Chereads / ARKA & ANITA / Chapter 16 - Chapter 14

Chapter 16 - Chapter 14

Bahkan hati yang tidak memiliki tulang pun bisa merasakan patah. -rng

__________

Anita masih berada di atas balkon saat ini, mungkin ia akan turun ke bawah setelah reva pergi dari rumah arka. Anita juga tidak ingin mengganggu mereka, pasti akan terasa canggung nanti.

"Kak reva sering datang kesini?" Tanya anita pada yezkiel.

Yezkiel mengangguk. "Iya kak."

Anita menghembuskan nafasnya, ia tahu reva pasti punya perasaan pada arka. Anita sangat yakin itu, lagipula sosok tampan seperti arka memang menjadi idaman untuk wanita di luar sana.

"Kiel!"

"Kenapa kak?"

"Menurut kiel, lebih cantik kak anita atau kak reva?"

Entah apa yang ada di pikirannya sehingga mengeluarkan pertanyaan seperti itu. Tapi ia butuh pendapat dari adik arka ini.

Yezkiel tertawa.

"Kok ketawa?" Anita menatapnya heran.

"Kak anita cemburu yaa?? Kalau kakakku sama kak reva?" Ucapny masih terus tertawa.

Anita malu dan tidak bisa menahan semburat merah di pipinya. "A-apa sih kiel? Masih kecil sudah tau hal seperti itu yaa?"

"Aku juga punya pacar kak di sekolah, teman sekelasku, mereka semua menyukaiku"

Tidak heran sih,,

Anita menepuk-nepuk kepala yezkiel. "Kak anita juga suka kiel." anita tersenyum.

"Kiel juga suka kakak." yezkiel tersenyum lebar menampakkan jejeran giginya. "Menurutku kakak lebih cantik daripada kak reva" lanjutnya membuat mood anita kembali naik lagi.

"Yakin?"

Yezkiel mengangguk antusias, ia kembali memetik bunga dan memberikannya pada anita. "Kak arka juga pasti sependapat sama kiel, kalau kak anita yang tercantik"

Anita terkekeh mendengar perkataannya dan mencubit pipi yezkiel dengan gemas.

"Sakit kak, tapi kiel suka." ia terus tersenyum dan pasrah saat anita mencubit pipinya.

"Terima kasih ya bunganya."

"Iya"

"Kiel, kakak boleh pinjam kamar kiel? Kakak cape mau istirahat"

"Iya kak ayoo."

Yezkiel langsung menarik tangan anita dan menuntunnya menuju kamar tidurnya. Saat berjalan dari balkon, Anita bisa melihat arka dan reva yang sedang mengobrol di ruang tamu. Mereka kelihatan sangat akrab. Beruntung kamar yezkiel berada di atas, jadi anita tidak perlu turun melewati tangga dan menyaksikan obrolan mereka dari jarak dekat.

Saat tiba di kamarnya, Anita seperti berada di luar angkasa. Kamar yezkiel yang dilengkapi berbagai aksesoris bertema luar angkasa mulai dari astronot, planet, dan bintang-bintang. Dinding kamarnya juga ber cat hitam dan ada cat putih sebagai kerlap kerlip.

"Kamar kiel bagus ya"

"Iya kak, aku punya cita-cita jadi astronot. Makanya kiel suka tema luar angkasa. Yaudah kakak tidur saja, aku kebawah ya kak"

Anita mengangguk dan berbaring di kasur. Yezkiel juga sudah pergi dari kamarnya.

"Cukup asing ya, sebelumnya aku tidak pernah tidur di tempat orang lain" gumamnya sambil memejamkan matanya.

__________

Saat bertatapan dengan anita di luar barusan, arka merasa tidak nyaman dan seperti ada yang mengganjal. Ia sangat ingin menghampiri anita tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan reva sendiri disini. Arka terus meladeni reva yang tidak berhenti bicara sejak tadi.

