Setelah Lysa mengundang Kirayasha untuk datang ke kastil dan memasukinya, Kirayasha dihadapkan oleh sang tuan rumah yang adalah ayah dari Lysa. Kastil milik Tuan Rumah sangat besar, terdiri dari dua lantai dan mempunyai arsitektur yang sangat bagus.
"Apa kau tidak apa-apa Putriku!" Teriak Ayah Lysa sambil menghampirinya.
Ayah Lysa terlihat cukup tua, rambutnya pendek bewarna hitam, dan memakai jas hitam.
"Aku tidak apa-apa Ayah!" Kata Lysa sambil memeluk Ayahnya.
Ayah dan anak itu pun berpelukan dengan erat.
"Siapa Laki-laki ini?" Tanya Ayah Lysa sambil perlahan melepaskan pelukan.
"Ah! Maaf saya terlambat memperkenalkan diri didepan seorang bangsawan!, Nama saya Kirayasha Zanshikou!" Kata Kirayasha sambil bersujud.
"Sa-santai saja, mengapa kau sampai bersujud?" Tanya Ayah Lysa sambil mengangkat Kirayasha untuk berdiri.
"Huh?, Bu-bukannya harus seperti ini?, saya dengar di daerahku kalau ada seorang bangsawan didepan mu dan kau hanya seorang rakyat jelata, kau harus bersujud untuk menghormatinya." Tanya Kirayasha sambil berdiri kembali dan memasang wajah kebingungan.
"Hahaha!, kau terlalu berlebihan, kau tidak harus bersujud saat ada seorang bangsawan didepan mu." Kata Ayah Lysa sambil tertawa.
"Ba-baiklah kalau begitu." Kata kirayasha.
"Apa kau tahu Ayah, dia adalah orang yang menyelamatkanku, dia membunuh penculik itu hanya dengan satu tebasan dan tanpa sihir!, padahal penculik itu sudah ada di tingkat tiga!" Kata Lysa sambil menunjuk Kirayasha.
"Hah?, Apa itu benar anak muda?" Tanya Ayah Lysa kepada Kirayasha.
"Benar tuan.....?" Kata Kirayasha sambil menatap wajah Ayah Lysa dengan wajah kebingungan.
"Oh!, kau bisa mamanggil ku Graham." Kata Ayah Lysa (Graham).
"Baiklah kalau begitu, itu benar, semua yang dikatakan Nona Lysa memang betul Tuan Graham." Kata Kirayasha.
"Hm....., Apa ini bocah yang dibicarkan Adam?..., Setelah melihatnya memang sedikit menarik, apalagi pedang anehnya itu, dan dia mampu mengalahkan seorang penyihir tingkat tiga tanpa menggunakan sihir." Kata Graham dalam hati sambil memperhatikan Kirayasha.
"Apa ada yang salah Tuan?" Tanya Kirayasha.
"Ah!, tidak ada apa-apa anak muda, pelayan! tolong antarkan Lysa kedalam kamarnya!" Jawab Graham sambil menyuruh pelayan.
Pelayan pun datang dan mulai mengantar Lysa ke lantai atas.
"Lysa kau pergilah ke kamar dan ganti baju mu, kita akan merayakan keselamatanmu hari ini."Suruh Graham.
"Baiklah Ayah!, sampai nanti Kirayasha!" Kata Lysa sambil naik ke lantai atas.
Lysa pun naik ke atas dan memasuki kamarnya, sedangkan Kirayasha sendirian bersama Graham.
"Baiklah Kirayasha, bisa ikut aku sebentar?" Tanya Graham.
"Baiklah Tuan." Jawab Kirayasha.
Kedua orang itupun pergi ke belakang kastil dan menuju tempat yang menyerupai lapangan tapi sangat besar, ditengah-tengah lapangan yang besar itu terdapat batu besar yang sangat jernih.
"Baiklah Kirayasha, tanpa basa basi lagi, aku sangat tertarik dengan kemampuanmu, apa kau bisa menunjukan sedikit kemampuanmu itu?" Tanya Graham.
"Kalau tuan ingin melihatnya maka saya akan melakukannya." Jawab Kirayasha.
"Bagus, kalau begitu coba kau bunuh makhluk yang aku panggil ini." Kata Graham sambil mengenakan cincin bewarna emas di jari tengah tangan kanan.
Setelah Graham menggunakan cincin emas itu, tiba-tiba cincin itu bersinar terang dan didepan Graham muncul lingkaran sihir berwarna kuning, tepat diatas lingkaran itu muncul seekor serigala yang bewarna hijau dan bertanduk kuning.
"Ba-bagaimana anda melakukannya!?" Tanya Kirayasha sambil terkejut.
"Apa?, Bagaimana?, Tentu saja sihir, mengapa kau menanyakan hal yang semua orang tahu?." Tanya Graham.
