Seorang yang paling ditakuti di Zaman Edo, Kirayasha Zanshikou itulah namanya, dia seorang laki-laki berumur 22 tahun, mempunyai tinggi 183 cm, rambut hitam yang panjang, tubuh yang gagah seolah-olah ototnya terbuat dari besi, dan mempunyai wajah yang tampan, saat ini dia akan dieksekusi didepan istana Shogun, eksekusi itu disaksikan oleh sang shogun itu sendiri dan ratusan orang yang mempunyai dendam terhadap dia.
"Kirayasha Zanshikou, apa kau menyesali dosa dosa mu di dunia ini?" Tanya sang Shogun.
"Saya adalah manusia yang gagal yang mulia, saya sudah membunuh banyak orang dan saya tidak merasakan apapun, tapi setelah saya kehilangan mereka, saya mengerti apa artinya kehilangan, walaupun saya bertobat itu semua sudah terlambat, orang-orang akan tetap menatap saya sebagai seorang pembunuh, hamba hanya ingin rasa bersalah ini dihilangkan dan biarkan saya mati di depan para masyarakat yang mempunyai dendam terhadap saya supaya mereka merasa puas kalau saya telah mati, saya benar benar menyesali apa yang saya lakukan dahulu yang mulia." Jawab Kirayasha dengan tangan yang sudah diborgol dan melakukan seiza (posisi duduk di jepang).
"Baiklah, aku kagum dengan perilakumu, semoga dewa memberimu kesempatan kedua!" Kata Shogun sambil mengangkat tangannya untuk memberi tanda kalau eksekusi akan dimulai.
"Terimakasih yang mulia." Kata Kirayasha sambil tersenyum.
Sang shogun pun menurunkan tangannya, setelah Algojo melihat itu dia menarik katananya dan memulai eksekusi, hanya dengan satu tebasan saja kepala Kirayasha terpenggal.
"Eksekusi sudah selesai!, Algojo bakar mayatnya." Suruh sang Shogun.
"Baik tuanku." Jawab sang Algojo.
Para masyarakat pun mulai bersorak gembira karena sudah menantikan kematian dari seorang Kirayasha Zanshikou.
*****
Setelah dieksekusi, jiwa Kirayasha berada terombang-ambing ditempat yang sangat gelap, tetapi tiba-tiba, ia mendengar seseorang berbicara.
"Kirayasha, bangunlah!, Kirayasha!" Ucap suara itu.
"Huh!, Siapa kau!" Kata Kirayasha sambil membuka matanya.
Saat Kirayasha membuka matanya ia hanya bisa melihat ruangan hitam kosong tanpa ada apapun.
"Apa ini alam kematian?" Gumam Kirayasha sambil berpikir.
saat Kirayasha berpikir, tiba-tiba ada sesosok seperti bola cahaya muncul didepannya secara mendadak.
"Apa kau sudah bangun, Kirayasha?" Tanya sesosok cahaya itu.
"Si-siapa kau!, apa kau adalah dewa yang disembah orang-orang?" Tanya balik Kirayasha sambil berdiri terkejut.
"Benar!, Aku adalah dewa yang kalian sembah!." Jawab sesosok cahaya itu.
"Saya bersujud kepada anda!" Kata Kirayasha sambil bersujud.
"Aku sudah melihat berbagai macam aksimu Kirayasha!, dan aku mempunyai pertanyaan kepadamu ,apa kau berani menjawab?" Tanya Sang dewa.
"Te-tentu saya akan menjawab semua yang anda tanyakan!" Jawab Kirayasha.
"Hahaha, santai saja tidak usah terlalu formal." Kata Sang dewa.
"Baiklah...," Ucap Kirayasha sambil perlahan melakukan seiza.
"Kau adalah manusia yang paling menarik perhatianku Kirayasha, Aku suka menonton pertarunganmu dulu, tapi.., aku sedikit kaget saat kau tiba-tiba menyerahkan diri, mengapa kau melakukan itu?, kau boleh menjawab dengan sangat detail lagi pula aku juga agak bosan beberapa waktu ini" Tanya sang dewa.
