Saat Nafisah menengok kebelakang ternyata di belakang dirinya sudah ada seekor ular besar berwana hitam kecoklatan, Nafisah menelan ludahnya susah payah. Nafisah pikir Harimau ini menurut karena mengerti perkataan Nafisah, tapi ternyata ada musuh sang harimau..
Sial sekali nasib Nafisah, ditinggali teman teman dan sekarang berdiri disana. diantara pertarungan hewan buas yang siapapun bisa memakan Nafisah hidup hidup..
Ular itu terlihat sangat ganas, tentu saja ganas.. mana ada hewan buas terlihat imut dan menggemaskan? Bodoh.. Rutuk Nafisah dalam hatinya..
"Nafisah... Ssttt..." Nafisah mendengar seseorang berucap namanya, Nafisah melihat kesekeliling tapi tak menemukan siapapun. Apa ada hantu di hutan ini? sudah berada di sekitar harimau dan Ular, sekarang ada Hantu? kenapa sial sekali hidupnya?.
"Diatas pohon..". Kata suara itu.. Nafisah melihat ke atas pohon dan ternyata teman temannya berada disana, jadi mereka sedari tadi melihat Nafisah dari atas pohon? really? bahkan mereka membiarkan Nafisah seperti orang bodoh sejak tadi.
"Pergilah selagi kau bisa pergi". Kata Nandra yang menyuruh Nafisah pergi dari ular dan juga harimau yang ada di dekatnya.
Nafisah yang memang melihat situasi antara ular dan juga harimau sedang memanas, memundurkan langkahnya perlahan agar tidak menimbulkan suara dan tidak dijadikan mangsa oleh mereka. Perseteruan antara dua hewan buas itu seperti perseteruan seorang kekasih asli dengan pelakor.. Tidak ada yang mau mengalah dan sedang dalam mode marah-marahnya..
Nafisah hampir tertawa karena memikirkan pikiran konyolnya sendiri, bagaimana bisa di situasi tegang begini Nafisah tetap bisa berpikir konyol? mungkin karena hidupnya sudah terlalu banyak kesakitan dan kehampaan, jadi melihat binatang buas saja Nafisah tetap baik-baik saja. Hah! Hidup.. Terkadang waktu membuat kita menjadi lebih kuat tanpa disadari..
Setelah Nafisah memastikan dirinya sudah jauh dari dua hewan buas itu, Nafisah bersembunyi di sekitar pohon besar. Tak lama dari atas pohon teman temannya meloncat dengan lihai dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa membuat suara bunyi yang berarti.. Nafisah menatap ke atas dan berdecak kagum dengan kelihaian mereka, apa disini Nafisah saja yang anak miskin dan tidak punya bakat apa apa?
"Kau hebat sekali, bisa tetap tenang saat berhadapan dengan hewan buas?". Kata Nasmira yang tiba tiba memeluk Nafisah.
Semua temannya turun dari atas pohon begitupula Nandra. Nafisah mengutuk kakak pembimbingnya ini, kenapa dia bersembunyi? apakah dia sepenakut itu?
"Dia itu bukan tenang, tapi bodoh!". Ujar Kak Nandra dengan nada sarkasnya. Nafisah mendelik sebal dan menutup kupingnya baik baik.
"Bilang saja kau Iri? iyakan? aku bisa menghindar dari ular dan Harimau disana, sedangkan Kak Nandra hanya bisa naik di atas pohon dan bersembunyi". Kata Nafisah dengan berani, dirinya merasa sebal jika diejek bahwa dirinya bodoh.
"Aku itu mengatur strategi untuk mengindari Harimau, bukannya bersembunyi. Orang pintar itu mengatur strategi terlebih dahulu sebelum berperang, bukan sepertimu yang seperti orang bodoh mengobrol dengan Harimau. lalu tiba tiba ular besar datang, untung saja kau tidak menjadi santapan makan malam mereka". Nandra berucap cerewed kali ini, Nafisah bahkan sudah berjalan ke arah depan Nandra dan bersedekap.
"Kau benar benar tidak takut? jadi strategi apa yang sudah kau dapatkan? katakan padaku kak Nandra? Bagaimana jika sekarang, kau kesana dan kau hadapi ular serta harimau itu! bagaimana? kau berani? kau itu hanya menyombongkan dirimu saja, lalu kau merasa Iri padaku. dan berkata bahwa aku bodoh? sebenarnya yang terjadi adalah kau yang bodoh dan juga penakut!". Ujar Nafisah dengan berani, Nandra yang mendengar perkataan konyol Nafisah hanya menggelengkan kepalanya heran.
