Keterdiaman Nafisah membuat Kakak kelasnya tertawa mengejek, mereka mengira bahwa Nafisah hanya mencoba mengelabui saja agar bisa mendapatkan rambut Nandra. salah satu pria paling diincar di sekolah ini.
"Hei anak baru, jangan mencoba untuk menipu kami ya.. kau ini masih kecil saja sudah mencoba untuk menipu, pergi saja jika kau tidak bisa menawarkan sesuatu keuntungan". salah satu kakak kelas Perempuan terlihat tidak senang karena Nafisah berjarak sangat dekat dengan Nandra, berusaha untuk membuat mental Nafisah down.
Tapi Nafisah tidak mendengarkan, Nafisah hanya sibuk dengan pikirannya yang membingungkan.
"Ada apa Nafisah?". Tanya Nandra lembut, sangat lembut.. membuat semua orang yang mendengar itu sedikit tidak percaya bahwa Nandra bisa berkata lembut pada wanita. Nandra laki laki yang terkenal dingin dan tidak pernah peduli apalagi pada kaum sejenis wanita..
Jadi saat Nandra bertanya penuh kelembutan pada seorang siswa baru, pasti ada sesuatu diantara mereka berdua. Kakak kelas Perempuan sudah menggeram marah, mereka memiliki saingan baru yang mampu membuat mereka kehilangan power di depan Nandra.
"Nafisah.." Nandra berkata sekali lagi, namun tangannya sudah membelai rambut Nafisah pelan. Nafisah masih diam, diam memperhatikan wajah Nandra yang terasa sangat familiar dan begitu dekat dengannya. wajah yang menunjukkan kelembutan, wajah yang membuat hati Nafisah bergetar hebat, wajah itu mengingatkan Nafisah pada sebuah kebahagiaan yang pernah tumbuh dimasa lalu.
"hei anak baru!!". Teriakan kakak kelas Perempuan membuat Nafisah kembali ke alam sadar, mengerjapkan beberapa kali matanya dan melihat ke sekeliling. Saat ini Nafisah diperhatikan dengan sangat intens oleh semua orang. Nafisah merutukki kebodohannya yang bisa bisanya diam membisu sambil memandang wajah Nandra, Nandra pasti akan berpikir bahwa Nafisah menyukai dia.
"Ahhh... Maafkan aku, aku tidak sengaja menatap Kak Nandra kurangajar.. Maaf Kak". Ujar Nafisah yang sudah salah tingkah di depan Nandra, Nandra yang melihat itu hanya tersenyum maklum dan tanpa sadar membelai lembut puncak kepala Nafisah. hal itu sontak saja membuat para perempuan yang melihatnya menjerit kecil, Nafisah bahkan sudah kaku di tempat dan mencoba untuk menetralkan dadanya yang langsung berdetak kencang.
"Tidak apa, aku tau kau pasti sedang kebingungan saja". setelah Nandra mengatakan hal itu, Nandra menarik beberapa helai rambutnya dalam satu tarikan lalu diberikan kepada Nafisah. "Terimalah rambutku, ini hanya beberapa helai rambut.. sesuatu yang tidak begitu penting untukku namun pasti sangat penting untukmu". Nandra mengambil tangan Nafisah yang terasa begitu dingin, lalu menaruh beberapa helai rambutnya ke telapak tangan Nafisah. Nafisah hanya diam dan menelan ludahnya susah payah, setelah ini pasti hidup Nafisah tidak akan pernah tenang. Bagaimana bisa tenang jika sekarang saja semua mata hampir lepas dari tempatnya karena melihat sikap Nandra yang begitu...
Begitu diluar nalar, Nafisah saja cukup terkejut karena Nandra mau memberikan beberapa helai rambutnya pada Nafisah.
"Kak.. Tapi.. ini.. aku tidak bisa.. menerimanya." Nafisah berucap dengan terbata-bata, karena bingung harus berkata apa. Nandra terlalu aneh dan membuat Nafisah malu dilihat banyak orang seperti ini.
"Terima saja, aku senang memberikan helaian rambut padamu.. Jangankan helaian rambut, diriku bahkan bisa kuberikan padamu". Nandra berbisik kata kata itu di telinga Nafisah. sangat pelan, hingga tidak ada yang mendengarnya selain Nafisah dan tentu saja Nandra sendiri.
Setelah mengatakan hal yang membuat jantung Nafisah melompat tak tentu arah, Nandra berjalan mundur. kembali ke kelompoknya di belakang, mata teman-teman Nandra seperti mata yang melihat penampakan hantu. bahkan Beberapa seperti terlihat kesal, Nandra hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya Lucu.