"Baiklah sang dewa, kalau anda sudah menonton semua perilaku saya mungkin anda akan sedikit mengerti akan apa yang saya rasakan. Pada saat dulu aku masih berumur 5 tahun, aku membunuh orang untuk yang pertamakalinya, orang itu adalah ayahku sendiri, ntah mengapa saat kembali berburu dari hutan, aku melihat ibuku yang sudah tak bernyawa, dan didepannya ada ayahku yang membawa pisau, pada saat aku ingin menanyakan apa yang terjadi, tiba-tiba ayahku berlari kearahku sambil mencoba menusukku dengan pisau, akupun menghindarinya dan berlari mengambil katana milik almarhum kakek di kamarku, walaupun itu adalah pertama kalinya aku memegang sebuah katana, aku tanpa takut menarik pedang itu dan menusuk ayahku sendiri. Setelah kejadian itu, aku dicari oleh seluruh orang di desa dan diduga telah membunuh kedua orang tua ku sendiri, aku kembali kehutan dan berlatih cara menggunakan katana tanpa sorang guru. Sejak 10 tahun aku berlatih, aku keluar dari hutan untuk pertama kalinya, aku menjadi sorang pembunuh bayaran untuk menghidupi kehidupanku, sudah banyak orang yang kubunuh tapi yang kurasakan hanyalah kehampaan, aku pun mencoba menjadi seorang prajurit, pada saat berperang seluruh orang memanggilku dengan sebutan yokai, akuma, dan yasha. Mereka takut dengan kemampuan berpedang yang kubuat sendiri, dan pada saat itu aku menjalin hubungan persahabatan dengan shogun, setelah 5 tahun, aku keluar dari pasukan dan hidup mengembara, aku masih tetap mengembangkan teknik berpedangku sendiri yang kuberi nama teknik kirayasha. Pada saat aku mengembara, aku mendengar seorang perempuan yang berteriak di rumah dekat aku berjalan, tak pikir lama aku langsung menghampiri rumah itu, aku melihat sorang perempuan berumur sekitar 21an sedang memegang pisau dan didepannya ada seorang laki-laki dan perempuan yang terbunuh, perempuan itu berteriak kepadaku kalau dia hanya melindungungi dirinya sendiri, akupun mengingat masa laluku dulu yang mirip dengannya, aku berbicara padanya kalau aku percanya padanya dan akan melindunginya, dia menangis dan terus berkata terima kasih kepadaku, akupun membawanya bersamaku dan melatih dirinya menggunakan katana dengan teknikku. 2 tahun berlalu, kita menjadi suami istri dan mempunyai 1 orang putra berusia 1 tahun, istriku sudah menjadi lebih kuat dan bekerja untuk kekaisaran shogun, aku ingin melarangnya tapi keinginannya sudah teguh jadi aku hanya bisa merelakannya, pada ulang tahun putra ku yang ke 2 ada surat dari kekaisaran kalau istriku meninggal dalam perang, aku tidak mempercayainya dan langsung pergi ke istana shogun untuk mencari kebenarannya, ya...., meninggalkan anakku yang masih baru berusia 2 tahun dirumah sendirian tak terlindungi, setelah sampai diistana aku menyelinap masuk dan tidak sengaja mendengar pembicaraan penjaga, mereka berkata kalau istriku dibunuh oleh komandan pasukan shogun karena menolak untuk menjadi istrinya, setelah mendengar pernyataan tersebut aku langsung menampakkan diriku di tengah-tengah istana Shohun, aku meneriakkan nama komandan pasukan tersebut dan memanggilnya kemari, kejadian itu menarik perhatian penjaga di istana Shogun, karena tidak bisa mengendalikan emosiku aku membunuh semua orang yang menghalangiku, aku berhasil menemukan ruangan