"Maaf sebelumnya, tapi, aku sama sekali tidak mengetahui apapun tentang sihir, Tuan Graham." Kata Kirayasha.
"Apa! Kau serius tidak mengetahui apapun tentang sihir! Apa kau bercanda!" Teriak Graham.
"Aku bersungguh-sungguh Tuan Graham, di-didaerahku semua orang hidup tanpa menggunakan sihir sama sekali." Kata Kirayasha.
"Aish..., Didaerah mana kau tinggal?, Tidak, lupakan saja, tidak masalah kau tinggal dimana, kalau begitu aku ubah pertanyaanku, apa kau sudah mengalami pembangkitan?" Tanya Graham sambil keheranan.
"Pembangkitan, apa itu?" Tanya Kirayasha.
"Kau bahkan tidak tahu pembangkitan!, Huh...., tunggu sebentar, biarkan aku memikirkan sesuatu." Kata Graham sambil terkejut dan memasukkan serigala yang dia panggil kedalam lingkaran sihir.
"Baiklah kalau begitu." Kata Kirayasha sambil duduk bersila dan membersihkan katana nya dengan kain lap.
"Bocah ini?, Dia tidak tahu apa itu pembangkitan, lebih buruk dari itu, dia bahkan tidak tahu apapun mengenai sihir, padahal dunia ini sendiri terbentuk dari sihir, dari mana anak ini berasal?, Tunggu ,dia bilang tidak tahu apa itu pembangkitan, berarti dia sendiri belum dibangkitkan, Ia belum dibangkitkan dan sudah mengalahkan penyihir tingkat 3, kekuatan seperti apa jika bocah ini sudah dibangkitkan, hm...., Aku harus mencobanya." Kata Graham dalam hatinya sambil berpikir keras.
"Hei anak muda, aku akan mencoba untuk membangkitkanmu, apa kau keberatan?" Tanya Graham.
"Membangkitkanku?, Tunggu-tunggu, apa anda bisa menjelaskan dulu apa arti dari kebangkitan?" Tanya Kirayasha sambil berdiri dari duduknya.
"Oh iya, kau benar, kau harus mengerti apa artinya pembangkitan dulu, baiklah, akan aku jelaskan. Pembangkitan, adalah keadaan seseorang saat mereka memperoleh kekuatan sihirnya, iya, pada saat baru lahir mereka tidak bisa mengeluarkan sihir, mengapa?, itu karena mereka masih belum mempunyai izin menggunakan mana, siapa seseorang yang mengizinkan kita?, Itu adalah sang mana itu sendiri. Kita mempunyai sebuah tubuh, dan di sekililing kita akan selalu ada sebuah mana, maupun itu diudara atau didalam tanah, saat kita belum diizinkan menggunakan mana, maka mana disekitar tidak akan bisa masuk kedalam tubuh kita, sebaliknya, saat kita sudah mendapatkan izin, kita bisa menyerap mana-mana itu dan menggunakannya untuk memakai sihir. Dari mana mana itu berasal?, aku juga tidak mengerti, aku pernah membaca sebuah buku dan disitu tertulis kalau mana itu sudah ada bahkan sebelum manusia ada di bumi ini, saat seseorang sudah mendapatkan izin menggunakan mana, maka orang itu sudah dibangkitkan." Kata Graham sambil menjelaskan.
"Hmm...., jadi kita bisa melakukan sihir apapun, anda menjelaskan bahwa kita bisa menyerap mana dan menggunakannya sebagai sihir, jadi selama kita terus-menerus menyerapnya, maka kita bisa melakukan sihir apapun itu?" Tanya Kirayasha.
"Tidak seperti itu, tubuh masing-masing orang mempunyai kapasitas mereka sendiri dalam menyimpan sebuah mana, dan mereka tidak bisa secara terus menerus menyerap mana, itu karena saat kita menyerap mana, kita menyalurkannya kedalam pembuluh darah kita, jadi jika kau secara terus menerus menyerap mana tanpa henti, pembuluh darahmu akan pecah dan kau akan mati." Jawab Graham sambil menjelaskan.
"Kalau begitu bagaimana cara meningkatkan kapasitas mana kita?" Tanya Kirayasha.
"Caranya sama, kau juga harus meminta izin kepada mana, pada awal pembangkitan, kau berada di tahap satu, dan saat kau memenuhi kriteria untuk naik tahap, kau harus meminta izin kepada mana agar kau bisa naik ke tahap 2, semakin tinggi tahapmu semakin besar pula kapasitas mana yang bisa kau serap." Jawab Graham.
"Oh iya!, Saat aku bertemu Pemimpin pasukan anda, dia menanyakan kepadaku apakah aku adalah Penyihir elemen angin, apakah tiap orang mempunyai elemen masing-masing atau semua orang bisa mempelajari seluruh elemen?" Tanya Kirayasha.
