Hari-hari yang Wati lalui sudah mulai berjalan dengan normal. Tidak ada kesempatan lebih untuk menangisi kepergian orang yang sama sekali tidak menghargainya. Sampai Wati menemukan tempat baru untuk tinggal, Wati menginap di rumah Aya.
Sebenarnya bukan seperti menginap, tapi sudah seperti pindah dan tinggal bersama Aya. Pasalnya Wati benar-benar mengubah kamar yang biasanya Tian tempati menjadi miliknya sendiri. Semua barang Tian yang ada di sana Aya pindahkan ke dalam kamarnya sendiri.
Wati yang hendak datang ke rumahnya, tentu saja Aya tolak sejak pertama kali ide itu di cetuskan. Namun Aya bisa apa selain mengalah. Lihat Verdi kemarin, hanya dalam hitungan hari. Mimpi itu menjadi kenyataan. Yang Aya takutkan adalah mimpi yang mungkin Aya dapatkan tentang Wati.
"Sarapan Ya!" Aya menutup telinganya sendiri saat Wati memanggilnya dari aarah dapur. Hanya bertambah satu orang, tapi suasana rumah ini benar-benar berubah dengan drastis. Rumah ini terasa lebih hidup.