Tindakan kecil yang kau lakukan berpengaruh besar pada jantungku.
________
Berbeda dengan dugaannya, karena anita bisa tidur nyenyak malam ini. Mungkin karena ia terlalu lelah dan tempat tidurnya ini juga terasa sangat nyaman.
Di tengah tidurnya, anita terbagun. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan seketika matanya membulat sempurna. Anita terkejut dengan seseorang dihadapannya. Ia tidak menyangka bisa melihat wajah tidur arka yang begitu tenang.
Anita juga tidak berniat untuk merubah posisinya, ia tetap ingin tidur saling berhadapan seperti ini.
Ada dorongan dari dalam dirinya untuk menyentuh wajah arka, tapi anita takut dia akan terbangun. tetap saja, anita melawan keraguannya itu. Akan sangat disayangkan jika anita melewatkan kesempatan ini.
Dan sampai akhirnya tangan anita berhasil menyentuh pipinya. Anita tersenyum dan mengusap pipi arka itu dengan ibu jarinya. Kulitnya yang putih ini terasa sangat lembut dan dingin.
Jari-jarinya juga perlahan naik dan menyentuh alisnya yang cukup tebal. Anita juga mengusap alis matanya tersebut. Beberapa detik jarinya kembali turun ke hidungnya yang mancung. Menyentuhnya dengan jari telunjuk dan melambatkan tempo sentuhannya yang semakin lama jarinya bertemu dengan bibirnya yang merah dan lembab.
Jantungnya kembali berdetak cepat saat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Ia tidak tahu harus senang atau kecewa saat adik arka meneleponnya di waktu yang sangat tepat.
Ibu jarinya masih setia mengusap bibirnya dengan lembut. Lagi-lagi anita tersenyum. Ia tidak menyangka sosok sempurna seperti arka menjadi miliknya. Anita sangat berterima kasih pada Tuhan yang sudah mempertemukan mereka.
Tangannya kini membenarkan posisi topi kupluknya, agar arka merasa lebih hangat. Perlahan arka membuka matanya dan saat itu juga anita terkejut. Anita langsung menarik tangannya.
"Ah ma-maaf, aku hanya membetulkan topimu, agar kau tidak kedinginan"
Oh my god.
Arka tersenyum tipis. "terima kasih" ucap arka dengan suara seraknya. Arka juga sepertinya tidak tau kalau anita sedari tadi menjelajahi wajah tampannya.
"Apa kau merasa kedinginan?" Tanya arka.
Anita mengangguk.
"Kemarikan tanganmu"
"Ta-tanganku?"
"Iya"
Anita mengulurkan tangannya dan arka langsung menggenggamnya erat serta meniupkannya. Nafas arka terasa hangat di tangannya. Benar-benar, bersama arka sama saja seperti olahraga jantung.
"Maaf. karena mendadak, aku jadi lupa membawa sarung tangan"
"Iya, tidak masalah arka"
"Sebaiknya kita tidur lagi, ini masih tengah malam"
Anita mengangguk dan memejamkan matanya. Tangannya juga masih berada di genggaman arka, ini bahkan lebih hangat daripada memakai sarung tangan.
Aku sangat mencintaimu arka.
Ucapan terakhirnya dalam hati sebelum ia benar-benar terlelap dan masuk kedalam dunia mimpinya.
__________
Hari sudah pagi, anita membuka matanya dan tersenyum saat kembali melihat wajah tidur arka. Anita menarik tangannya pelan dari genggaman arka takut ia akan terbangun. Setelah itu anita mengambil ponselnya untuk melihat jam.
"Ahh jam 6" ujarnya pelan.
Ia bangkit dari tidurnya dan terduduk sambil terus melihat seseorang yang masih tidur di sebelahnya. Anita memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada pipi arka. Hanya sekilas. Setelah itu ia segera keluar dari tenda.
Anita tersenyum dan menyentuh bibirnya sendiri. "Kau lancang ya anita" ucapnya pada diri sendiri.
Ia langsung menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Anita membuat 2 sandwich yang berisi beberapa sayuran dan juga telur dadar. Sarapan sudah siap, anita mengintip ke dalam tenda dan arka masih terlelap.
"Sepertinya dia sangat lelah" ia kembali menutup tirai tenda tersebut dan menikmati sandwich lebih dulu.
Kalau dipikir-pikir banyak keuntungan yang anita dapatkan dari berkemah ini, keuntungan pribadi. Seperti tadi malam dan saat ia mencium pipi arka barusan.
Sambil memakan sarapannya, ia juga merekam pemandangan indah disini. Ia berdiri dan berjalan agak ke tepi untuk melihat pemandangan yang lebih luas lagi.
"Ahh rasanya aku ingin lebih lama disini. Dia tau banyak tentang tempat-tempat yang bagus"
Anita menoleh kebelakangnya barangkali arka sudah bangun. Tapi dia masih belum juga bangun.
