Sekarang aku mengerti, perasaanku hanya terpaku pada hatimu.
_________
Leo membaringkan tubuh anita pelan di kasur king size-nya, berhati hati takut anita akan terbangun dari tidurnya. Setelah itu ia membuka laci dan terus mencari sesuatu, tak lama sesuatu yang ia cari sudah ia genggam. Leo tersenyum saat melihat tali ditangannya.
Ia langsung mengikat kedua tangan dan kaki anita di setiap sudut ranjang. Anita juga tetap terlelap tanpa terusik sedikit pun. Setelah semuanya terikat dengan rapih, ia duduk ditepi ranjang dan terus memandangi wajah anita. Menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajahnya.
Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi, Membuka semua pakaiannya. Lalu membersihkan tubuhnya serta merendamkan tubuhnya dengan air hangat di bathtub. Cukup lama ia merilekskan tubuh dan ototnya disini.
Leo keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Matanya juga melirik ke arah anita yang masih terlelap. Ia membuka lemari mencari pakaian dalam dan piyama, lalu memakainya.
Leo menghampiri anita dan duduk di tepi, hingga beberapa menit ia terus memperhatikan anita yang sedang tertidur.
Ia mendekatkan wajahnya ke telinga anita dan berbisik. "Anita, bangun"
Leo terus berbisik ditelinganya hingga ia terbangun. Anita mengerjapkan matanya dan ia terkejut saat dirinya terbaring dihadapan leo. Terlebih lagi tangan dan kakinya terikat seperti ini.
"A-apa yang kau lakukan?" Anita terus menggerakkan tangannya berusaha untuk melepaskan ikatannya.
Leo tersenyum sambil mengigit bibir bawahnya. "Aku butuh pelampiasan"
"Kau gila, lepaskan aku brengsek!"
Leo mengusap rambut anita dan perlahan tangannya juga mengusap-usap pipi anita. "Kau tidak usah khawatir, pahlawanmu itu pasti datang"
Anita tetap memberontak. "Kupikir kau orang yang baik"
Leo tertawa hambar mendengar perkataannya. Ia naik keatas kasur dan merangkak di atas anita. Ia tersenyum melihat anita yg berada dibawahnya. Anita menatapnya sinis, sangat sinis.
"Menjijikkan" ucap anita datar.
Leo terkekeh. "Kau cukup berani ya?" Ia menyentuh pipi anita dan beralih ke bibirnya.
Anita memalingkan wajahnya, ia benar-benar takut saat ini. "Kenapa kau lakukan ini padaku?"
"Kenapa ya? Mungkin karena aku membenci arka"
"Tapi kalian teman"
"Ya kau benar"
Leo memegang tengkuknya dan mendekatkan wajahnya untuk mencium bibirnya. Anita langsung memalingkan wajahnya dan berusaha untuk menghindar. Leo yang kesal melihat anita terus menghindarinya tanpa pikir panjang ia langsung menamparnya.
Plak!
Anita yang mendapat tamparan itu langsung terdiam. Perlahan air matanya keluar, pipinya terasa sangat perih dan panas. Ia juga takut apa yang akan terjadi padanya nanti.
"Ah maaf" leo mengelus pipinya yang ia tampar barusan. "Kau harusnya tenang" lanjutnya.
Anita hanya diam dan wajahnya menghadap ke samping, ia terisak air matanya tidak berhenti keluar. Anita berharap ada seseorang yang menolongnya.
Tidak seperti dugaannya, leo turun dari kasur dan ia tidak lagi diatasnya. Ia membuka laci lalu mengambil sebuah gunting.
"Aku minta maaf, kumohon jangan menangis" ucapnya agak lirih, ia menggunting setiap tali yang mengikat kedua tangan dan kakinya.
Saat semuanya terlepas, anita bangun dan langsung berlari menuju pintu. Percuma pintunya terkunci.
Sial.
Leo menghampiri anita. "Sudah kubilang arka akan datang, kau tunggu saja" ia mengenggam tangannya. "Kemari"
Anita hanya diam dan menuruti perkataannya. Leo memintanya untuk duduk di tepi kasur, sedangkan ia berjalan ke sudut ruangan untuk mengambil air hangat dari dispensernya.
Ia kembali dengan tangan yang membawa wadah berisikan air hangat dan sapu tangan. Leo duduk di sebelah anita, sapu tangannya ia celupkan ke dalam air hangat tersebut lalu memerasnya. Setelah itu mengompres pipi anita yang memerah karena ulahnya.
Anita diam terpaku, ia cukup heran dengan sikap leo saat ini. Tangan leo juga tetap tinggal di pipinya menahan sapu tangan agar tidak jatuh.
"Maaf"
Anita melihat tepat di manik matanya, untuk meyakinkan apakah orang ini sungguh meminta maaf atau hanya sekedar alibi. Tapi ia tidak melihat ada kebohongan disana, leo benar-benar merasa bersalah.
"Apa masih terasa sakit?"tanya leo.
Anita hanya diam tidak merespon sedikit pun. Ia masih terlalu takut untuk angkat bicara, dan pipinya juga membaik saat leo terus mengompresnya.
"Su-sudah, pipiku baik-baik saja"anita mencoba menghentikan leo yang terus mengompresnya.
Dia sangat aneh, aku harus hati hati.
