waktu sudah menunjuk kan pukul setengah tujuh malam.
claysa tengah bersiap di depan kaca rias nya.
ia kali ini tampil dengan gaun pesta selutut berwarna hitam.
rambut yang hitam dan panjang juga di gerai nya.
malam ini claysa benar-benar terlihat seperti seorang putri dari kerajaan.
lalu tiba-tiba denger seseorang sedang mengetuk pintu kamar nya.
Tok... Tok... Tok...
"sa...." panggil seorang lelaki sambil mengetuk pintu.
claysa pun langsung membuka pintu kamar nya itu.
"kak artha...?? kenapa kak??"
"udah selesai dandan nya??" tanya artha.
"hampir selesai. kenapa??" tanya claysa balik.
tak lama, seorang asisten rumah tangga datang dengan membawa nampan yang di atas nya ada segelas air serta obat.
"tuan, ini obat nya" ucap sang asisten rumah tangga.
"letak kan di meja aja bi"
dengan instruksi dari artha, sang asisten itu pun meletak kan nampan itu di atas meja rias milih claysa.
ia pun langsung kembali mengerjakan tugas nya dan meninggal kan claysa dan artha disana.
"cepetan dandan nya, kalo udah jangan lupa minum obat" ucap artha yang kini sudah duduk di atas ranjang milih claysa.
"harus banget minum obat ya??"
artha hanya mengangguk dan membuat claysa sedikit kesal.
"tapi kak, aku bisa ngantuk kalo minum obat sekarang. nanti aja ya?? please" rayu Claysa dengan sebuah puppy eyes dimatanya.
untung saja artha dan terpengaruh dengan rayuan claysa.
"minum sekarang, atau aku nggak ijinin kamu pergi ke pesta malam ini" ancam artha.
claysa hanya bisa pasrah jika sudah begitu.
dia selalu takut dengan semua ucapan artha.
Artha Clovis, merupakan mantan kekasih claysa sekaligus sahabat dan abang nya.
"yaudah iya aku minum sekarang" ujar claysa dengan wajah kesal.
ia pun mengambil obat-obat nya dan meminum nya.
"gitu dong.... aku kan jadi makin sayang sama kamu" ucap artha saat melihat claysa yang sedang meminum obat nya.
"nggak usah gombal, nggak mempan tau" jawab claysa sambil mengambil tas nya di dalam sebuah lemari kaca.
"ya udah kalo nggak mau di sayang" canda artha.
artha mah kalo bercanda pasti bikin claysa kesal sendiri.
artha pun bangun dari duduk nya dan melangkah kan kaki nya keluar kamar tersebut.
namun langkah nya terhenti saat claysa menarik tangan nya dan memeluknya.
"dasar ngambekan...."
sang pria yang dipeluk pun hanya tersenyum bahagia.
"makasih ya udah perhatiin aku" lanjut claysa.
ia pun melepaskan pelukan itu dan mencium pipi artha.
dan sebelum artha sempat berbicara, ia malah sudah pergi meninggalkan nya sendiri.