komandan yang membunuh istriku, tanpa pikir lama aku mendobrak pintunya dan langsung menghampirinya, dia sambil ketakutan terus berkata kalau aku adalah Iblis yang menyerupai manusia, aku pun menghiraukannya dan perlahan memotong kedua kaki komandan tersebut dan bertanya kalau apa benar kalau dia membunuh istriku, aku terkejut karena dia tertawa setelah mendengar pertanyaan itu, dia bertanya balik kepadaku, apa kau tidak melupakan sesuatu, tanya nya, dan tiba-tiba ada seorang prajurit yang datang mendekat sambil membawa sebuah karung, prajurit itu melemparkan karung itu kepadaku dan didalamnya terdapat kepala putra ku yang masih berusia 2 tahun, emosiku makin tak terkendali, dan aku membunuh semua orang yang ada di istana itu, sampai seseorang memanggilku dengan nama Kirahoshi, itu adalah sebuah nama yang ditinggalkan shogun dulu kepadaku saat aku masih menjadi prajurit, aku pun berhenti dan melihat kearah shogun dengan keadaan emosiku masih tak terkendali, tapi shogun dengan berani mendekatiku dan menyentuh pundakku, dia berkata kalau aku harus tenang dan mengendalikan sosok iblis yang ada di dalam diriku, aku perlahan melihat shogun dan aku berlutut kepadanya sambil menangis, akupun di suruh oleh shogun untuk menjelaskan mengapa aku melakukan ini, setelah menceritakan semua kejadian itu sang shogun berterima kasih sekaligus marah kepadaku, walaupun kau temanku aku tidak bisa membebaskanmu dari eksekusi, ucap Shogun, aku yang tidak bisa apa-apa pasrah dan menyerahkan diri untuk menerima hukuman mati, dan setelah aku dieksekusi aku bertemu denganmu dewa, hanya itu yang bisa saya katakan." Kata Kirayahsa sambil menjelaskan kepada dewa.
"Hmm, cerita mu tidak membosankan, oleh karena itu aku akan memberimu hadiah?" Tanya sang dewa.
"Aku berterima kasih, tapi mengapa anda memberiku hadiah?" Tanya Kirayasha.
"Aku sudah memberitahumu, aku agak bosan beberapa waktu ini, oleh karena itu aku melihatmu sebagai tontonan yang menarik." Jawab sang dewa.
"Kalau boleh tahu hadiah apa yang anda berikan?" Tanya Kirayasha.
"Aku akan menghidupkanmu lagi ke dunia yang lain, bagaimana apa kau tertarik?." Jawab sang dewa.
"Tetapi mengapa harus saya?" Tanya Kirayasha.
"Apa kau tahu, saat aku melihat perjalanan hidupmu aku menangis loh!, oleh karena itu aku ingin kau hidup dengan lebih baik di dunia lain." Kata sang dewa sambil menangis.
"Baiklah Tanpa basa-basi lagi aku akan mengirimmu ke dunia lain sekarang juga." Ucap sang dewa.
Setelah sang dewa mengatakan hal tersebut tubuh kirayasha perlahan mulai bersinar.
"Tu-tunggu sang dewa, apa yang akan terjadi kepadaku?!." Tanya Kirayasha
"Dadah Kirayasha, semoga kau menjalani hidup lebih baik di dunia lain, aku akan terus memperhatikanmu di atas sini." Ucap sang dewa.
Tubuh Kirayasha pun sudah mulai hilang.
"A-apa yang terjadi kepadaku, kenapa semua nya menjadi gelap." Kata Kirayoshi sambil melihat sekitar.
Tiba tiba di dalam kegelapan itu ada secercah cahaya yang menghampiri Kirayasha dan perlahan cahaya itu menjadi terang.
"Aaa!, terang sekali!!" Ucap Kirayasha sambil menutup matanya dan berteriak.
Dengan perlahan Kirayasha membuka matanya dan dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Di-dimana ini?" Kata Kirayasha sambil terkejut dan melihat sekitar.