"Aku tidak akan menuruti ucapanmu, Saat ini target kita adalah mencari tenda untuk tidur dan berkemah malam ini. bukan mengikuti perkataan konyolmu atau niat busukmu, sekarang berjalan lagi. kita kehabisan banyak waktu". Nandra berjalan lebih dulu meninggalkan Nafisah, temannya yang lain hanya tersenyum ke arah Nafisah dan mengikuti Nandra, Nafisah udah menghentak kakinya kesal karena Nandra bisa bisanya menganggap dirinya bodoh dan memiliki niat busuk? perkataan macam apa itu? dia itu jenis manusia sebenarnya atau manusia jadi-jadian sih? kesal sekali Nafisah dibuatnya.
"Sudah ayo Nafisah, kau malah terdiam.. aku tidak mau ya dimakan ular dan Harimau jika terlalu lama disini". Nasmira langsung berlari kecil mengikuti gerombolan lainnya dan Kak Nandra, Nafisah semakin memberenggutkan wajahnya dan berjalan dengan mood yang buruk.
Seharunya sebagai pembimbing Kak Nandra itu bisa mengapresiasi bakat terpendam Nafisah, bisa membuat Harimau tidak memakan dirinya. Ini malah dihina dan dikatain. apakah nasib orang miskin memang seperti ini ya? tidak terlihat hebat sedikitpun Dimata mereka. menyebalkan..
"Wajahmu jelek jika memberenggut terus seperti itu",. Tiba tiba suara Kak Nandra sudah ada disamping Nafisah, Nafisah hanya diam dan tak menanggapi ucapan Kak Nandra. pura pura tidak mendengar sejatinya.
Teman-teman Nafisah berada di depan dan fokus terhadap jalan, Nafisah yang melihat Nandra berada di sampingnya seperti hantu hanya bisa menghela nafas malas..
Nandra yang melihat Nafisah merajuk padanya hanya bisa tersenyum kecil lalu mengacak rambut Nafisah gemas. "Kau lucu jika sedang cemberut". Kata Nandra lagi.
"Jadi aku ini lucu atau jelek?", Tanya Nafisah yang sudah kesal karena ucapan Nandra yang berubah-ubah.
"Kau dua-duanya, aku suka dua duanya". Setelah mengatakan itu dengan pelan, Nandra berjalan lagi ke arah depan dan meninggalkan Nafisah dengan dadanya yang bergetar, apa maksud dari kata Suka Dua-duanya?. kenapa dadanya terasa aneh? ucapan Kak Nandra membuat hati Nafisah terasa hangat tiba tiba.
Nafisah buru-buru memukul kepalanya dan mengusir jauh-jauh pikiran konyol, ingat... ingat baik baik tujuan Nafisah di sekolah ini, sekolah dengan baik dan lulus tepat waktu serta mendapatkan beasiswanya keluar negeri. menjadikan dirinya sukses dan bisa membawa paman serta Bibinya berlibur keliling dunia..
Kak Nandra itu aneh, tadi saja di depan banyak teman temannya. Kak Nandra bersikap kasar, tapi giliran tadi di samping Nafisah saja dia bisa bisanya berkata sok manis seperti itu. mungkin Kak Nandra memiliki kepribadian ganda ya? Ihhh... Nafisah bergidik takut memikirkan hal itu, Nafisah sering menonton film tentang orang-orang yang terlihat baik diluar namun aslinya dia memiliki kepribadian ganda. Nafisah sudah sering diberitahu Bibinya bahwa tidak ada orang yang benar benar baik dan tiba tiba bersikap baik. Hanya ada dua alasan mereka melakukan itu, mereka membutuhkan bantuan kita atau mereka akan menjadikan kita objeknya semata..
Sebenarnya Nafisah tidak terlalu percaya akan hal itu, tapi saat melihat sikap kak Nandra yang tiba tiba aneh. Sekarang Nafisah mulai waspada saja, semoga saja ini hanya pikiran bodohnya.. jika itu benar terjadi, 3 tahun bertahan disekolah ini akan sangat sulit..