"Sebenarnya dia ini tukang tidur atau apa?" Anita berjalan mendekati tenda dan masuk kedalamnya.
Dilihat bagaimana pun, anita tidak akan tega untuk membangunkannya. Tidurnya terlihat sangat nyenyak dan nyaman. Bahkan sedari tadi posisinya masih sama, tidak terusik sedikit pun.
Anita membuka topi yang dikenakan arka lalu ia mengusap rambut halusnya dengan lembut. "Kau pria yang sangat baik"
(Pgn jg ngusap rambutnya π)
Anita memainkan ponselnya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya masih setia mengusap rambut arka.
"Sinyal disini tidak terlalu buruk juga"
Sudah sepuluh menit ia memainkan ponselnya dan anita tidak sadar jika seseorang yang sedang ia usap rambutnya tengah memperhatikanny dengan senyuman. Arka sudah terbangun lima menit yang lalu, tapi ia hanya diam merasakan sentuhan tangan anita di kepalanya. Ia sangat menyukai ini.
Arka memegang tangan anita yang berada di atas kepalanya dan menuntun tangan anita untuk mengusap pipinya. Sontak anita kaget saat arka sudah terbangun.
"Arka, kau sudah bangun?"
Arka mengangguk. "Sekitar lima menit yang lalu. Tanganmu sangat lembut anita"
"K-kau harus sarapan arka"
"Iya, sebentar ini terlalu nyaman" arka memejamkan matanya lagi.
Anita mengusap pipinya dengan ibu jarinya. Ia merasa arka menjadi sedikit manja saat ini. "Sarapanmu nanti dingin, kau harus makan sekarang"
Arka membuka matanya dan bangun dari tidurnya. "Sekarang jam berapa?"
"Jam 7. Sebentar aku ambilkan makananmu" anita mengambil sandwich tersebut lalu memberikannya pada arka.
"Terima kasih"
Anita mengangguk.
"Anita, aku tadi bermimpi. Kau mencium pipiku" ucapnya sambil mengigit sandwichnya.
Anita membulatkan matanya dan menggigit bibirnya. "A-ah i-iya itu hanya bunga tidur" anita panik, ia takut arka tau kalau itu bukanlah mimpi.
Arka menghabiskan sandwichnya setelah itu anita memberinya air hangat untuk diminum.
"Kita langsung pulang sekarang?"
"Kita akan merapihkan tempat ini setelah ke pemandian air panas, kau boleh duluan"
Anita mengangguk. "Kau akan berjaga disini kan?"
Arka menggelengkan kepalanya. "Aku akan tidur lagi" ucapnya di selingi dengan tawaan dan membaringkan tubuhnya lagi.
Anita menatapnya malas dan menghembuskan nafasnya. "Terserah kau sajalah" anita pergi dengan membawa tas yang berisi baju ganti. Menuju ke pemandian air panas.
Sedangkan arka, dia kembali masuk ke dalam alam bawah sadarnya.
__________
Hari ini menjadi hari yang menyenangkan bagi mereka berdua, tapi sekarang mereka harus kembali ke kota tempat mereka tinggal. Sebenarnya cukup berat bagi anita meninggalkan tempat ini, ia ingin lebih lama lagi disini.
Sudah lama juga arka berkendara, mereka juga sudah tiba di Jakarta. Cuaca saat ini pun terasa semakin panas dan terik, tentu sangat berbanding terbalik dengan keadaan di kota bandung.
"Mau istirahat di rumahku?" Tanya arka
"Boleh?"
"Iya, kan aku yang mengajakmu"
Anita mengangguk. "Biar aku bantu sekalian mengemasi barang-barang di bagasi"
Beberapa menit kemudian mereka sudah tiba di rumah. Kedatangan mereka langsung disambut oleh adiknya arka.
"Kakak kemana? Kenapa tidak pamit dulu padaku? Dan itu siapa" tanya adik arka menunjuk pada anita.
Seperti dugaanku. Arka dan adiknya memang terlahir tampan.
Anita tersenyum. "Haii, kau tampan sekali. Namamu siapa?" Anita membungkuk dan mengusap kepala adiknya itu.
"Aku--" ia menjeda ucapannya. "yezkiel"
Yezkiel menatap anita dengan malu, pipinya juga memerah karna melihat wanita cantik sedang mengusap kepalanya.
"Aaaaaaaaahhhhhh" Kiel berteriak sambil berlari masuk ke dalam kamar.
Arka dan anita tertawa melihat tingkah yezkiel.
"Dia pasti salah tingkah" ucap arka.
"Ayo kita kemasi barang-barang di bagasi"
Arka mengangguk.
Mereka saling bekerja sama memindahkan beberapa keperluan kemah dari bagasi ke gudang. Anita membawa semua peralatan makan yang sudah kotor ke dapur.
"Kak!"
"Kenapa?" Tanya arka menoleh.