"Pertanyaan yang bagus, seseorang hanya bisa mempelajari satu elemen, dan elemen itu dipilih oleh sang mana, jadi bisa dibilang, mana lah yang menentukan elemenmu, ada juga dimana seseorang bisa mempelajari dua sampai tiga elemen sekaligus, bahkan dahulu ada satu orang yang bisa menguasai seluruh seluruh elemen." Jawab Graham.
"Kalau begitu, elemen apa yang anda gunakan untuk memanggil serigala tadi?" Tanya Kirayasha.
"Itu bukan sihir elemen, tapi sihir kontrak, sihir kontrak adalah saat dimana kau menaklukkan seekor hewan suci, saat kau sudah sudah menaklukkannya, hewan suci itu akan berubah menjadi batu kristal, saat kau memberi mana pada kristal itu, hewan suci yang berada didalam kristal itu akan muncul keluar, sebaliknya, saat kau sudah tidak memberikan mana ke kristal itu, maka hewan suci itu kembali kedalam kristal." Jawab Graham.
"Baiklah..., Aku sudah hampir paham, jadi, ayo lakukan!" Kata Kirayasha dengan antusias.
"Tunggu dulu, saat kau ingin meminta izin kepada mana, kau mempunyai dua cara, cara yang pertama adalah, kau menyentuh batu besar yang jernih itu, setelah kau menyentuhya, mana akan mengevaluasi tubuhmu untuk menyesuaikan kapasitas, setelah itu, mana akan menentukan elemenmu, cara ini adalah yang paling mudah, dan untuk cara yang kedua, sama seperti cara yang pertama, bedanya, saat mana mengevaluasi tubuhmu, ada seseorang yang membantumu mendapatkan kapasitas yang lebih banyak, caranya dengan memperkuat pembuluh darahmu, jadi prosesnya akan menjadi sangat menyakitkan, bahkan kau bisa meninggal jika pembuluh darah mu tidak kuat, jadi, kau pilih yang mana?" Tanya Graham.
"Tak perlu banyak bertanya, sudah jelas aku pilih yang kedua!" Jawab Kirayasha.
"Baiklah, Ikuti aku!" Suruh Graham.
Kirayasha pun mengikuti Graham ke batu yang jernih itu.
"Sentuh batunya dan konsentrasi, bayangkan kau adalah balon dan mana adalah udara, jangan sampai balon itu pecah karena terlalu banyak udara didalamnya." Kata Graham sambil menjelaskan.
"Baiklah, aku mengerti!" Kata Kirayasha sambil menyentuh batunya dengan satu tangan dan perlahan memejamkan matanya untuk berkonsentrasi.
Batu yang dipegang Kirayasha pun mulai bersinar terang.
"Baiklah kita mulai!" Kata Graham.
Saat Kirayasha berkonsentrasi, tiba-tiba tubuh Kirayasha dimasuki oleh sejumlah mana yang begitu banyak.
"Argh!!" Teriak Kirayasha kesakitan.
"Tahan itu!, jangan sampai kau lepaskan tanganmu dari batu itu." Teriak Graham sambil memegang kepala Kirayasha untuk membantunya.
Perlahan mulut Kirayasha mengeluarkan darah yang sangat banyak.
"Uhuk!" Kirayasha batuk sambil mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Tahanlah anak muda!, hampir selesai!" Teriak Graham.
"Bayangkan agar balon itu menampung banyak udara dan tidak membuatnya pecah." Kata Kirayasha dalam hati sambil berkonsentrasi.
Setelah beberapa menit berkonsentrasi, batu yang di pegang Kirayasha sudah mulai redup.
"Sudah selesai anak muda!" Kata Graham.
Dengan Perlahan, Kirayasha membuka matanya.
"Huh?, apa sudah selesai?" Tanya Kirayasha.
"Betul, Kau melakukannya dengan baik." Jawab Graham.
"Jadi, bagaimana cara seseorang mengetahui elemen apa yang dimilikinya?" Tanya Kirayasha.
"Oh!, Kau hanya perlu memfokuskan aliran mana ke salah satu tanganmu, setelah itu, elemen mu akan muncul dengan sendirinya, entah tanganmu mengeluarkan api, air, petir, dan sebagainya." Jawab Graham.
"Baiklah!, Aku akan mencobanya!" Kata Kirayasha dengan tidak sabar.
Saat Kirayasha sedang memfokuskan mana nya ke tangan kanannya, dengan tiba-tiba keluar kabut hitam yang menyelimuti tangan Kirayasha.
"Si-sihir ini!" Teriak Graham dengan ketakutan.
"Tuan Graham!, Lihat ini!, apa ini elemen kabut?" Tanya Kirayasha.
Dengan perlahan Graham melihat elemen yang dikeluarkan oleh Kirayahsa dengan wajah ketakutan.
"I-itu adalah elemen kegelapan!" Teriak Graham sambil terjatuh kebawah dengan wajah ketakutan.