Aya menatap ke arah uar jendela mobil, yang Aya pikirkan saat ini sangat banyak. Contohnya seperti mimpi tentang Verdi yang semalam datang lagi. Aya tidak tahu harus bagaimana. Aya juga tidak tahu, apakah Wati memberitahu Verdi tentang mimpi itu.
"Yan, kamu tahu gimana perkembangan Wati sama Verdi? Aku mau telepon mereka tapi aku enggak berani, takut malah ganggu mereka." Tian memutar setirnya saat menemukan tikungan di depan.
"Verdi kabarin aku. Hari ini mereka bakal habisin waktu berdua di rumah aja." Aya mengangguk paham. Kemudian kembali menatap pemandangan yang ada di luar. Hari ini Aya berangkat dengan Tian karena paksaan. Bukan, tepatnya karena Tian sudah berada di depan rumah Aya. Jadi Aya tidak ingin membuatnya kecewa.
*