Leo menghentikan kegiatannya dan menyimpan wadah serta sapu tangan tersebut di meja nakas.
Leo menghela nafasnya. "Aku sangat mencintai reva"
Ohh dia ingin curhat.
"Tapi reva mencintai arka, itu sebabnya aku membencinya"Leo tersenyum miris. "Aku hanya ingin arka merasakan hal yang sama, makanya aku mau melakukan itu denganmu" ia menjeda ucapannya.
"Tapi saat melihatmu menangis, aku takut dan merasa bersalah. Aku teringat dengan ibuku.. maaf anita, kau boleh membenciku"
Mendengar curhatan itu, tentu anita tau rasanya cemburu karena ia juga menyukai arka. Dan leo sebenarnya memang orang yang baik, itu terlihat dari sikapnya yang tidak ingin melihat wanita menangis. Bisa dibilang itu menjadi kelemahannya. Ia juga yakin ada suatu hal yang membuat leo mengingat ibunya.
"Tentu saja aku membencimu, tapi terimakasih sudah berubah pikiran. Aku bisa saja membunuhmu setelah itu"anita tersenyum tipis.
Leo membalas senyumnya. "Kutunggu hubungan kalian"
Mereka terdiam saat ada seseorang yang meneriaki nama anita. Itu arka, benar dugaannya arka pasti akan datang, karena leo sengaja untuk tidak mematikan ponsel anita agar mudah dilacak.
Anita langsung beranjak dari duduknya begitu juga dengan leo, ia mengambil kunci pintu dan membukanya. Anita keluar dari kamar dan saat itu juga arka melihatnya, ia langsung berlari menghampiri anita. Arka juga langsung memeluknya.
"A-arka?" anita sangat terkejut saat arka memeluknya begitu erat.
Tidak berlangsung lama, arka melepas pelukannya. "Kau baik-baik saja kan anita?" Anita mengangguk.
Dirga langsung menghampiri leo dan memegang kerah bajunya. "Kenapa anita di rumahmu hahh?!?!"
Leo hanya menatapnya datar. "Menjauhlah"
Dirga meninju wajahnya. "Keparat!"
Leo meringis saat merasakan sakit di ujung bibirnya. Ia membalas memukul seseorang dihadapannya ini.
Arka yg melihat perkelahian itu segera memisahkan mereka berdua. Dan arka juga menatap tajam ke arah leo. "Sudah dirga, anita baik-baik saja. Lebih baik kita pergi"
_________
Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju rumah anita. Saat diperjalanan tidak ada yang angkat bicara, mereka berdua diam. Sampai pada akhirnya mereka sudah tiba rumah anita.
Arka mematikan mesinnya. "Kau tau aku sangat khawatir"
"Iya terimakasih"anita menggigit bibirnya.
"Kenapa kau bisa dirumahnya?"tanya arka yg sudah penasaran sejak tadi.
"Aku tidak tau, dia bilang akan mengantarku pulang. Aku tertidur di mobilnya dan aku sudah berada dikamarnya. Dia mengikatku di ranjangnya"
Arka menelan ludahnya. "dia menyentuhmu?" Matanya menatap lurus ke wajah anita.
Di dalam lubuk hatinya arka merasa sangat bersalah karena membiarkan anita sendirian saat di pesta barusan.
"Hampir, aku takut arka. Sangat. Tapi aku bersyukur leo tidak jadi melakukan hal itu. Dia seperti itu karena cemburu melihatmu dengan reva"
"Bagaimana denganmu?"
"Maksudmu?"
"Apa kau cemburu?"
Anita terpaku. Tiba-tiba ia merasa gugup, tentu saja anita cemburu. tapi sangat sulit untuk anita mengungkapkan itu. Sampai akhirnya anita mengangguk kaku. Ia menundukkan kepalanya tidak berani untuk menatap arka.
Arka memegang tengkuknya dan membuat anita menatap dirinya. Saat ini anita begitu gugup jantungnya berdegup kencang.
"Kau melihat itu? Saat aku memberinya nafas buatan?" Lagi-lagi anita mengangguk dan tidak berkata apa-apa.
Perlahan arka mendekatkan wajahnya mengikis jarak diantara mereka, anita langsung memejamkan matanya tanpa ada niat untuk menghindar. Anita tersenyum tipis saat bibir arka mendarat tepat di keningnya. Sekitar sepuluh detik ia menempelkan bibirnya di kening anita.
"Aku juga menyukaimu"ucapnya sangat pelan.
"Iya aku dengar"arka menunjukkan senyum manisnya pada anita.
"A-aku harus pu-pulang"anita membuka seatbeltnya dan membuka pintu mobilnya. "Good night" lanjutnya langsung turun dari mobil dan berlari masuk kedalam rumah.
Arka yang melihat tingkahnya hanya tersenyum-senyum dan melajukan mobilnya. "Aku berjanji akan melindungimu"
π₯π₯
Yeey part ini kelar jugaa..
Malem2 update.. kbtulan otak lagi encerr bgtt,, ide lg ngumpul awoakwok
Padahal tadi pengen ada adegan 18+ pas sama leo.. tapi gajadiii ππ nantiΒ² ajaa dah yaaakk ....
Makasih buat yg setia baca cerita akuhhh ππ //lap ingus :(
Aku sayang kelenn.. muachh