Chereads / A Samurai In The Magic World / Chapter 2 - Dunia Baru

Chapter 2 - Dunia Baru

Setelah Kirayasha membuka matanya, Ia berdiri di tengah pasar, Ia terkejut dengan apa yang dia lihat, Ia melihat subuah dunia yang berlatar abad pertengahan, Ia terdiam cukup lama sampai ada seorang laki-laki berbadan besar yang berlarih sangat kencang menuju kearahnya.

"Hei bocah minggirlah, kau menghalangi jalan!" Teriak seseorang yang berlari itu.

Dengan reflek yang cepat Kirayasha menghindari orang itu.

"Tubuh ini..., sangat ringan...." Ucap Kirayasha dalam hati.

Setelah Kirayasha menghindar, orang yang berlari itu pun terjatuh, dan tiba-tiba, ada seseorang laki-laki kurus berkacamata yang meneriakinya.

"Woi Hans!, kau mencuri di toko ku lagi hah!" Teriak laki-laki kurus itu.

"A-aku hanya bercanda Roberth hahaha, I-ini uangnya." Kata seseorang yang berlari itu (Hans) sambil melemparkan 1 koin emas.

"Kalau kau mau mencuri, jangan kau lakukan ditokoku!, Lakukan saja di toko lain!" Teriak laki-laki kurus itu (Roberth).

"Ba-baiklah, sampai jumpa~!" Teriak Hans sambil berlari kencang keluar dari pasar.

"Huh.., kapan orang itu akan jera?" Kata Roberth sambil menghela nafas.

"Apa kau tidak apa-apa bocah?" Tanya Roberth kepada Kirayasha.

"Aku tidak apa-apa, tapi mengapa kau memanggilku bocah?, umurku sudah 23 tahun." Jawab Kirayasha.

"23 tahun?, sungguh?, kau terlihat seperti bocah berumur 17 tahun bagiku." Kata Roberth sambil melihat tubuh Kirayasha.

"Apa yang kau katakan?" Kata Kirayasha sambil kebingungan.

"Lihatlah dirimu." Kata Roberth sambil mengeluarkan cermin dari kantong sihirnya.

Setelah melihat ke cermin Kirayasha terkejut dengan apa yang terjadi pada wajahnya, rambut pendek bewarna putih polos, mata merah, dan dengan wajah yang bisa dibilang tampan.

"Apa!, kenapa aku menjadi seperti ini!, a-apa kau tidak mempunyai cermin yang lebih besar?." Tanya Kirayasha dengan wajah terkejut.

"Ada apa?, apa kau mau kencan?" kata Roberth sambil tersenyum dan mengeluarkan cermin yang lebih besar dari kantong sihirnya.

Kirayasha pun melihat ke cermin yang besar dan ia lebih terkejut lagi, Ia sekarang mempunyai tinggi 160 cm, memakai zirah kulit, berbaju biru, bercelana hitam panjang, memakai sepatu boots abad pertengahan, membawa sebuah katana di pinggangnya dan berbadan agak kurus tapi berotot.

"Hah?..., a-apa ini?" Kata Kirayasha dengan wajah terkejut.

"Ada apa?, apa kau kurang percaya diri?" Tanya Roberth.

"A-aku tidak apa-apa, terima kasih." Kata Kirayasha sambil membalikkan badannya dan berjalan menjauh.

"Kalu begitu semoga beruntung bocah, kalau kau ingin mencari wanita, carilah yang berdada besar! dadah~" Kata Roberth sambil memasukkan lagi cerminnya dan berlari menuju tokonya.

Kirayasha pun berjalan sambil memegangi kepalanya dan menuju gang sepi untuk menenangkan pikirannya, setelah beberapa menit berjalan, Ia melihat subuah kursi kosong di gang itu dan perlahan mendekatinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?, dan juga..., dimana ini?, mengapa orang itu bisa menyimpan sebuah cermin yang sangat besar didalam sebuah kantong yang besarnya hanya segenggam tangan?" Kata Kirayasha sambil duduk di kursi dengan kebingungan.

Tidak lama setelah Ia duduk, ada sebuah layar kotak berwarna biru yang melayang di depan Kirayasha.

[Selamat, jiwa anda telah dipindahkan!]

"Hah!.., Di-dipindahkan?...., Oh aku ingat!, semua ini, persis apa yang dewa katakan, huh...." Kata Kirayasha sambil menghela nafas.

Tiba-tiba layar yang melayang itu berganti tulisan.

[Misi Dadakan] [Selamatkan gadis dari penjahat] [Berhasil = Hubungan anda dengan gadis itu meningkat 25%] [Gagal = Gadis itu mati]

"Apa yang ada didepanku ini?" Tanya Kirayasha.

[Ini adalah sistem] [Yang bisa melihat layar ini hanyalah anda tanpa terkecuali]

"Sistem?" Pikir Kirayasha.

Saat Kirayasha sedang memperhatikan sistem dengan cukup lama, tiba-tiba ada seorang gadis yang sedang dikejar oleh seorang laki-laki.

"Seseorang!, Tolong aku!," Teriak Gadis yang berlari itu.