"Eh iya, perempuan tadi aku seperti pernah melihatnya"

"Iya, saat di pesta. Kalian saudara tiri kan?"

Reva diam sejenak dan otaknya kembali mengingat saat di pesta waktu itu. "Ah iya, dia memanggil ibuku dengan sebutan bunda" ujarnya tersenyum dan memperlihatkan jejeran giginya. "Ah, apa kalian punya hubungan?" Pertanyaan yang sedari tadi ingin ia lontarkan, reva sangat ingin tau tentang itu.

Arka mengangguk kecil dan mengulum senyum simpulnya.

Jawaban yang sangat reva benci, jawaban yang membuat hatinya sakit, dan jawaban yang membuat reva patah semangat. Dengan terpaksa reva tetap tersenyum lebar menjadi sosok ceria seperti biasanya. Meskipun sebenarnya ia tidak baik-baik saja.

"Sejak kapan?"

"Setelah pulang dari pesta ibumu"

"Oh" reva tidak tau harus berkata apa lagi.

Ahh siall. Pikir reva yang terus menggerutu dalam hatinya.

Mata mereka teralihkan saat pembantu di rumah arka menyiapkan beberapa makanan di meja makan, dan terlihat yezkiel yang juga ikut membantu mempersiapkan alat makannya.

"Ayo, kita makan" ajak arka pada reva.

Saat ini reva sama sekali tidak nafsu makan, dalam pikirannya hanya ada rasa kesal karena hubungan antara arka dan anita. "Maaf ya, lain kali saja. Aku akan pulang, ada tugas yang lupa aku kerjakan hehe" reva bangkit dari sofa.

"Kau tidak mau makan dulu? Baru setelah itu kau pulang"

"Iya kak, ini kiel udah siapin makanan banyak lho"

"Maaf ya kiel, kakak harus buru-buru, eh iya arka aku pulang dulu. Aku titip salam untuk pacarmu ya" Ucapnya dengan senyuman yang dibuat-buat. Reva berjalan keluar dan di antar oleh arka.

"Hati-hati rev" ucapnya setelah reva masuk kedalam mobil. Reva juga hanya mengangguk dan langsung melajukan mobilnya.

Setelah jauh dari rumah arka, perlahan air mata reva turun membasahi pipinya. Betapa kerasnya desiran angin menghujam tubuhnya, terlalu sadis air mata yang keluar dari keheningan serta terlalu pedih mengingat kenangan yang mulai membuatnya terpaku terbiasa tanpa arka.

"Ini semua karenamu!!!! ARGHHH!" Reva memukul stir mobil. sorot matanya tajam, ada kebencian di dalam sana.

_________

"Kak anita dimana?" Tanya arka sambil memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya.

"Kak anita tidur di kamarku, katanya dia cape. Kak, tadi kak anita tanya ke kiel, Katanya lebih cantik kak anita atau kak reva."

Arka terkekeh dan mengingat wajah anita jika bertanya seperti itu. "Kiel jawab apa?"

"Kak anita yang tercantik"

"Jawaban yang tepat." arka tersenyum dan cepat-cepat menghabiskan makanannya.

Hening hingga beberapa menit, sampai yezkiel kembali membuka suara. "Kabar ibu gimana kak? Kakak kemarin kesana kan?" Seketika mimik wajah yezkiel berubah menjadi murung.

Arka mengangguk. "Ibu baik-baik saja, kiel tidak usah khawatir" arka menenangkan adikknya agar tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan ibunya.

"Syukurlah" yezkiel kembali tersenyum dan memakan makanannya dengan nafsu.

Tak lama makanan yang berada di piring arka sudah habis dan bersih ia segera membawa piringnya ke wastafel dan langsung mencucinya. Setelah itu arka melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar yezkiel. Arka memutar kenop pintu dan membukanya pelan takut mengganggu seseorang yang sedang tidur di dalam.