"Nafisah, ayo..". Nasmira maju ke samping Nafisah, lalu menarik tangan Nafisah pelan untuk pergi dari sini. Nafisah menurut saja, mereka berlima pergi dengan cepat dari hadapan kelompok kak Nandra.
Setelah mereka berlima sudah cukup jauh dari kelompok Kak Nandra, Nasmira menahan tangan Nafisah dan mereka semua berhenti melihat ke arah Nafisah. Nafisah yang mendapat tatapan penuh pertanyaan dan selidik hanya bisa menghela nafas lelah.
"Aku tidak tau". Kata Nafisah pelan. "Kak Nandra selalu melakukan hal-hal seperti itu terhadapku, aku bahkan baru mengenal kak Nandra kemarin. sama seperti kalian.. jadi aku tidak tau kenapa kak Nandra bersikap berbeda hanya padaku". Nafisah berucap dengan malas, memandang satu persatu wajah teman temannya yang memang sangat ingin tau kenyataan yang ada.
"Kau yakin Nafisah? kulihat dari mata Nandra, dia begitu mengenal sosokmu". Nasmira bertanya, namun dengan nada biasa saja. tidak ada nada cemburu atau marah.
"Aku bersumpah, aku tidak tau siapa Kak Nandra. Aku bahkan tidak mengenal siapapun disini, jadi jika orang orang biasa saja aku tidak kenal, apalagi Kak Nandra yang begitu populer.. Lagipula aku tidak mau mengenal Kak Nandra lebih dari seorang kakak pembimbing dengan adik bimbingannya. aku tidak mau repot dan menjadikan hidupku bahaya selama sekolah disini". Nafisah sudah duduk di rerumputan, kakinya terasa sangat lemas karena sejak tadi jantungnya berpacu cepat. bahkan bukan hanya kaki yang lemas, seluruh persendian tubuh Nafisah memang begitu terasa lemas..
"Tapi kau sudah membuat hidupmu berbahaya, Aku yakin hidupmu tidak akan tenang Nafisah.. kakak kelas Perempuan yang ada di kelompok Kak Nandra tadi, adalah fans fanatik seorang Renandra Ettrama.. Jadi sudah dipastikan kau dalam masalah besar setelah ini". Steve Memberikan penjelasan dengan sangat lugas, begitu lugas hingga membuat teman temannya merinding membayangkan berurusan dengan kakak kelas super mengerikan.
"Renandra Ettrama? siapa?". Tanya Nafisah yang tidak mengerti.
"What!!!! Kau tidak tau Siapa Renandra Ettrama? Kak Nandra itu adalah Renandra Ettrama! Salah satu lelaki paling kaya di dunia... Tidak satu satunya juga, maksudku dia laki laki kedua paling kaya. karena yang pertama adalah Ayahnya". Ujar Nasmira yang sudah begitu antusias saat berbicara tentang Keluarga Ettrama.
"Ettrama? Ettrama.... Aku seperti pernah mendengar nama keluarga Ettrama". Nafisah mencoba mengingat-ngingat nama Ettrama, namun Nafisah tidak bisa mengingat apapun. kepalanya malah terasa sakit saat dipaksa mengingat.
"Tentu saja kau tau tentang nama Ettrama.. Bahkan seluruh dunia tau siapa itu keluarga Ettrama". Ujar Rosebell yang juga sudah masuk ke dalam pembicaraan..
"Ya Nafisah, keluarga Ettrama juga sudah mengalahkan kekayaan para keluarga kerajaan. Kau pasti sering mendengar namanya, dan Renandra Ettrama itu adalah ahli warisan utama dari keluarga Ettrama.. sudah dipastikan bagaimana kayanya seorang Kak Nandra". Nasmira tersenyum sendiri membayangkan dirinya bisa berdampingan dengan kakak kelasnya yang begitu terpandang dan kaya raya, apalagi wajah tampan kak Nandra bisa membuat semua perempuan berlomba-lomba untuk menjadi kekasih hati.
Jika teman-temannya sedang memikirkan kekayaan seorang Renandra Ettrama, tidak dengan Nafisah.. Nafisah sekarang berpikir kenapa Nama Renandra terasa begitu dekat denganya? Nafisah juga merasa bahwa sudah mengenal lama Nama itu, tapi Nafisah tidak bisa mengingat apapun tentang Kak Nandra atau nama lengkapnya Renandra Ettrama..