"Siapa itu!" Teriak Kirayasha sambil berdiri dari kursi.

"Tu-tuan tolong aku!, o-orang ini akan membunuhku!" Teriak Gadis itu sambil berlari ke belakang Kirayasha untuk melindungi dirinya.

"Gadis cantik, ayo cepat kesini dan bermain bersama." Kata laki-laki itu.

"Hei pria tua!, apa yang sedang kau lakukan!" Kata Kirayasha sambil menatap laki-laki itu dan mengeluarkan aura membunuh yang kuat.

Dengan tatapan mata Kirayasha yang merah serta aura membunuh yang kuat, sosok Kirayasha mirip seperti seorang iblis.

"Siapa kau bocah!, jangan menggangguku!" Ancam laki-laki itu.

"Pergilah!, atau aku akan membunuhmu!" Ancam balik Kirayasha.

"Membunuhku?, apa bocah sepertimu bisa membunuhku yang seorang penyihir tingkat 3!" Kata laki-laki itu sambil mengambil longsword (sebuah pedang) dari punggungnya.

"Hei kau!, Apa penyihir memang menggunakan pedang?" Tanya Kirayasha kepada gadis yang dibelakangnya.

"Namaku Lysa!, d-dan untuk para penyihir yang memegang senjata, me-mereka disebut dengan Armed Magician." Jawab gadis itu (Lysa).

"Hmm...., Itu sangat jauh dari bayanganku terhadap penyihir, apa kau bisa menjelaskannya lebih rinci?" Tanya Kirayasha kepada Lysa.

"Hei bocah!, Kau berani mengabaikanku hah!, Mati kau!" Teriak Laki-laki itu dengan marah sambil berlari kearah Kirayasha.

Tiba-tiba, pedang yang dipegang oleh laki-laki itu memunculkan api.

"Hahaha!, habislah kau bocah!" Teriak laki-laki itu sambil melompat dan mengayunkan pedangnya kearah Kirayasha.

"Kau terlalu banyak omong pria tua." Ucap Kirayasha dengan tatapan yang mengerikan.

Kirayasha tiba-tiba mengambil kuda-kuda untuk menarik katananya dengan menaruh satu kaki dibelakang, badan agak direndahkan dan agak condong kedepan, sedangkan tangan kiri memegang sarung katana dan tangan kanan memegang pegangannya, dan setelah itu Kirayasha mengatakan-.

"Teknik Kirayasha bentuk pertama!, membelah daun!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, tubuh Kirayasha dengan sekejap terbang keatas menghampiri laki-laki itu, dengan kekuatan penuh, Kirayasha menarik dan mengayunkan pedangnya secara horizontal.

"A-apa!, bagaimana bisa!" Teriak laki-laki itu dengan terkejut.

Hanya dengan satu tebasan, laki-laki itu mati dan tubuhnya terpotong menjadi dua.

"kau terlalu lambat." Kata Kirayasha sambil mendarat.

Kirayasha mengayunkan katananya kesamping untuk membersihkan darah, setelah itu, Ia menyarungkan pedangnya kembali.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kirayasha kepada Lysa sambil menghampirinya dan melihat-lihat tubuh dan mukanya.

"Tidak sopan! mengapa kau melihatku seperti itu!" Teriak Lysa sambil menutupi tubuhnya dengan tangannya.

"Ka-Kau hanya salah paham!, setelah aku melihat penampilanmu aku hanya teringat seseorang saja!, wajah yang cantik, rambut panjang bewarna hitam pekat serta diikat ponytail, tinggi sekitar 155cm, bahkan proporsi tubuhmu sama persis dengannya, hanya saja kau memakai pakaian yang terkesan seperti putri bangsawan dan umurmu masih sekitar 17 tahun." Ucap Kirayasha dengan panik.

"Memangnya siapa orang yang kau bandingkan denganku?" Tanya Lysa.

"Kau tidak akan mengenalnya, dia adalah seseorang yang sangat berarti bagiku" Jawab Kirayasha sambil menunduk kebawah.

Saat menunduk kebawah, Kirayasha baru menyadari kalau di dalam zirah kulitnya ada sebuah kalung, Ia pun mengambi kalung tersebut, Ia melihat foto dirinya dan istrinya serta putranya berada di kalung itu.

"Kau bahkan membiarkanku membawa benda ini, terima kasih sang dewa." Kata Kirayasha dalam hati sambil tersenyum.

[Selamat misi berhasil] [Hadiah = hubungan anda dengan Lysa meningkat 25%]

"Hah!, Kenapa sistem ini selalu muncul secara tiba-tiba!" Kata Kirayasha dengan terkejut sambil memperhatikan sistem.

"Hei!, kau!, Hei!, apa kau mendengar ku, mengapa kau melamun!?" Teriak Lysa kepada Kirayasha.

"Huh!, ah maaf aku hanya terlalu banyak berpikir." Kata Kirayasha.

"Jadi, apa kau mau aku menjelaskan tentang armed magician secara rinci?" Tanya Lysa.

"Ah iya!, tolong jelaskan kepadaku secara rinci!" Jawab Kirayasha.