"Apa sih? Aku tidak memanggilmu, aku memanggil kakak cantik ini"
"Oke" Arka menghela nafasnya dan melanjutkan aktivitasnya. "Dasar genit"
Anita tersenyum pada yezkiel. "Kenapa?"
"Sini kak, biar aku yang membawanya" ucap yezkiel mengulurkan kedua tangannya.
"Oh kiel mau bantu?"
"Iya"
Anita memberikan peralatan makan itu padanya. "Hati-hati ya"
Yezkiel dan anita berjalan beriringan menuju ke dapur. Saat tiba di dapur kiel menyimpan peralatan makannya di wastafel.
"Nama kakak siapa?"
"Nama kakak anita"
"Wahh, nama kakak sama seperti ibu" ucap yezkiel dengan senyumnya yang sumringah.
"Wah benarkah?" Tanya anita yang pura-pura tidak tau.
"Iyaa. Kak aku mau kesana dulu ya" yezkiel pergi meninggalkan anita di dapur.
Anita ingin segera mencuci semua piring dan sebangsanya. Namun belum sempat ia mencucinya seseorang menegurnya.
"Maaf nak, ini biar saya saja yang mencuci" ucap perempuan paruh baya yang anita ketahui ia adalah asisten rumah tangga disini.
"Tidak apa-apa bu, ini juga hanya sedikit"
"Jangan nak, ini sudah pekerjaan saya" ucapnya yang sudah bersiap mencuci piring.
"Oh iya maaf" anita melangkahkan kakinya untuk menghampiri arka di gudang.
"Apa di mobil masih ada?"
"Tidak, semuanya sudah aku bereskan" jawab arka sambil merapikan barang-barangnya.
"Anita kau tungg-"
"Kak anita!!" Yezkiel berlari menghampiri anita.
"Ahh sepertinya sainganku adikku sendiri" ucap arka bergurau.
"Adikmu menggemaskan arka"
"Ayo kak ikut aku ke atas!" Yezkiel menarik tangan anita.
"Iya iya. Arka aku pergi dulu"
Anita mengikuti kemana yezkiel membawanya, mereka juga menaiki tangga dan kini tiba di teras balkon.
"Bagus kan kak?"
"Iyaa ini sangat bagus"
Kakak dan adik pintar sekali mencuri hati perempuan.
Teras balkon ini sangat cantik, persis seperti taman. Terdapat sofa panjang berwarna biru dan banyak tanaman berbunga disini.
"Ini semua aku yang siram lho kak" ucapnya menunjuk beberapa tanaman. "Kak arka mana pernah menyiram tanaman disini" lanjutnya.
"Iya kiel yang terbaik" anita tersenyum. Dia benar-benar terpukau.
"Kak duduk sini"
Anita pun langsung menuruti perintahnya untuk duduk di sofa.
Yezkiel memetik bunga dari tanamannya dan menyelipkannya di telinga anita. Ia tersenyum pada anita, anita menjadi lebih cantik dari sebelumnya.
"kak anita cantik seperti ibu"
Anita tersenyum dan menyentuh bunga di telinganya. "Terima kasih ya"
"Kak! Jadi kakak keduaku ya?"
"Iya sayang" anita mencubit pipinya.
"Yes"
Anita beranjak lalu berjalan ke tepi, dari atas sini anita melihat ada mobil yang masuk ke rumah arka.
"Kiel! Itu siapa?" Tanya anita menunjuk ke bawah.
"Ahh itu kak reva, tadi pagi dia juga kesini mencari kakakku"
Benar ucapannya, tampak seorang wanita anggun turun dari mobil. Reva terlihat begitu cantik, anita mengakui itu. Kedatangannya tentu membuat mood anita turun. Pikirannya terus bertanya, apa yang membuat dia datang kesini.
Ah iya, dia kan adik tiriku. Apa aku harus menyambutnya juga? Ahh lebih baik aku disini saja dengan kiel.
Dari atas sini juga anita melihat arka yang begitu ramah pada reva. Seketika matanya membulat saat reva tiba-tiba memeluknya dan lihat itu, arka membalas pelukannya.
"Hallo!!!!" Yezkiel berteriak menyapa arka dan reva di bawah.
Sontak mereka berdua melepaskan pelukannya dan melihat ke atas. Arka terkejut saat ada anita di balkon, anita juga tetap tersenyum walau hatinya terasa sakit.
"Haii kiel!!!" Reva menyapa balik pada yezkiel dan terheran melihat ada anita di atas sana.
ππ
off ah, ada pelakor..
Ehh tapi btw aku agak gmn gtu yaaa ngetik yg inii dugun2 πππ.. seperti biasa, updatenya malem2 wkwk.. maljum ye gaissss
Intinya mau jadi anitaaπ
Makasih buat para readers yang setia membaca cerita abal2ku inii ππ
Pgn ngegerayangin muka arka pas lg tidur