangat menyayangimu"

Ibu hanya mengangguk dan terus memeluknya matanya juga tidak berhenti mengeluarkan air mata.

Anita yang melihat ini juga meneteskan air matanya, ia terharu dengan pemandangan di depannya.

Sang ibu melepaskan pelukannya. "Bisa bawa ibu pulang dari sini?" Tanyanya lirih.

"Iya bu, arka akan secepatnya mengeluarkan ibu dari sini" arka mengusap air mata ibunya.

Arka dan anita terus menemani ibunya hingga satu jam kedepan, karna jam besuknya terbatas. Dokter rumah sakit ini sudah datang ke kamarnya lalu menyuruh arka dan anita untuk pergi.

Dengan terpaksa mereka keluar dari kamar meninggalkan ibunya yang tengah diperiksa oleh dokter. Mereka berjalan beriringan menuju basement lalu menaiki mobilnya.

Arka memakai seatbeltnya. "Orang yang aku sayang mempunyai nama yang serupa" ucapnya tersenyum pada anita. "Hanya kau yang tau tentang kondisi ibuku"

Anita tersenyum. "Pertama kalinya aku menyukai namaku. Kalau kau mau cerita aku akan jadi pendengar yang baik"

"Boleh aku pinjam tanganmu?"

"Eh?" Anita mengulurkan tangannya.

Arka langsung memegang tangan anita dan mencium telapak tangannya hingga beberapa detik. Anita yang di perlakukan seperti itu tentu sangat senang wajahnya juga sangat merah.

"Aku sudah tertarik padamu saat tau namamu sama seperti ibuku"

❤️❤️❤️

N

ah kan updateny malem lagii >.<

Ga tau ah kesel... Aku nulis cerita ini kadang baper sendiri 😭

Ga ngerti lagii, pengen jadi anita😭