"Te-terus, bagaimana caraku memanggil mu?" Tanya Lysa dengan malu-malu.

"Oh iya, aku belum memperkenalkan diri ya, hahaha!, kau bisa memanggilku Kirayasha!" Jawab Kirayasha.

"Baiklah Kirayasha!" Teriak Lysa dengan tiba-tiba sambil memasang wajah yang bergembira dan memandangi wajah Kirayasha.

"Ke-kenapa gadis ini tiba-tiba menjadi seperti ini" Ucap Kirayasha sambil menjauh darinya.

Tiba-tiba, ada banyak orang memasuki gang yang aku lewati tadi, mereka memakai zirah bewarna perak lengkap.

"Tu-tuan putri!, Apa anda baik-baik saja!" Kata pemimpin pasukan itu.

Pemimpin pasukan mempunyai penampilan yang paling berbeda, ia tidak memakai zirah bewarna perak, melainkan bewarna hitam, dan ia tidak memakai zirah dikepalanya sehingga semua orang bisa melihat wajahnya, Ia mempunyai umur yang cukup tua, rambutnya putih, dan mempunyai bekas luka dimatanya.

"Ah!, Aku tidak apa apa Adam!" Kata Lysa sambil melambaikan tangannya.

"Apa kau yang berencana menculik tuan putri bocah!" Teriak Pemimpin pasukan (Adam) sambil menodongkan tombak kepadaku.

"Apa yang kau lakukan bodoh!, penculik nya ada disana!, dia sudah mati!, sedangkan pria ini sudah menyelamatkan ku!" Teriak Lysa sambil marah kepada Adam.

"Hah?, oh begitu kah?, hahaha!, maaf bocah, aku kira kau yang mau menculik tuan putri ternyata kau yang menyelamatkannya." Kata Adam sambil membungkukkan badannya untuk meminta maaf kepadaku.

"Tidak apa-apa Tuan Adam, aku hanya melakukan apa yang harus dilakukan." Kata Kirayasha.

"Aku mau mengundangnya ke istana untuk mengucapkan terima kasih secara penuh, apa kau memperbolehkannya?" Tanya Lysa kepada adam.

"Tentu saja, jika tuan putri menginginkannya!." Jawab Adam.

"Kalau begitu ayo pergi Kirayasha!" Ucap Lysa sambil menggandeng tanganku.

"Aku tidak menyangka jika kau adalah Tuan Putri dan mempunyai Istana." Kata Kirayasha.

"Hahaha!, kau pikir begitu." Ucap Lysa sambil tertawa.

Setelah Adam melihat mayat penculik, Ia menemukan sebuah kejanggalan.

"Tunggu sebentar bocah!" Teriak Adam Kepada Kirayasha.

"Ada apa lagi Adam!" Teriak Lysa.

"Mohon maaf tuan putri, tapi izinkan saya menanyakan sesuatu kepada bocah itu." Kata Adam.

"Baiklah!, Jangan lama-lama!" Kata Lysa

"Bocah!...., Aku bertanya kepadamu, jawablah dengan jujur, apakah kau penyihir elemen angin?!" Tanya Adam kepada Kirayasha sambil melihatnya dengan tatapan yang tajam.

"Aku?, Tidak tuan adam, aku hanya menebasnya saja dengan katanaku." Jawab Kirayasha.

"Katana?, Apa pedang aneh yang berada di pinggangmu itu?" Tanya Adam sambil menunjuk katana milik Kirayasha.

"Apa kalian tidak tau katana?" Tanya Kirayasha sambil keheranan.

"Tidak ada barang seperti itu disekitar sini." Jawab Lysa sambil melihat katana milik Kirayasha.

"Apa kau tidak keberatan jika aku melihat pedangmu itu?" Tanya Adam sambil mengulurkan tangannya kepadaku.

"Tentu saja tidak, silahkan anda lihat." Jawab Kirayasha sambil menyerahkan katanaya kepada Adam.

Setelah mencabut katana dari sarungnya, Adam sangat terkejut karena, katana milik Kirayasha sudah sangat tumpul, katana ini bahkan tidak akan bisa menusuk sebuah papan kayu, Adam pun mengembalikan Katana itu.

"Ini Bocah, terimakasih telah menunjukkan pedangmu." Kata Adam sambil mengembalikan Katana.

"Tidak apa-apa, Tuan Adam." Kata Kirayasha sambil mengambil katananya.

"Kalau Begitu, ayo cepat! kita menuju istana!" Kata Lysa Sambil menggandeng tanganku dan berlari.

"Ba-baiklah." Kata Kirayasha dengan pasrah.

"Bocah itu...., dia tidak berbohong saat menjawab pertanyaanku, Aku sudah menggunakan sihir cahaya untuk mengetahui kalau seseorang itu berbohong atau berkata jujur. Huh!, ini sangat menarik, dia membelah tubuh seseorang begitu halus hanya dengan menggunakan pedang yang tumpul itu dan tanpa sihir sekalipun, hahaha!, sungguh bocah yang mengerikan!, aku harus segera melaporkan ini!" Kata Adam sambil menghela nafas dan tertawa.