Arka menyunggingkan senyumnya saat melihat anita yang terlihat sangat nyenyak. Ia menghampiri anita dan duduk di tepi kasur, tangannya juga bergerak untuk mengusap kepalanya. Namun yang di usap malah membuka matanya dan terkejut saat melihat arka berada di dekatnya. Anita segera bangun dari tidurnya.

Anita termasuk orang yang sedikit sensitif dengan suara atau sentuhan di waktu ia sedang tidur, jadi sentuhan kecil tangan arka membuat tidurnya terusik.

"Anita kau sudah bangun?" Tanya arka yang sama terkejutnya.

"U-uhh i-iya, kenapa kau disini?"

"Ini kan kamar adikku."

"Ahh iya, aku lupa."

"Maaf mengganggumu, kau boleh lanjut istirahat. Aku akan per-"

"Aku ingin pulang." ucap anita yang memotong perkataannya.

Arka mengangguk. "Iya, tapi kau harus makan dulu"

"Apa... reva.. sudah... pulang?" Tanya anita yang memberi jeda di setiap kata.

"Iya, dia juga tadi titip salam untukmu"

Anita hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis lalu ia turun dari kasur. "Kau sudah makan?"

"Sudah, ayo" arka memegang tangan anita dan membawanya turun untuk makan siang.

________

Sudah pukul tujuh malam, tapi anita masih berada di rumah arka. Karena, yezkiel yang menahan anita untuk tetap tinggal dan memintanya membantu mengerjakan tugas sekolah serta bermain bersama setelah itu. Anita juga tidak menolak dan dengan senang hati mengiyakan permintaannya.

Anita juga sebelumnya sempat menumpang mandi di rumah arka dan pakaian yang ia pakai sekarang adalah baju si tuan rumah. Arka.

Sekarang anita dan yezkiel sedang asyik bermain puzzle susun balok menara kayu. Mereka berdua begitu fokus dan berhati-hati saat mengambil satu bagian baloknya.

Arka yang baru saja selesai mandi langsung menghampiri mereka dan duduk di sofa. "Dari tadi kalian tidak berhenti bermain ini" arka yang datang dengan setelan kaos putih dan celana pendek serta handuk kecil yang berada di kepalanya.

"Diam kak, aku sedang serius" ucap yezkiel menarik pelan baloknya.

"Okeh, setelah ini kau harus tidur!"

"Yahh!!! Kakak nih berisik, jadi jatuh kan" yezkiel kesal karena baloknya jatuh berantakan dan menyalahkan arka.

"Sudah-sudah, kau harus tidur." arka bangkit dari sofa dan langsung mengangkat tubuh yezkiel ke pundaknya yang di gendong juga hanya pasrah dan melambaikan tangannya pada anita. "Selamat malam kak"

Anita juga tertawa kecil melihat tingkah kakak dan adik ini. "Mimpi indah" ucapnya agak keras agar terdengar oleh yezkiel. Anita langsung merapikan balok-balok tersebut dan menyimpannya di tempat semula.

Tak lama arka kembali dengan kunci mobil di tangannya. "Maaf kalau adikku merepotkanmu"

"Tidak apa-apa arka, aku juga terlalu asyik sampai lupa waktu"

"Pulang sekarang?" Tanya arka dengan satu alis yang terangkat.

Anita mengangguk. "Aku mau ambil pakaianku" anita bangun dan melangkahkan kakinya.

Arka menahan tangan anita. "Pakaianmu sudah menyatu dengan pakaian kotor, lain kali saja"

"Eh tidak masalah, aku akan mencucinya di rumah"

"Anita" arka menyebut namanya dengan sangat lembut.

Yang disebutkan namanya langsung luluh dan menuruti perkataannya. Disebut namanya seperti itu membuat hatinya sangat nyaman.

Anita mengangguk dan mereka berjalan keluar rumah setelah itu masuk ke dalam mobil, tanpa berlama-lama Arka langsung melajukan mobilnya menjauh dari pelataran rumahnya.

Terkadang saat berdua di dalam mobil seperti ini, membuat anita canggung dan sulit untuk membuka suara ia tidak tahu harus memulai topik seperti apa. Anita juga diam-diam melirik arka yang sedang fokus mengemudi.

"Kenapa anita?" Arka sedikit menoleh dengan sebelah tangan yang memegang stir.

"Ehh, tidak."

"Anita, aku mau minta izin"

"Ha? Izin apa?" Alisnya bertaut,

"Memegang tanganmu sampai tujuan"

Rasanya anita harus terbiasa dengan setiap ucapan dan tindakan yang arka lakukan padanya.

Tanpa menunggu jawaban dari anita, arka langsung menautkan jari-jari mereka dan menggenggamnya erat.

Arka melemparkan senyum pada anita yang membuat Anita salah tingkah sekaligus nyaman. Mungkin sebagian dari orang-orang menganggap jika sebuah genggaman tangan adalah sesuatu yang biasa saja untuk dilakukan. Tapi, bagi anita hal kecil seperti ini membuat ia percaya bahwa arka tulus mencintainya. Seharusnya dari awal anita tidak perlu merasa gelisah jika arka bersama reva ataupun wanita lain. Anita akan berusaha untuk lebih percaya.

Setelah itu tidak ada lagi yang membuka suara sampai pada akhirnya mereka telah tiba di rumah anita. Setelah mobil terparkir rapi Arka mematikan mesin mobilnya.

Anita ingin turun tapi tangan arka masih setia mengenggamnya.

"Anita, aku minta maaf." arka mengubah posisi duduknya menghadap ke anita.

"Minta maaf? Untuk apa?" Anita bingung kenapa arka tiba-tiba meminta maaf padanya, setahunya arka sama sekali tidak ada salah.

"Aku dan reva, kau melihatnya."

"Oh, itu." Anita mengerti apa yang dimaksud arka.

"Anita, aku janji akan menjaga jarak dari perempuan lain."

Anita tersenyum. "Terima kasih."

"Kau harus percaya, hubungan seperti ini, pertama kalinya bagiku. Kau wanita yang aku cintai setelah ibu."

"Ini juga pertama kalinya bagiku." sempat tidak percaya jika arka juga belum pernah menjalin hubungan sebelumnya. Tapi setelah melihat manik matanya yang berwarna coklat tua, anita yakin tidak ada kebohongan disana.

"Maaf kalau aku lancang"

Tangan arka sudah berada di tengkuk leher anita, ia menariknya pelan dan arka juga mendekatkan wajahnya. Matanya ia fokuskan pada bibir anita yang sedikit terbuka.

Anita tau apa yang akan terjadi, rasanya ia juga seperti terhipnotis. Mata anita berkedip turun memperhatikan bibir arka yang sedikit lagi akan mendarat di bibirnya. Hidung mereka sudah bersentuhan dan membuat Jantung anita berdetak cepat, telapak tangannya juga berkeringat. Anita sangat gugup. Tapi, ia berharap untuk kali ini tidak ada gangguan apapun.

Bibir mereka telah menyatu, Untuk pertama kalinya anita merasakan hangatnya bibir seseorang. Anita memejamkan matanya menikmati Lumatan lembut yang arka berikan, kecupan manisnya membuat Anita ikut membalasnya dan mengikuti irama ciumannya.

Tanpa sadar tangan anita kini bergerak menyentuh pipi arka, mengusapnya lembut, anita mulai terhanyut dan terus memperdalam ciumannya. Dengan jarak yang sedekat ini anita juga bisa mendengar detak jantung mereka yang begitu jelas. Keduanya menyalurkan perasaan mereka lewat bibir yang saling bertautan.

Persetan dengan rasa malunya setelah ini, yang terpenting sekarang adalah waktunya anita untuk meluapkan kenyamanannya.

💜💜

Comeback again 😆

I love u tiga rebu buat yang stay sama cerita aku.. ini part terpanjang 😭